Hasil penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

Pemeriksaan imunohistokimia CD 10 dilakukan terhadap 44 sediaan blok paraffin jaringan histopatologi kista ovarium yang sebelumnya didiagnosa dengan pulasan Hematoksilin Eosin sebagai kista endometriosis dan kista lutein berdarah. Berdasarkan umur, distribusi sampel yang dimasukkan dalam penelitian ini tertampil pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi umur dari seluruh sampel kista ovarium yang digunakan dalam penelitian. Umur n 20 tahun 2 4,5 20-35 tahun 30 68,2 35 tahun 12 27,3 Total 44 100,0 Mean = 32,50 SD = 7,407 Minimum = 18 Maksimum = 49 Dari data distribusi yang digambarkan pada tabel 4.1., umur penderita kista ovarium berupa endometriosis dan kista lutein berdarah yang paling banyak adalah kelompok usia reproduktif yaitu umur 20-35 tahun, dengan jumlah sampel sebanyak 30 kasus 68,2. Dan sampel yang minimal adalah yang termasuk pada kelompok umur kurang dari 20 tahun, berjumlah 2 orang 4,5. Universitas Sumatera Utara Usia rata-rata penderita kista endometriosis ovarium dan kista lutein berdarah yang ikut dalam penelitian ini adalah 32,5 tahun, dengan usia yang paling muda adalah 28 dan yang paling tua adalah 49 tahun. Perincian distribusi jenis kista ovarium yang didiagnosis dari pemeriksaan konvensional Hematoksilin Eosin dan dari pewarnaan imunohistokimia CD 10 terhadap 44 sampel tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.2. Distribusi jenis kista berdarah ovarium berdasarkan pemeriksaan konvensional hematoksilin-eosin dan pewarnaan imunohistokimia CD 10. Karakteristik Parameter n Histopatologi Kista endometriosis 22 50,0 Kista lutein berdarah 22 50,0 Jumlah 44 100,0 Imunoekspresi CD 10 Positif 21 47,7 Negatif 23 52,3 Jumlah 44 100,0 Sediaan histopatologi konvensional yang diikutkan dalam penelitian ini ada dua kelompok yaitu kista endometriosis dan kista lutein berdarah masing- masing sebanyak 22 kasus 50. Dari penelitian ini, pewarnaan imunohistokimia CD 10 hanya ditemukan pada 21 kasus 47,7, dan selebihnya 23 kasus 52,3 negatif. Dengan pewarnaan imunohistokimia CD 10, ekspresi positivitas pada jaringan menunjukkan adanya sel stroma endometrium pada kista tersebut, sehingga hal ini bermakna kista tersebut adalah kista endometriosis. Begitu juga sebaliknya, hasil yang negatif akan menandakan bahwa kista tersebut Universitas Sumatera Utara bukanlah suatu kista endometriosis, melainkan jenis kista berdarah lainnya, yang mana dalam penelitian ini merupakan kista lutein berdarah. Sensitifitas dan spesifisitas pemeriksaan histopatologi konvensional kista endometriosis dan kista lutein berdarah terhadap pemeriksaan imunohistokimia CD 10 dengan uji Chi-square ditunjukkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Pengukuran sensitifitas dan spesifisitas pemeriksaan histopatologi konvensional kista endometriosis dan kista lutein berdarah terhadap pemeriksaan imunohistokimia CD 10 dengan uji Chi-square. Pewarnaan Histopatologi konvensional Total p- value Kista Endometriosis Kista Lutein Berdarah n n n IHK CD 10 Kista Endometriosis Positif 16 36,4 5 11,4 21 47,7 0,001 Kista Lutein Berdarah Negatif 6 13,6 17 38,6 23 52,3 Total 22 50,0 22 50,0 44 100,0 Hasil tabel 4.3. ini menunjukkan p-value = 0,001 p0,05, maka H ditolak artinya ada beda hasil pemeriksaan histopatologi konvensional dengan pemeriksaan imunohistokimia CD 10 dalam mengidentifikasi kista endometriosis ovarium dan kista lutein berdarah. Dari 22 kasus kista endometriosis yang ditemukan dari pemeriksaan histopatologi, sebanyak 16 orang 36,4 juga dinyatakan sebagai kista Universitas Sumatera Utara endometriosis dari hasil pemeriksaan imunohistokimia CD 10 true positive dengan sensitivitas sebesar 72,27. Dari 22 kasus kista lutein berdarah yang ditemukan dari pemeriksaan histopatologi, sebanyak 17 orang 38,6 juga dinyatakan sebagai kista lutein berdarah dari hasil pemeriksaan imunohistokimia CD 10 true negative dengan spesifisitas sebesar 77,27.

4.2. Pembahasan