PEMBAHASAN Pengaruh pH Saliva Terhadap Force Decay Elastomeric Chain.

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pH saliva terhadap force decay elastomeric chain dimana dilakukan secara in vitro dengan cara melakukan percobaan yang disesuaikan semirip mungkin dengan keadaan didalam mulut. Suhu pada percobaan ini diatur sesuai keadaan dalam mulut yaitu 37 Cara pengukuran besar force dari elastomeric chain dilakukan masing-masing 4 kali untuk tiap pH dan waktu dan diambil rata-ratanya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan uji Anova dan Uji Komparasi Ganda LSD. Hasilnya, bahwa pH saliva tidak secara langsung berpengaruh terhadap force decay elastomeric chain, dimana p 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan force decay elastomeric chain berdasarkan pH yang berbeda-beda akan tetapi besarnya force decay elastomeric chain akan dipengaruhi oleh pH saliva jika dikaitkan dengan waktu, dimana p 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay elastomeric chain berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman tertentu. Jadi semakin lama waktu perendaman elastomeric chain pada pH saliva dengan suasana basa maka C dengan pH yang berbeda-beda yaitu pH 4, pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, pH 9 dan pH 10. Dalam penelitian ini digunakan elastomeric chain produk Ortho organizer. Setiap perlakuan terdiri dari 4 sampel untuk masing-masing pH dan waktu, sehingga seluruhnya berjumlah 140 sampel dengan diameter sama yaitu 60 persen dari panjang mula-mula 20 mm yaitu 32 mm. Universitas Sumatera Utara besarnya force decay akan lebih besar dari pada pH saliva dengan suasana asam. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada tabel 3 sampai 6. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ferriter dkk yang meneliti efek pH pada tingkat degradasi kekuatan terhadap elastomeric chain yang dievaluasi dalam suatu studi in vitro. Pada penelitiannya nilai pH 4,95 dan 7,26 diseleksi untuk pengujian karena hal tersebut menghadirkan nilai yang berdekatan dengan nilai ekstrim plak yang dilaporkan dan pH air liur saliva yang dilakukan pengujian elastomeric chain dengan jarak yang sama, tingkat kekuatan awal yang sama dan tingkat degradasi kekuatan dicatat dalam kurun waktu 4 minggu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat degradasi kekuatan yang lebih besar pada suasana basa pH 7,26 daripada yang ada dalam suasana asam pH 4,95. Brawley melaporkan dalam penelitiannya force decay yang tejadi lebih besar pada pH basa dibandingkan dengan pH asam dalam kurun waktu 3 minggu. Tanpa melihat jarak peregangan, semua elastomeric chain mengalami force decay seiring dengan berjalannya waktu, bila dibandingkan dengan force awalnya. Tetapi ada elastomeric chain yang mengalami sedikit peningkatan gaya dalam periode waktu berikutnya. Hal ini dimungkinkan karena kesalahan pengukuran dan bukan merupakan masalah dari dalam bahan itu sendiri. 2,3,7,9 Deformitas plastis menyebabkan bahan tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pada penelitian ini terjadi deformitas plastis pada semua elastomeric chain. Semakin lama elastomeric chain diregang semakin besar kemungkinan terjadi deformitas plastis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bishara dan Universitas Sumatera Utara Adreasen 1970 bahwa efek deformitas plastis bermanifestasi sebagai suatu pengurangan dalam gaya atau kekuatan elastomeric chain. Secara keseluruhan terlihat bahwa terjadi force decay elastomeric chain pada masing-masing pH saliva seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini terbukti dari uji Anova pada tabel 7 sampai 13. Penurunan terbesar terjadi pada 24 jam pertama 1 hari setelah elastomeric chain diregang lalu dilakukan perendaman ke dalam saliva buatan, dimana terjadi penambahan panjang yakni 50 persen sampai 70 persen dari panjng mula-mula. Waktu terjadinya force decay terbesar pada penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bishara dan Andreasen 1970 dimana penurunan terbesar terjadi setelah 1 jam. 2,8 2,3,13,14 Secara klinis, jelas bahwa pH oral yang lebih rendah dari pada 7 akan memperlambat force decay elastomeric chain. Sebelum studi ini, peneliti tidak berharap menemukan bahwa pengurangan pH berkaitan dengan plak gigi dengan adanya karbohidrat yang dapat mengurangi force decay elastomeric chain dan kemudian menambah elastisitasnya. Ahli klinis harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan kondisi mulut pasien dan harus mempunyai kemampuan untuk elemen tertentu yang dapat mempengaruhi rencana mekanik yang perlu diseleksi. Hal tersebut tentu saja dapat dimengerti karena adanya perbedaan merk dan gaya elastik serta jarak peregangannya. 3 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN