literatur mengenai perubahan besar force decay elastomeric chain yang disebabkan oleh waktu dan pH saliva maka akan dilakukan penelitian pada laboratorium in vitro
untuk mengukur force decay elastomeric chain pada suasana pH saliva yang berbeda.
Ahli klinis melakukan kontrol untuk kekuatan awal yang digunakan dan waktu antara perubahan elastomeric chain, namun variabel yang mempengaruhi
tingkat force decay elastomeric chain yang berhubungan dengan perawatan ortodonti ternyata belum dipahami sepenuhnya.
3
1.2 Rumusan masalah
Untuk meningkatkan efisiensi kerja ortodontis perlu dikembangkan penelitian apakah terdapat pengaruh pH saliva terhadap force
decay elastomeric chain, lalu hasilnya nanti dapat dipergunakan dalam mengevaluasi dan mempertahankan force elastomeric chain dalam lingkungan konstan pada tingkat
pH yang berbeda dan sebagai gambaran dan patokan waktu yang efektif dalam penggunaan elastomeric chain.
1. Apakah ada perbedaan force decay elastomeric chain pada kondisi pH
saliva yang berbeda ? 2.
Apakah ada perbedaan force decay elastomeric chain pada kondisi pH saliva berbeda dengan waktu tertentu ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya pengaruh pH saliva terhadap force decay yang dihasilkan elastomeric chain dengan waktu dan jarak peregangan waktu
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Hipotesis
1. Ada perbedaan force decay elastomeric chain pada kondisi pH saliva
yang berbeda. 2.
Ada perbedaan force decay elastomeric chain pada jarak waktu tertentu.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui lama penggantian
elastomeric chain yang ideal pada kondisi pH saliva yang berbeda 2.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Elastik Ortodonti
Elastik ortodonti berperan penting pada perawatan maloklusi dengan berbagai tehnik perawatan piranti cekat. Elastik digunakan untuk membantu menghasilkan
gaya yang diperlukan untuk menggerakkan gigi yakni berfungsi untuk meretraksi gigi depan, pergeseran molar ke mesial, perawatan pada kasus klas II dan klas III,
penutupan ruangan karena pencabutan gigi, koreksi overbite dan overjet, koreksi midline dan sebagainya.
Alexander menyebutkan, ada 3 hal yang menjadi dasar
penggunaan elastik pada bidang ortodonti, yaitu untuk melakukan koreksi sagital gigi-geligi rahang bawah terhadap gigi-geligi rahang atas, melakukan koreksi midline
atau gigitan silang dan untuk membantu menyempurnakan oklusi pada akhir perawatan.
Dikenal ada 2 bahan dasar elastik yang banyak digunakan, yakni elastik sintetis plastik yang merupakan polimer amorf terbuat dari bahan polyurethane dan
elastik latekskaret yang terbuat dari bahan dasar karet alam. Penurunan force karet lebih kecil dibandingkan dengan elastik sintetis seperti elastomeric chain dan elastik
intra oral non lateks.
1,6
4,6
Bishara dan Andersen 1970 pada penelitiannya yang membandingkan elastik karet dengan elastik sintetis mendapatkan bahwa elastik karet
mempunyai gaya yang lebih konstan dibandingkan elastik sintetis. Pada jam pertama elastik karet menurun 10 persen, sedang elastik sintetis 43 persen. Pada hari pertama,
elastik karet menurun 17,2 persen dan elastik sintetis 54,7 persen. Pada minggu
Universitas Sumatera Utara
pertama, elastik karet menurun 21,9 persen dan elastik sintetis 60,5 persen. Akhirnya setelah 3 minggu gaya yang masih tersisa elastik karet 74,9 persen, sedangkan pada
elastik sintetis 32,5 persen. Akan tetapi elastik karet mempunyai kekurangan, yakni memerlukan kerja
sama pasien dalam penggunaannya. Mayoritas dari elastik ortodonti yang di pasarkan adalah elastik karet. Sejak awal tahun 1990 produk sintetik telah ditawarkan di pasar
selama pasien-pasien sensitif terhadap elastik karet dan dijual sebagai elastik non karet.
1,2,4
2.2 Elastomeric Chain