Pembangunan Perencanaan Pembangunan Bentuk Partisipasi

38 lain bahkan juga hubungan kegiatan organisasi dengan organisasi lainnya sehingga masing-masing mengetahui apa yang harus diperbuat, apa alat yang digunakan, bagaimana cara, kapan, dimana, dan lain-lain yang menjadi ketepatan pelakasanaan. Sitanggang, 1999: 65

1.5.5 Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu proses pembaharuan yang kontinu dan terus- menerus dari satu keadaaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Dalam pelaksanaan pembangunan melibatan masyarakat luas, sesuai dengan arah dan kebijaksanaan yang ditetapkan dalam proses pembangunan. Menurut SP Siagian 1983: 23, pembangunan itu sendiri adalah sebagai usaha atau rangkaian usaha, pertumbuhan, perubahan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa Nation Building. Dalam pandangan Coralie Bryant dan Louise White dalam “Managing Development in the Third World” 1982, 14, pembangunan ialah upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Ada lima implikasi utama defenisi tersebut. 1 Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik individu maupun kelompok capacity. 2 Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemerataan nilai dan kesejahteraan equity. 3 Pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. 39 Kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih, dan kekuasaan untuk memutuskan empowerment. 4 Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara mandiri sustainability. 5 Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu dengan negara yang lain dan menciptakan hubungan saling menguntungkan dan saling menghormati interdependence. Ndraha, 1990: 15

1.5.6 Perencanaan Pembangunan

Dalam beberapa literatur perencanaan pembangunan development planning, pembahasan terhadap pentingnya perencanaan ini sering di kaitkan dengan pembangunan itu sendiri. Pentingnya aspek perencanaan yang di kaitkan dengan aspek pembangunan dapat diklasifikasikan menjadi dua topik utama, yaitu: a. Perencanaan sebagai “alat” dari pembangunan b. Pembangunan sebagai tolak-ukur dari berhasil tidaknya pembangunan tersebut. Perencanaan dianggap sebagai “alat” pembangunan, karena perencanaan memang merupakan alat strategis dalam menuntun jalanya pembangunan. Suatu perencanaan yang disusun secara acak-acakan tidak sistematis dan tidak memperhatikan aspirasi target group sasaran, maka pembangunan yang di hasilkan juga tidak seperti yang diharapkan. Dengan demikian dalam konteks perencanaan sebagai “alat”, maka ia mempunyai keunggulan koprehensif; yang antara lain adalah sebagai berikut: 40 a. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. b. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat penentuan berbagai alternatif dari berbagai kegiatan pembangunan. c. Perencanaan dapat dipakai sebagai penentuan skala prioritas. d. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat “peramalan” forecasting dari kegiatan pada masa akan datang. Disisi lain, perencanaan dapat dipandang sebagai “tolak ukur” dari keberhasilan dan kegagalan dari pembangunan yang mengandung arti bahwa kegiatan pembangunan yang “gagal” bisa jadi karena aspek perencanaannya yang “tidak baik”, dan begitu pula sebaliknya. Sebagai tolak ukur keberhasilan dan kegagalan pembangunan, maka perencanaan selalu direvisi pada setiap saat atau pada jangka waktu tertentu. Maksudnya, tentu saja untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan untuk dipakai sebagai pedoman perbaikan dan pelaksanaan pembangunan di masa mendatang. Soekartiwi, 1990: 24 Menurut Undang-undang No. 25 tahun 2004 Perencanaan Pembangunan terdiri atas empat tahap, yaitu: a. Tahap penyusunan rencana Tahap ini di laksanakan untuk dapat menghasilkan rancangan lengakap suatu rencana yang sudah siap untuk di tetapkan terdiri dari empat langkah: 1. Penyiapan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik menyeluruh dan terukur. 2. Masing-masing instansi menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rencana pembangunan yang telah disiapkan. 41 3. Melibatkan masyarakat dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing pemerintah melalui musyawarah perencanaan pembangunan Musrembang. 4. Langkah terakhir adalah penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. b. Tahap penetapan rencana Tahap ini dimana penetapan rencana tersebut menjadi produk hukum yang mengikat semua pihak yang melaksanakannya. c. Tahap pengendalian pelaksanaan rencana Tahap ini dimaksudkan untuk menjamin tercapai tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang pada rencana kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan kementrianlembagasatuan kerja perangkat daerah. d. Evaluasi pelaksanaan Evaluasi pelaksanaan adalah bagian dari perencanaan pembangunan secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian tujuan sasaran dan kinerja pembangunan. Proses perencanaan pembangunan nasional dalam hal perencanaan menurut jangka waktu di bagi tiga, yaitu: 1 Rencana pembangunan jangka panjang, yang selajutnya di singkat dengan RPJP dan dokumen perencanaan untuk periode 20 tahun. 2 Rencana pembangunan jangka menengah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJM dan dokumen perencanaan untuk 5 tahun. RPJM ini disebut dengan rencana strategis kementrian Renstra-KL adalah dokumen perencanaan 42 kementrian atau lembaga untuk priode 5 tahun. Untuk perangkat satuan daerah disebt dengan Renstra-SKPD, adalah dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 5 tahun. 3 Rencana Pembangunan Tahunan Nasional yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 tahun. Rencana Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 tahun. Rencana Pembangunan Tahunan Kementrian atau Lembaga yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Kementrian Lembaga Renja-KL adalah dokumen perencanaan kementrian atau lembaga untuk periode 1 tahun. Rencana Pembangunan yang disebut dengan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan satua kerja perengkat daerah untuk periode 1 tahun.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih diuji kebenaranya. Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana penulis kemukakan diatas, maka penulis akan mengemukakan hipotesis penelitian yakni “ Terdapat Pengaruh yang Positif dan Signifikan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan.” Jika: Ha : p ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar dari nol atau - dari nol berarti ada penngaruhnya dan hipotesa ini dapat diterima,