Pengertian dan Tujuan Sistem Pengawasan Intern

B. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengawasan Intern

Sistem Pengawasan intern merupakan istilah yang digunakan untuk menentukan apakah telah terjadi penyimpangan – penyimpangan pelaksanaan dalam hubungannya dengan penyusunan dan pemeriksaan admnistrasi perusahaan. Sistem pengawasan intern sering juga disebut dengan sistem pengendalian intern dimana kedua istilah ini lazim digunakan di Indonesia, istilah mana yang akan digunakan tergantung pada masing – masing pemakainya. Pada tulisan ini penulis menggunakan istilah sistem pengawasan intern. Sistem pengawasan intern mempunyai beberapa pengertian yang akan diterangkan sebagai berikut : Menurut Commite of Sponsoring Organization COSO dalam buku Modern Auditing, Boynton William 2001:325 menyatakan bahwa : Pengawasan intern adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan personel yang lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu : • Keandalan laporan keuangan, • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, • Efektifitas dan efisiensi operasi. Pengawasan intern dalam artian yang dibuat oleh AICPA adalah sebagai berikut : “ pengawasan intern meliputi struktur organisasi dan semua cara – cara dan alat – alat yang dikoordinasi yang digunakan dalam perusahaan dan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi dalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu” Universitas Sumatera Utara Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa sistem pengawasan intern mempunyai banyak pengertian, walaupun dengan arti yang hampir sama. Jika disimpulkan sistem pengawasan intern dapat menjadi dua pengertian saja, yaitu dalam artian sempit dan artian luas. Dalam artian sempit sistem pengawasan intern merupakan pengecekan dan penjumlahan mendatar cross footing maupun penjumlahan menurun down footing, sedangkan dalam artian yang luas sistem pengawasan intern tidak hanya meliputi pengecekan saja tetapi meliputi seluruh hal yang digunakan pihak intern perusahaan manajemen dalam mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan dilakukan dengan tujuan agar dapat memajukan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan, menjaga harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, membantu menjaga dilaksanakannya kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen sebelumnya. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi.  Pengawasan akuntansi adalah pengawasan meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan akuntansi, umumnya meliputi pemisahan fungsi, pemeriksaan penyimpangan dalam pencatatan, serta pengawasan fisik atas kekayaan.  Pengawasan administrasi adalah pengawasan meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan, pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan catatan Universitas Sumatera Utara akuntansi misalnya analisa statistik, studi waktu dan gerak, program pengalihan karyawan, dan pengendalian mutu. Jika dilihat dari defenisi pengawasan intern diatas, pengawasan intern mempunyai tujuan yang sangat diharapkan yaitu :

a. Menjaga keamanan harta perusahaan

Menjaga keamanan harta perusahaan dan mencegah serat menemukan kesalahan-kesalahan adalah tugas dari manajemen. Perlindungan yang dilakukan pengawasan intern yang baik terhadap kesalahan manusia merupakan hal yang sangat penting, agar mengurangi kemungkinan kesalahan atau kecurangan. Dengan adanya pengawasan intern yang baik akan membuat pihak - pihak yang berkepentingan menaruh kepercayaan terhadap perusahaan atas data-data yang tersedia. b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Dalam mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, diperlukan sistem administrasi dan akuntansi yang baik yaitu dengan mengadakan formulir dan bukti pencatatan yang dipakai sebagai dasar pengawasan. Bila terjadi suatu transaksi, maka untuk menangani transaksi tersebut diserahkan oleh beberapa orang sehingga dapat diharapkan pengawasan otomatis yang akan timbul di antara orang-orang yang menangani transaksi tersebut. Berdasarkan formulir dan bukti yang tersedia akan dapat diketahui apakah pencatatan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara

c. Mendorong Efesiensi

Untuk mendorong efesiensi dalam operasi perusahaan, perlu diadakan sistem dan prosedur operasional terhadap setiap bagian operasi perusahaan, agar berjalan dengan lancar dan tertib. d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengawasan intern memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh perusahaan.

C. Unsur - Unsur Gaji dan Upah