H. Pembacaan dilakukan pada jam ke 48, 72 dan 96 atau dilepas lebih awal jika timbul keluhan sangat gatal atau rasa terbakar pada lokasi uji tempel
berdasarkan kriteria pembacaan uji tempel dari The North American Contact Dermatitis Group.
I. Hasil tes tempel yang positif bermakna dinilai relevansinya dengan anamnesis dan gambaran klinis. Hasil relevansi positif dianggap sebagai penyebab.
pembacaan dilakukan 15 menit setelah plester di lepaskan. J. Pasien diberi catatan tentang hasil uji tempel yang positif bermakna.
3.10 Definisi operasional
3.10.1 Umur adalah umur pasien yang dihitung berdasarkan tanggal lahir, apabila lebih besar dari 6 bulan dilakukan pembulatan keatas dan apabila lebih kecil dari 6
bulan dilakukan pembulatan kebawah. 3.10.2 Dermatitis kontak nikel adalah proses peradangan pada kulit karena reaksi
hipersensitivitas tipe lambat yang disebabkan karena adanya kontak dengan bahan yang mengandung nikel.
3.10.3 Interleukin 5 adalah suatu interleukin yang diproduksi oleh sel T helper-2 dan sel mast.
3.10.4 Uji tempel adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu zat-zat tertentu dapat menyebabkan dermatitis kontak dengan menggunakan
alergen nikel sulfat 5 dalam vaseline dan pembacaan hasil uji tempel tersebut
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan kriteria The North American Contact Dermatitis Group dan disesuaikan dengan derajat reaksi yang terjadi, yaitu - bila negatif tidak ada
reaksi, + ? bila reaksi meragukan hanya eritema, + bila
reaksi positif
lemah eritema, infiltrasi, papel +-, ++ bila reaksi positif kuat eritema, infiltrasi, papel, vesikel dan +++ bila reaksi positif sangat kuat reaksi ++
disertai bula.
3.10.5 Infeksi parasit adalah infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh parasit, dalam hal ini adalah Schistosoma mansoni yang didiagnosis melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
3.10.6 Dermatitis Atopi adalah suatu penyakit kulit berupa peradangan kronis dan residif yang paling sering dijumpai pada bayi dan kanak-kanak dan sering berhubungan
dengan gangguan fungsi sawar kulit, sensitisasi terhadap alergen, peningkatan kadar IgE dalam serum dan adanya riwayat atopi pada keluarga atau penderita
berupa dermatitis atopik, rhinitis alergi dan atau asma bronchial yang didiagnosis melalui kriteria Hanifin Rajka.
3.11 Pengolahan dan analisa data
Keseluruhan data dianalisis dengan memakai sistem komputer. Data kategorikal ditampilkan dalam bentuk persentase sedangkan data numerikal dalam bentuk mean
dengan standart deviasi SD. Batas kemaknaan p yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Dikatakan bermakna jika nilai p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui normalitas dari distribusi data dilakukan uji Shapiro Wilik. Karena data yang didapatkan pada penelitian ini mempunyai distribusi normal, maka
untuk uji analisis statistik rerata dua variabel numerik IL-5 berdasarkan kelompok kasus dan kontrol, jenis kelamin dan kelompok umur dipakai uji t-independen. Sedangkan
untuk uji analisis statistik rerata variabel numerik yang lebih dari dua kelompok IL-5 berdasarkan derajat kepositifan uji tempel digunakan uji Anova. Untuk menilai
hubungan antara variabel kadar IL-5 dengan derajat kepositifan uji tempel terhadap nikel, digunakan uji korelasi parametrik Pearson karena data mempunyai distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
3.12 Kerangka operasional 3.3.11.i