Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

53 Jadi hukum adalah suatu norma sikap prilaku yang menjadi panutan masyarakat, bila melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan perbuatan yang diperbuatnya. Adat atau adat-istiadat yang dikemukakan disini dapat dikatakan identik dengan resam, karena resam sebagaimana kata Hoetomo 2005 juga adalah adat kebiasaan atau aturan-aturan yang menjadi adat. Masyarakat Kluet sebagai suatu komunitas yang juga mempunyai adat istiadat tersendiri terlihat telah memelihara adat-istiadatnya secara turun-temurun baik berkenaan dengan kelahiran anak, sunat rasul, perkawinan, kematian, pengobatan, turun ke sawah dan lain sebagainya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Yusfadh 2007 dalam penelitiannnya analisis partisipasi masyarakat dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur pasca bencana di Kecamatan Singkil menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan partisipasi masyarakat untuk memperbaiki kondisi yang rusak akibat bencana di lingkungan mereka sangatlah rendah. Hanya sebagian kecil masyarakat yang mau dan pernah secara bersama-sama melakukan kegiatan untuk memperbaiki kondisi dalam lingkungannya. Rendahnya kemauan masyarakat untuk turut aktif dalam mengatasi permasalahan di lingkungannya seperti masalah banjir, pengamanan pantai, dan lain-lain juga disebabkan oleh tidak adanya peran dari Pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam pembangunan, selain kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi yang masih rendah. Universitas Sumatera Utara 54 Kaitannya dengan pemahaman masyarakat terhadap pembangunan yang partisipatif masih sangat kurang. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden di Kecamatan Singkil memahami pembangunan partisipatif hanya sebagai keikutsertaan secara fisik atau ikut memberikan tenaga pada pelaksanaan di lapangan. Masyarakat belum memahami apa saja peran yang dapat diberikan dalam proses perencanaan sehingga masyarakat belum menganggap proses perencanaan sebagai tahapan yang memerlukan keterlibatan masyarakat untuk berperan serta. Pada penelitian ini juga ditanyakan kepuasan masyarakat terhadap hasil pembangunan yang pada umumnya berada pada tingkat tidak memuaskan. Hal ini terkait dengan kondisi infrastruktur dan perumahan pada saat penelitian ini dilakukan, yang dinilai masyarakat belum memberikan hasil seperti yang diinginkan berdasarkan persepsi masyarakat. Penilaian ini berdasarkan atas persepsi masyarakat masing- masing yang langsung merasakan hasil pembangunan yang telah dicapai. Penelitian dari Aceh Recovery Forum 2006, menyimpulkan bahwa laporan menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan-permasalahan mendasar yang dialami oleh masyarakat yang berkaitan dengan perumahan dan infrastruktur, livelihood, pendidikan, dan kesehatan. Permasalahan-permasalahan tersebut tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang terjadi pada masa tanggap darurat. Untuk sektor perumahan dan infrastruktur, sebagian masyarakat mendapatkan bantuan rumah yang asal jadi, material rumah yang jelek, infrastruktur publik yang belum tersedia, dan sebagainya, sedangkan untuk sektor livelihood permasalahan yang paling mencuat adalah kurangnya akses masyarakat untuk mendapatkan modal Universitas Sumatera Utara 55 bantuan usaha akibat tidak adanya lembaga finansial mikro yang peduli dan mau memberikan bantuan kepada usaha-usaha kecil. Untuk sektor pendidikan, yang menjadi permasalahan adalah lambannya pembangunan gedung sekolah, kurangnya tenaga didik, buku paket dan perlengkapan sekolah lainnya. Sedangkan untuk bidang kesehatan, pelayanan kesehatan yang masih minim. Permasalahan-permasalahan tersebut masih belum tertangani sepenuhnya. Dalam kesimpulan lain yang dibuat oleh Java Reconstruction Fund JRF 2008 dalam rangka Melaksanakan Rekonstruksi Berbasis Masyarakat, Meningkatkan Transparansi menyimpulkan bahwa pelajaran yang didapatkan selama dua tahun ini menunjukkan pentingnya hubungan kerja yang erat antara Java Reconstruction Fund JRF dan Pemerintah Indonesia 2006; peranan pendekatan berbasis masyarakat dalam penerapan efektif dari proyek; kebutuhan peningkatan kapasitas teknis masyarakat untuk memastikan bahwa rumah-rumah yang dibangun tahan gempa; dan pentingnya serta tantangan penerapan standar keselamatan seismik dalam konstruksi gedung dan infrastruktur.

2.3. Kerangka Konseptual