membuat rekomendasi bagi industri kebugaran berdasarkan pada penelitian yang luas menyarankan minum 10-12 gelas per hari. Bila olahraga kurang dari satu jam,
direkomendasikan untuk minum 200 ml satu gelas setiap 15 menit Urquart, 2003. Air yang mencukupi kebutuhan yang diperlukan tubuh dengan sifat-sifat yang
dimilikinya akan dapat menstabilkan suhu tubuh, melancarkan proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh serta melancarkan kegiatan internal dan eksternal di dalam
tubuh. Kekurangan air yang berlebihan di dalam tubuh, sehubungan dengan keluarnya keringat yang terlalu banyak, diare, dan muntah-muntah,akan menimbulakan kekeringan
pada tubuh dehidrasi dan kehilangan elektrolit-elektrolit Kartasapoetra, 2005.
4. Gangguan-gangguan Akibat Nutrisi
a. Masalah Gizi Kurang
Keadaan penyakit kekurangan gizi terbagi menjadi dua kelas, yaitu : 1. Penyakit kurang gizi primer
Terjadi apabila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya
distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya.
2. Penyakit kurang gizi sekunder Penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan absorpsi zat gizi atau
gangguan metabolisme zat gizi Syafiq, 2008.
Kurang Energi Protein KEP
Kurang Energi Protein KEP disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein. KEP dapat menghambat pertumbuhan,
Universitas Sumatera Utara
rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi, dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan Almatsier, 2003.
Defisiensi energi yang menonjol dikenal dengan marasmus, bila gejala defisiensi protein yang dominan disebut kwashiorkor, dan gambaran umum yang sering terjadi
merupakan gejala campuran disebut marasmus-kwashiorkor Syafiq, 2008.
Anemia Gizi Besi AGB
Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kekurangan zat besi AGB. Prevalensi AGB pada remaja usia 10-14 tahun yaitu 57,5 .
Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin Hb atau hematokrit nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah,
meningkatnya kerusakan eritrosit, atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan penting dalam kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi lainnya, kondisi
nongizi, dan kelainan genetik juga memainkan peranan penting terhadap anemia. Penyebab masalah AGB adalah kurangnya daya beli masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan biologik tinggi, dan pada perempuan ditambah dengan kehilangan darah melalui haid atau persalinan.
AGB menyebabkan penurunan kemampuan fisik atau produktivitas kerja, penurunan kemampuan berfikir, dan penurunan antibodi sehingga mudah terserang
infeksi. Penanggulangannya dilakukan melalui pemberian tablet atau sirup besi kepada kelompok sasaran Almatsier, 2003.
b. Masalah Gizi Lebih Obesitas