cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan, setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan energi Syafiq, 2008.
Perilaku makan sehat harus didiskusikan dan didukung dengan perhatian khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi pada remaja. Berdasarkan latar belakang
di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ” Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala
Bhayangkari 1 Medan Tahun 2009” .
B. Perumusan Masalah.
Bagaimana pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sumber informasi remaja putri mengenai nutrisi bagi kesehatan.
b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan yang meliputi pengertian nutrisi, manfaat atau peran gizi pada pertumbuhan,
jenis zat gizi, gangguan-gangguan akibat nutrisi, dan penilaian status gizi.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat penelitian
1. Bagi institusi pendidikan untuk dijadikan bahan masukan dan
memberikan informasi bagi guru dan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan.
2. Bagi responden untuk menambah pengetahuan remaja putri tentang
pentingnya nutrisi bagi kesehatan. 3.
Bagi peneliti sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode penelitian yang telah dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesexzv orang over behaviour Notoatmodjo, 2003.
2. Sumber Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2003, sumber pengetahuan dapat diperoleh melalui : a.
Pengalaman langsung. b.
Media massa, misalnya : surat kabar dan majalah. c.
Media elektronika, misalnya : radio dan televisi. d.
Buku petunjuk. e.
Petugas kesehatan. f.
Media poster.
3. Tingkatan Pengetahuan dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall
Universitas Sumatera Utara
terhadap suatu spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami Comprehention
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
c. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi lain. d. Analisis Analysis
Analisis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut
dan masih dalam kaitan satu sama lain. e. Sintesis Synthesis
Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk menerangkan atau meletakkan satu hubungan yang logis dari komponen-komponen yang dimiliki.
Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
f. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada Notoatmodjo, 2005.
B. Remaja Puteri
1. Pengertian
Remaja putri merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana terjadi perubahan fisik, mental, dan psikososial yang cepat sehingga berdampak
pada aspek kehidupannya Wiknjosastro, 2006. Remaja menurut berbagai sudut pandang :
a. Remaja menurut hukum Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menetapkan
definisi anak sebagai seorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Batasan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa pada usia inilah
tercapai kematangan mental, pribadi, dan sosial walaupun kematangan biologis mungkin sudah terjadi lebih awal pada waktu usia belasan tahun Soetjiningsih,
2004. b. Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik
Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi pertama pada anak wanita. Ada anak wanita yang sudah menstruasi pada
usia 9 tahun, 10 tahun, dan ada juga yang baru menstruasi pada umur 17 tahun. Jadi, menentukan titik awal dari masa remaja sudah cukup sulit, menentukan titik
Universitas Sumatera Utara
akhirnya lebih sulit lagi karena remaja dalam arti luas lebih besar jangkauannya daripada masa puber itu sendiri.
c. Batasan remaja menurut WHO WHO menetapkan batasan usia 10-12 tahun sebagai batasan usia remaja. WHO
menyatakan definisi di atas didasarkan pada usia kesuburan fertilitas yang membagi kurun usia dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja
akhir 15-20 tahun. d. Definisi remaja untuk masyarakat Indonesia
Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan usia 11-24 tahun dan belum menikah Sarwono, 2004.
2. Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut ciri-ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1. Masa remaja awal 10-12 tahun
a. Lebih dekat dengan teman sebaya. b. Ingin bebas.
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak. 2. Masa remaja tengah atau madya 13-15 tahun
a. Mencari identitas diri. b. Timbulnya keinginan untuk kencan.
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam. d. Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.
e. Berkhayal tentang seks. 3. Masa remaja akhir 16-19 tahun
a. Pengungkapan kebebasan diri.
Universitas Sumatera Utara
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya. c. Mempunyai citra jasmani dirinya.
d. Dapat mewujudkan rasa cinta. e. Mampu berfikir abstrak Soetjiningsih, 2004
3. Perubahan Fisik Masa Remaja
Terjadi perubahan fisik yang cepat pada remaja termasuk pertumbuhan organ- organ reproduksi untuk mencapai kematangan sehingga mampu melangsungkan fungsi
reproduksi. Tanda-tanda perubahan tersebut yaitu : a. Tanda seks primer yaitu berhubungan langsung dengan organ seks :
1. Terjadinya haid pada remaja putri menarche 2. Terjadi mimpi basah pada laki-laki.
b. Tanda-tanda seks sekunder yaitu : 1. Pada remaja putra
Perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis,
jambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak. 2. Pada remaja putri
Pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut disekitar kemaluan Wiknjosastro, 2006.
4. Perubahan Psikologis Masa Remaja
Menurut Herdalena tahun 2008, pada remaja juga terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan, dan tanggung jawab yang dihadapi. Pada masa ini
remaja mulai tertarik pada lawan jenis. Remaja perempuan akan berusaha untuk kelihatan atraktif dan remaja laki-laki ingin terlihat sifat kelaki-lakiannya. Beberapa
Universitas Sumatera Utara
perubahan mental lain yang juga terjadi adalah berkurangnya kepercayaan diri malu, sedih, khawatir, dan bingung. Remaja juga canggung terhadap lawan jenis. Remaja
akan lebih senang pergi bersama temannya daripada tinggal di rumah dan cenderung tidak menurut pada orang tua, cari perhatian, dan bertindak tanpa berpikir terlebih
dahulu. Hal ini akan membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh temannya. Remaja
perempuan sebelum menstruasi akan menjadi sangat sensitif, emosional, dan khawatir tanpa alasan yang jelas Wiknjosastro, 2006.
C. Nutrisi atau Zat Gizi
1. Pengertian
Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan disebut ilmu gizi. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu
yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa. Dalam perkembangan selanjutnya, ilmu gizi
mulai dari pengadaan, pemilihan, pengolahan sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup 2
komponen penting yaitu makanan dan kesehatan Rahman, 2008. Agar makanan dapat berfungsi maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak
hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga dapat memenuhi fungsinya dan zat-zat ini disebut gizi. Dengan kata lain, makanan yang kita
makan sehari-hari harus dapat memenuhi dan meningkatkan kesehatan Rahman, 2008. Menurut Undang-Undang RI No.7 tahun 1996, pangan adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
Universitas Sumatera Utara
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau minuman.
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan, dan memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari
Kartasapoetra, 2005. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-
unsurikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh Almatsier, 2004.
2. Manfaat atau Peran Gizi pada Pertumbuhan Remaja
Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengonsumsi berbagai bahan makanan. Zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi
tadi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk : a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi
mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan. b. Memperoleh energi guna melakukan pekerjaan fisik sehari-hari, menjaga
kelangsungan homeostasis, dan fisiologis tubuh. c. Mengganti jaringan tubuh yang rusak dan berperan dalam mekanisme pertahanan
tubuh. d. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan
tubuh lain Kartasapoetra, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Asupan energi mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan bila asupan tidak adekuat menyebabkan seluruh unit fungsional remaja ikut menderita antara lain derajat
metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik, dan maturasi seksual. Masa remaja merupakan masa rawan gizi karena kebutuhan akan gizi sedang
tinggi-tingginya. Permasalahan yang sering kita alami adalah rasa tidak percaya diri karena tubuh dinilai kurang atau tidak ideal, baik oleh orang lain maupun oleh dirinya
sendiri. Ada beberapa alasan mengapa zat-zat gizi dibutuhkan oleh remaja :
a. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat dan tinggi badan. Pertumbuhan yang sangat cepat dimulai pada usia
10-11 tahun pada perempuan, mereka akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 16 kg dan tinggi badan 16 cm. Sebaliknya pada laki-laki, peningkatan berat badan
dan tinggi badan terjadi pada usia 12-13 tahun, yaitu 20 kg dan 20 cm. b. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi, misalnya tumbuhnya
payudara, berkembangnya vagina, penis, bulu-bulu di sekitar kemaluan dan ketiak, dan menstruasi untuk perempuan. Kalau kebutuhan gizi tidak diperhatikan maka
akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada perempuan karena nantinya akan menyebabkan menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga
panggul tidak berkembang sehingga sulit saat melahirkan, kesulitan pada saat hamil, serta saat menyusui.
c. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan zat-zat gizi, dengan contoh dimulainya masa mencari identitas diri,
keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya, dan mulai tertarik dengan lawan jenis menyebabkan remaja sangat menjaga penampilannya, kebiasaan ”ngemil” yang
Universitas Sumatera Utara
rendah gizi seperti makanan ringan yang saat ini banyak dijual di toko-toko yang dapat mengurangi selera makan., kebiasaan makan makanan siap saji fast food
yang terlalu tinggi kandungan kalorinya yang berefek menjadi gemuk, serta kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.www.info-sehat.com
3. Jenis Zat Gizi
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang ditemukan dalam biji-bijian, sayuran, buah, dan gula adalah sumber diet energi utama. Gula dikenal sebagai karbohidrat sederhana, zat tepung dan
serat sebagai karbohidrat kompleks. Padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan kering dan hasil olahan seperti bihun, mie, roti, dan tepung dapat dimanfaatkan sebagai sumber
karbohidrat. Sayuran umbi seperti wortel, bit, dan kacang-kacangan relatif lebih tinggi kandungan karbohidrat dibanding sayuran daun. Beras, jagung, sagu, singkong, dan talas
digunakan sebagai makanan pokok penduduk diberbagai wilayah Indonesia. Kebutuhan karbohidrat menurut anjuran WHO 1990 adalah 55-75 persen dari total konsumsi
energi diutamakan berasal dari karbohidrat kompleks dan 10 persen berasal dari gula sederhana. Demikian juga kebutuhan serat sehari menurut Lembaga Kanker Amerika
menganjurkan 20-30 gram sehari. Pola makan penduduk Indonesia umumnya kaya serat dari kacang-kacangan, sayuran, dan buah Syafiq, 2008.
Fungsi karbohidrat dalam tubuh antara lain : 1. Sebagai sumber energi yang paling murah dibandingkan lemak maupun protein,
setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. 2. Memberi volume pada isi usus dan melancarkan gerak peristaltik usus sehingga
memudahkan pembuangan faeces. 3. Bagian struktur sel dalam bentuk glikoprotein yang merupakan reseptor hormom.
Universitas Sumatera Utara
4. Simpanan energi dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen yang mudah dimobilisasi.
5. Penghemat protein dan pengatur metabolisme lemak. 6. Memberi rasa manis pada makanan.
7. Memberi aroma serta bentuk khas makanan Syafiq, 2008. b.
Lemak
Minyak nabati seperti minyak kelapa sawit, kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, margarin, mentega, lemak daging hewan, dan ayam merupakan sumber
utama lemak. Selain itu, kacang-kacangan, biji-bijian, krim, susu, keju, dan kuning telur serta makana berlemak atau bersantan juga sebagai sumber lemak. Sayuran dan buah
umumnya sedikit mengandung lemak, kecuali kelapa dan alpukat. Pada tahun 1989 Guthri mengatakan, WHO menganjurkan konsumsi lemak berkisar 15-30 persen dari
total kebutuhan energi. Jumlah tersebut dianggap memenuhi kebutuhan asam lemak esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Dari kebutuhan tersebut paling
banyak 10 persen berasal dari lemak jenuh dan 3-7 persen lemak tidak jenuh dan konsumsi kolesterol dianjurkan kurang dari 300 mg sehari Syafiq, 2008.
Berbagai fungsi lemak antara lain : 1. Sumber energi menghasilkan kalori 9 kkal setiap gram lemak.
2. Sebagai sumber asam lemak esensial asam linoleat dan asam linoleat. 3. Lemak sebagai pelarut vitamin
4. Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesa protein. 5. Lemak membantu sekresi asam lambung dan pengosongan lambung.
6. Memberi tekstur khusus dan kelezatan makanan, membantu transportasi dan absorpsi vitamin A, D, E, dan K.
Universitas Sumatera Utara
7. Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisi pencernaan. 8. Memelihara suhu tubuh.
9. Melindungi organ jantung, hati, ginjal dari benturan dan bahaya lainnya. Syafiq, 2008.
c. Protein
Protein dibutuhkan untuk sebagian besar proses metabolik, terutama pertumbuhan, perkembangan, dan merawat jaringan tubuh. Asam amino merupakan
elemen struktur otot, jaringan ikat, enzim, tulang, hormon, dan antibodi. Protein juga mensuplai sekitar 12-14 asupan energi selama masa anak-anak dan remaja.
Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan energi. Berbagai bahan makanan dapat digunakan sebagai sumber protein, baik berasal dari bahan hewani maupun bahan
nabati, seperti : 1. Daging bewarna merah termasuk daging sapi, kambing, dan babi.
2. Daging ayam, telur ikan, susu, keju dianggap mengandung komplet protein yang berkhasiat untuk tubuh.
3. Golongan kacang-kacangan : kacang kedelai, kacang hijau. Khusus untuk kedelai yang dapat dibuat sebagai tahu dan tempe sampai sekarang terus dilakukan
penelitian ekstensif yang dikembangkan untuk komersial Syafiq, 2008. Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan pada remaja berkisar antara
44-59 gram, tergantung pada jenis kelamin dan umur. Berdasarkan berat badan, remaja umur 11-14 tahun laki-laki ataupun perempuan memerlukan protein 1 gkgBB, dan pada
umur 15-18 tahun berkurang menjadi 0,9 gkgBB pada laki-laki dan pada perempuan 0,8 gkgBB.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi protein yaitu : 1. Mengganti sel-sel yang rusak.
2. Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon. 3. Membentuk zat anti energi, tipa gram protein menghasilkan sekitar 4,1 kalori.
Kartasapoetra, 2005.
d. Vitamin
Berdasarkan sifat kelarutannya vitamin dikelompokkan menjadi dua , yaitu:
1. Vitamin larut dalam lemak a. Vitamin A retinol
Sumber vitamin A berasal dari bahan pangan hewani hati, kuning telur, susu, daging, dan mentega dan
β karoten sayur daun hijau tua, buah, dan sayur kuning atau oranye. Kebutuhan vitamin A yaitu 600 mcghari untuk usia 9-13 tahun dan
900 mcghari untuk usia 14-70 tahun. Fungsi vitamin A yaitu penting bagi pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi sel, reproduksi, mata, kekebalan, dan
mempertahankan kesehatan kulit dan rambut. Akibat kekurangan vitamin A yaitu gangguan penglihatan, rabun senja, kulit kering, dan hyperkeratosis. Kelebihan
vitamin A dapat mengakibatkan mual, muntah, dan pusing.
b. Vitamin D kalsiferol
Sumber vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan terutama makanan hewani seperti kuning telur, krim, mentega, minyak ikan, dan hati.
Fortifikasi vitamin D banyak digunakan pada susu, makanan bayi, dan mentega dalam bentuk vitamin D2. Kebutuhan vitamin D yaitu 5 mcghari untuk usia 9-50
tahun, 10 mcghari untuk usia 50-70 tahun. Fungsi vitamin D yaitu mengatur kadar
Universitas Sumatera Utara
kapur dan fosfor dalam darah bersama kelenjar anak gondok, membantu pembekuan darah, mempengaruhi kerja kelenjar endokrin, dan mempengaruhi proses osifikasi,
serta berperan dalam metabolisme kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi Kartasapoetra, 2005.
Akibat kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis dan osteomalasia. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan hyperkalsemia.
c. Vitamin E tokoferol
Sumber vitamin E dapat berasal dari bahan nabati minyak tumbuhan, buah- buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan dan bahan hewani daging
dan ikan. Kebutuhan vitamin E yaitu 11 mghari untuk usia 9-13 tahun dan 15 mghari untuk usia 14-70 tahun Varney, 2006. Fungsi vitamin E antara lain sebagai
antioksidan, mempertahankan kesehatan kulit dan rambut, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah
keguguran dan sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi Syafiq, 2008.
d. Vitamin K menadion
Bahan makanan sumber vitamin K dapat berasal dari bahan nabati sayuran hijau, kacang buncis, polong, brokoli, dan kol dan bahan hewani susu, daging, dn
telur Syafiq, 2008. Kebutuhan vitamin K yaitu 60 mcghari untuk usia 9-13 tahun, 75 mcghari untuk usia 14-18 tahun, dan 90 mcghari untuk usia 19-70 tahun
Varney, 2006. Fungsi vitamin K yaitu penting untuk proses pembekuan darah.
2. Vitamin larut dalam air a. Vitamin C asam askorbat
Sumber vitamin C dapat berasal dari buah-buahan segar seperti jeruk, strawberi, tomat, kentang, dan sayur hijau. Kebutuhan vitamin C yaitu 45 mghari untuk usia 9-
Universitas Sumatera Utara
13 tahun, 65 mghari untuk usia 14-18 tahun, dan 75 mghari untuk usia 19-70 tahun. Fungsi vitamin C yaitu untuk pembentukan kolagen, tulang, dan gigi, antioksidan,
meningkatkan sistem imun, penebalan pembuluh darah, absorpsi zat besi, dan melindungi vitamin lain dari oksidasi Soetjiningsih, 2004.
Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan kelelahan, perdarahan, gigi tanggal dini, skorbut, luka pada mulut, dan kulit kering.
b. Vitamin B1 thiamin
Sumber thiamin adalah daging, jeroan, unggas, ikan, kuning telur, gandum, kacang-kacangan, dan roti. Thiamin berguna untuk metabolisme karbohidrat,
keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus. Kebutuhan thiamin minimum adalah 0,3 mg1000 kkal 1,5 mghari Syafiq, 2008.
Kekurangan thiamin dapat menyebabkan penyakit beri-beri, lemah dan lesu, nafsu makan berkurang, dan pegal-pegal.
c. Vitamin B2 riboflavin
Sumber riboflavin antara lain susu, keju, daging, hati, roti, organ hewan, sayuran hijau, ikan, dan telur. Kebutuhan riboflavin setiap individu berbanding lurus dengan
energi yang digunakan, minimum 0,3 mg1000 kkal atau 1,7 mghari. Riboflavin berguna untuk pertumbuhan, mempertahankan kesehatan kulit dan rambut, dan
perawatan jaringan serta terlibat dalam metabolisme jaringan Syafiq, 2008. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan dermatitis wajah, vaskularisasi kulit,
dan konjungtivitis.
d. Vitamin B6 piridoksin
Piridoksin dapat diperoleh dari sumber makanan seperti ikan, ayam, daging, hati, telur, gandum, buncis, roti, dan kacang-kacangan. Kebutuhan piridoksin untuk pria
Universitas Sumatera Utara
yaitu 2 mghari dan untuk wanita 1,6 mghari. Piridoksin sangat berguna dalam pembentukan sel-sel darah, mencegah kekeringan pada ujung bibir serta membantu
proses pertumbuhan dan pekerjaan urat syaraf Kartasapoetra, 2005. Kekurangan piridoksin dapat menyebabkan dermatitis, neuritis perifer, dan kram.
e. Vitamin B12 sianokobalamin
Sianokobalamin dapat diperoleh dari hati, daging merah, ikan, telur, dan susu. Kebutuhan sianokobalamin yaitu 1,8 mcghari untuk usia 9-13 tahun, dan
2,4 mcghari untuk usia 14-70 tahun. Sianokobalamin diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, membangun material genetik, fungsi sistem saraf, dan
metabolisme protein dan lemak Soetjiningsih, 2004. Kekurangan sianokobalamin dapat mengakibatkan anemia megaloblastik dan
anemia pernisiosa.
f. Asam Folat
Sumber folat berkadar tinggi ditemukan pada sayur hijau, kacang-kacangan, biji- bijian, benih gandum, dan hati. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung
folat adalah susu, telur, umbi-umbian, dan buah, kecuali jeruk. Kebutuhan folat untuk remaja diperkirakan 3 gkgBB. Folat sangat berperan dalam pembentukan
hemoglobin sel darah merah dan sel darah putih serta material genetik Soetjiningsih, 2004.
Kekurangan folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah glositis dan gangguan
saluran cerna.
Universitas Sumatera Utara
e. Mineral
a. Kalsium
Kebutuhan nutrisi selama masa remaja terutama pada kalsium yang berguna untuk membentuk tulang. Kepadatan tulang ditentukan pada masa remaja dewasa
muda, sehingga sangatlah penting untuk memakan tiga jenis atau lebih sumber kalsium dalam diet setiap hari. Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh
yaitu pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, dan mengatur kontraksi otot Almatsier, 2004.
Kalsium dapat diperoleh dari sumber makanan seperti susu, keju, yogurt, ikan sarden, bayam, tofu, kacang-kacangan, dan brokoli. Kebutuhan kalsium yaitu 1300
mghari untuk usia 9-18 tahun dan 1000 mghari untuk usia 19-50 tahun. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan, osteoporosis, osteomalasia, tetani, dan riketsia. Kelebihan kalsium dapat mengakibatkan batu ginjal atau gangguan ginjal dan konstipasi
Almatsier,2004.
b. Natrium
Sebagian kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga keseimbangan cairan, menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan
dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat lain melalui membran, terutama melalui dinding usus. Kebutuhan sehari natrium adalah sebanyak 500 mg,
kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan natrium melalui keringat dan sekresi lain. Sumber natrium adalah garam dapur, mono
sodium glutamat MSG, kecap, dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Diantara makanan yang belum diolah, sayuran dan buah mengandung paling sedikit
Universitas Sumatera Utara
natrium. Kekurangan natrium menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat
berlebihan, dan bila menjalankan diet terbatas dalam natrium. Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan oedema dan
hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum Almatsier, 2004.
c. Kalium
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90 kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan
sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan
asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Kebutuhan kalium ditaksir sebanyak 2000
mghari. Sumber kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh- tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan mentahsegar, terutama buah,
sayuran, dan kacang-kacangan. Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi sepanjang seseorang cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium
dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal Almatsier, 2004.
d. Iodium
Iodium merupakan bagian integral dari hormon tiroksin triiodotironin T3 dan tetraiodotironin T4. Fungsi utama hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan
perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen,
Universitas Sumatera Utara
mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Kebutuhan iodium sehari sekitar 1-2
µgkgBB. Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, kerang, serta ganggang
laut merupakan sumber iodium yang baik. Salah satu cara penanggulangan kekurangan iodium adalah melalui fortifikasi garam dapur dengan iodium. Defisiensi
iodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kreatinisme saja, tetapi ternyata defisiensi iodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas,
meliputi tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak Almatsier, 2004.
e. Zat Besi
Sumber zat besi seperti hati, daging sapi, kacang kering, bayam, dan padi-padian. Target cadangan zat besi sekitar 300 mg. Kebutuhan zat besi pada anak pubertas
yaitu 12 mghari untuk laki-laki dan 15 mghari untuk perempuan. Zat besi digunakan untuk membuat haemoglobin yang mentransportasikan oksigen ke
seluruh tubuh Varney, 2006.
f. Air
Air dalam tubuh manusia merupakan zat gizi yang penting, berfungsi sebagai pelarut dan menjaga stabilitas suhu tubuh. Air merupakan unsur utama dari semua
struktur sel dan merupakan media kelangsungan berbagai proses metabolisme dan reaksi kimia di dalam tubuh. Kebutuhan air di dalam tubuh umumnya terpenuhi dari air yang
diminum, dari air yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi, dan dari air yang terbentuk di dalam sel sebagai hasil proses oksidasi makanan Kartasapeotra, 2005.
Minum air secara teratur untuk hidrasi dan mendapatkan kesehatan yang optimal. Jumlah yang direkomendasikan oleh American College of Sport Medicine ACSM, yang
Universitas Sumatera Utara
membuat rekomendasi bagi industri kebugaran berdasarkan pada penelitian yang luas menyarankan minum 10-12 gelas per hari. Bila olahraga kurang dari satu jam,
direkomendasikan untuk minum 200 ml satu gelas setiap 15 menit Urquart, 2003. Air yang mencukupi kebutuhan yang diperlukan tubuh dengan sifat-sifat yang
dimilikinya akan dapat menstabilkan suhu tubuh, melancarkan proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh serta melancarkan kegiatan internal dan eksternal di dalam
tubuh. Kekurangan air yang berlebihan di dalam tubuh, sehubungan dengan keluarnya keringat yang terlalu banyak, diare, dan muntah-muntah,akan menimbulakan kekeringan
pada tubuh dehidrasi dan kehilangan elektrolit-elektrolit Kartasapoetra, 2005.
4. Gangguan-gangguan Akibat Nutrisi
a. Masalah Gizi Kurang
Keadaan penyakit kekurangan gizi terbagi menjadi dua kelas, yaitu : 1. Penyakit kurang gizi primer
Terjadi apabila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya
distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya.
2. Penyakit kurang gizi sekunder Penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan absorpsi zat gizi atau
gangguan metabolisme zat gizi Syafiq, 2008.
Kurang Energi Protein KEP
Kurang Energi Protein KEP disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein. KEP dapat menghambat pertumbuhan,
Universitas Sumatera Utara
rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi, dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan Almatsier, 2003.
Defisiensi energi yang menonjol dikenal dengan marasmus, bila gejala defisiensi protein yang dominan disebut kwashiorkor, dan gambaran umum yang sering terjadi
merupakan gejala campuran disebut marasmus-kwashiorkor Syafiq, 2008.
Anemia Gizi Besi AGB
Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kekurangan zat besi AGB. Prevalensi AGB pada remaja usia 10-14 tahun yaitu 57,5 .
Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin Hb atau hematokrit nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah,
meningkatnya kerusakan eritrosit, atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan penting dalam kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi lainnya, kondisi
nongizi, dan kelainan genetik juga memainkan peranan penting terhadap anemia. Penyebab masalah AGB adalah kurangnya daya beli masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan biologik tinggi, dan pada perempuan ditambah dengan kehilangan darah melalui haid atau persalinan.
AGB menyebabkan penurunan kemampuan fisik atau produktivitas kerja, penurunan kemampuan berfikir, dan penurunan antibodi sehingga mudah terserang
infeksi. Penanggulangannya dilakukan melalui pemberian tablet atau sirup besi kepada kelompok sasaran Almatsier, 2003.
b. Masalah Gizi Lebih Obesitas
Obesitas merupakan keadaan sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang
diperlukan untuk fungsi tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Penyebab obesitas secara fluktual adalah asupan energi yang melebihi kebutuhan atau pemakaian energi yang kurang. Riwayat kebiasaan makan dan frekuensi asupan
makanan berkalori tinggi perlu digali dari orang tua remaja yang mengalami obesitas. Tujuannya adalah untuk menentukan makanan yang dapat dihilangkan dari dietnya
sehingga terjadi pengurangan kalori tanpa merubah tampilan diet. Penggunaan kalori yang kurang terjadi bila aktivitas fisiknya kurang seperti menonton TV seharian disertai
makan makanan ringan. Tujuan pengobatan obesitas adalah untuk mencegah komplikasi obesitas yaitu
diabetes, hipertensi, kanker, jantung koroner, nafas yang pendek, serta umur yang pendek. Anak obesitas yang tidak diobati, pada umur dewasa tetap obesitas. Pada
prinsipnya, pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikutnya : a. Memperbaiki faktor penyebab baik berupa kelainan psikologis maupun kelainan
lainnya. b. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya menurunkan berat badan.
c. Memberikan diet rendah kalori yang seimbang. d. Menganjurkan penderita untuk olahraga yang teratur Soetjiningsih, 2004.
5. Penilaian Status Gizi PSG dan Intervensi Program Gizi
a. Penilaian Status Gizi PSG
Peran dan kedudukan PSG di dalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat.
Metode yang digunakan untuk menetapkan berat badan yang diinginkan bagi individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis yaitu pengukuran
Indeks Masa Tubuh IMT yang merupakan prediksi derajat lemak tubuh dan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas.
Universitas Sumatera Utara
b. Intervensi Program Gizi pada Remaja
1. Perbaikan prilaku reproduksi. Perbaikan prilaku reproduksi meliputi pencegahan ”empat terlalu”, yaitu terlalu
muda, terlalu banyak anak, terlalu dekat, dan terlalu tua. 2. Pencegahan dan penanganan KEK Kurang Energi Kronis melalui peningkatan
variasi dan jumlah makanan. Kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda- beda dan tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara
lengkap. 3. Upaya untuk mencapai berat badan yang sehat dapat dicapai melalui :
a. Perubahan Pola Makan Diet. Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan kalori total.
Caranya dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta membatasi gula dan lemak. Diet ekstrim tidak disarankan karena dapat mengurangi nutrisi
yang seharusnya diperlukan dalam masa pertumbuhan remaja, misalnya dengan terjadinya devisiensi vitamin. Puasa terus menerus juga bukanlah suatu jawaban
karena penurunan berat badan kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh, sehingga tubuh akan terasa lemas.
b. Peningkatan Aktivitas Fisik.
Tujuan aktivitas fisik dalam penurunan berat badan adalah membakar lebih banyak kalori. Banyaknya kalori yang dibakar tergantung dari frekuensi, durasi,
dan intensitas latihan yang dilakukan. Salah satu cara untuk menghilangkan lemak tubuh adalah dengan aerobic atau berjalan kaki selama 30 menit setiap
harinya. Dapat pula dilakukan modifikasi yang dapat meningkatkan aktivitas
Universitas Sumatera Utara
fisik sehari-hari. Misalnya dengan lebih memilih menggunakan tangga untuk naik atau turun beberapa lantai dibanding menggunakan elevator.
c. Modifikasi Perilaku.
Modifikasi perilaku digunakan untuk mengaturmemodifikasi pola makan dan aktifitas fisik pada mereka yang menjalani terapi obesitas Faisal, 2008.
4. Untuk menutupi kekurangan nutrisi diperlukan suplemen. Khusus untuk wanita, asupan suplemen diperlukan pula untuk menutupi
kekurangan nutrisi yang disebabkan oleh periode menstruasi, hamil, menyusui, masa-masa premenopause, dan menopause. Dalam hal ini, jika seorang wanita ingin
mengonsumsi suplemen, disarankan untuk memilih suplemen yang mengandung vitamin dan mineral seperti Vitamin A, Betakaroten, Vitamin C, Vitamin D, zat besi,
kalsium, dan asam folat Tati, 2001. 5. Prilaku higienis
Prilaku higienis penting dalam mengurangi risiko terjadinya penyakit infeksi yang merupakan faktor risiko terhadap kurang gizi, misalnya praktek cuci tangan
Syafiq, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nutrisi Bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun
2009 yang dijelaskan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut :
Skema 1 Kerangka konsep
Nutrisi bagi kesehatan yang meliputi : -
Pengertian nutrisi -
Manfaat atau peran gizi pada pertumbuhan
- Jenis zat gizi
- Gangguan- gangguan akibat nutrisi
- Penilaian status gizi dan intervensi
program gizi Pengetahuan remaja putri
tentang nutrisi bagi kesehatan
Sumber informasi
Universitas Sumatera Utara
B. Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Skala
1.
2. Sumber
informasi Pengetahuan
remaja putri tentang nutrisi
bagi kesehatan
Semua sumber
yang dapat digunakan oleh
remaja putri sebagai sarana
untuk memperoleh
informasi mengenai nutrisi
bagi kesehatan Hal - hal yang
diketahui remaja putri yang
berumur 15-18 tahun
tentang nutrisi bagi
kesehatan yang meliputi
pengertian nutrisi, manfaat
atau peran gizi pada
pertumbuhan, jenis zat gizi,
gangguan- gangguan akibat
nutrisi, penilaian status gizi dan
intervensi program gizi.
Kuesioner
Kuesioner Wawancara
Wawancara 1.
Keluarga 2.
Guru 3.
Teman 4.
Media massa 5.
Tenaga kesehatan
1. Baik : menjawab benar
76-100 pertanyaan
dengan
interval 27-35 pertanyaan
2. Cukup : menjawab benar
56-75 pertanyaan
dengan interval 20-26 pertanyaan
3. Kurang baik : menjawab benar
≤ 55 pertanyaan dengan interval
0-19 pertanyaan Nominal
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian