beberapa kolom dan berwarna hijau kekuningan Gandjar et al, 1999. Konidiofor hialin, kasar dan dapat mencapai panjang 1,0 mm ada yang mencapai 2,5 mm.
Vesikula berbentuk bulat hingga semibulat dan berdiameter 25- 45 μm. Fialed
terbentuk langsung pada vesikula atau pada metula dan berukuran 6-10 x 4-5,5 μm. Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, berdiameter 3,6 μm, hijau pucat
dan berduri Gandjar et al, 1999.
2.5.2 Streptococcus mutans
Streptococcus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat, nonmotil tidak bergerak, yang mempunyai karakteristik dapat membentuk pasangan atau rantai
selama pertumbuhannya. Bakteri ini tersebar di alam yang beberapa diantaranya merupakan anggota flora normal pada manusia. Karies adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri Streptococcus, plak dan gigi Brooks et al., 2001.
Streptococcus mutans merupakan kuman yang mampu membentuk karies pada gigi karena segera membentuk asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.
S. mutans bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam, asidodurik, yang mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu polisakarida yang lengket
disebut dextran. Oleh karena kemampuan ini, S. mutans bisa menyebabkan lengket dan mendukung bakteri lain menuju ke email gigi, lengket mendukung
bakteri- bakteri lain, pertumbuhan bakteri asidodurik yang lainnya, dan asam melarutkan email gigi Nugraha, 2008. Kuman tersebut memiliki kemampuan
membuat polisakarida ekstraseluler. Polisakarida ekstraseluler ini terutama terdiri dari polimer glukosa Pratiwi, 2005, yang kemudian dipecah kembali oleh
mikroba tersebut. Bila karbohidrat oksigen berkurang sehingga dengan demikian menghasilkan asam terus menerus yang menyebabkan matriks plak mempunyai
konsistensi seperti gelatin Enayati, 2009, akibatnya bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Plak makin lama makin
tebal, sehingga akan menghambat fungsi saliva untuk melakukan aktivitas antibakterinya sehingga dapat menyebabkan gigi berlubang Pratiwi, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Streptococcus mutans Hidayaningtias, 2008; Nugraha, 2008 Di Indonesia penderita gigi berlubang jumlahnya tidak sedikit. Hasil
Survei Kesehatan Nasional 2002 menunjukkan prevalensi gigi berlubang di Indonesia berkisar 60, yang berarti dari sepuluh orang enam diantaranya
menderita gigi berlubang. Suatu pencegahan dapat meliputi penyikatan gigi yang sering dan dengan serat halus seperti sutra. Dilakukan suatu diet yang kaya akan
zat kapur dan fluoride yang di dalam air minum membuat email gigi menjadi lebih kuat dan mencegah karies gigi. Suatu diet karbohidrat yang lebih kompleks yaitu
diet rendah untuk gula dan tidak terdapat sukrosa dalam makanan merupakan cara pencegahan yang efektif juga. Kemungkinan dalam penggunaan suatu vaksin
yang melawan terhadap bakteri S. mutans tidak dapat dilakukan karena ditolak Nugraha, 2008.
2.5.3
Salmonella typhii Salmonella adalah bakteri batang bersifat motil, mempunyai karakteristik
memfermentasikan glukosa dan manosa Brooks et al., 2001. Ciri-ciri Salmonella ialah batang anaerob fakultatif yang kecil, dianggap sebagai patogen potensial,
bahkan pada orang yang kelihatannya sehat dan tersebarkan dari binatang dan produk dari binatang ke manusia Volk Wheeler, 1989.
Istilah Salmonelosis digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh anggota Salmonella. Manusia menjadi terinfeksi melalui penelanan makanan dan
minuman yang terkontaminasi, seperti air tercemar karena masuknya kotoran dari hewan yang mengekskresikan Salmonella. S. typhii menyebabkan demam tifus,
dengan gejala yang meliputi sakit kepala, kehilangan nafsu makan, sakit pada
Universitas Sumatera Utara
abdomen, lemah, lemah saraf dan demam yang terus menerus Volk Wheeler, 1989. Ketika Salmonella mencapai usus kecil, kemudian masuk ke getah bening
dan ke aliran darah, mereka dibawa oleh darah ke beberapa organ, termasuk usus. Organisme tersebut meningkat di dalam jaringan getah bening intestinal dan
dikeluarkan dalam tinja Brooks et al., 2001. Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14 hari.
Minggu pertama terjadi demam tinggi, sakit kepala, nyeri abdomen, dan perbedaan peningkatan temperatur dengan denyut nadi. 50 pasien dengan
defekasi normal. Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan timbul rash. Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia,
keterlibatan usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya ferforasi. Pada minggu ke empat terjadi perbaikan
klinis Zein et al., 2004.
2.5.4
Escherichia coli Escherichia coli merupakan basil pendek tanpa kapsul atau spora tetapi memiliki
flagel sehingga dapat bergerak. bakteri Gram negatif, berbentuk basil anerobik Pelczar Chan, 2006 juga merupakan bakteri fecal dari genus Escherichia,
famili Enterobacteriaceae. E. coli merupakan flora normal yang terdapat dalam usus pencernaan manusia yang umumnya menyebabkan diare di seluruh dunia
bila jumlahnya melebihi normal atau terlalu banyak di dalam saluran pencernaan Brooks et al., 2001. E. coli dalam jumlah yang banyak pada saluran pencernaan
dapat membahayakan kesehatan Sinaga, 2008. Enterophatogenic E. coli merupakan penyebab penting diare pada bayi khususnya di negara berkembang,
yang awalnya dihubungkan dengan terjangkitnya diare di ruang perawatan. Akibat dari infeksi ini adalah diare yang cair, yang biasanya susah diatasi namun tidak
kronis Brooks et al., 2001. Pada tahun 1995, di Amerika dilaporkan bahwa dalam tiga tahun terakhir
banyak kejadian diare berdarah yaitu hemolytic uremic syndrome HUS pada masyarakat yang mengkonsumsi daging sapiburger dan susu yang tidak
dipasteurisasi. Makanan tersebut telah terkontaminasi oleh E. coli O
157
:H
7
. Tertularnya manusia dapat disebabkan oleh makanan yang terinfeksi E.coli
Universitas Sumatera Utara
O
157
:H
7
baik secara langsung maupun tidak langsung. Utamanya bersumber dari hewan sapi melalui teknologi industri yang mengolah makanan serta sumber lain
yang telah tercemar oleh kuman ini, misalnya di Rumah Pemotongan Hewan, pada waktu proses pengolahan, distribusi dan penyimpanan daging karkas, pada
saat persiapan di dapur dan saat penyajian makanan. Kontaminasi dapat berasal dari hewan produksi peternakan atau juga dari tenaga penjamah itu sendiri.
Sedangkan kontaminasi silang dapat terjadi bila makanan jadi yang diproduksi berhubungan langsung dengan permukaan meja atau alat pengolah makanan
selama proses persiapan yang sebelumnya telah terkontaminasi kuman patogen Sartika et al., 2005.
Penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral, penularannya dapat dicegah dengan menjaga higienis pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci
tangan setelah keluar dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman, dan hewan ternak
harus terjaga dari kotoran manusia. Makanan dan air merupakan penularan yang utama, sehingga harus diberikan perhatian khusus Zein et al., 2004.
Diare yang disebabkan oleh bakteri biasanya diobati dengan memberi bahan yang mampu dijadikan sebagai antimikroba. Zat antimikroba yang ideal
memiliki toksisitas selektif lebiih bersifat relatif dan bukan absolut, artinya penggunaan dengan konsentrasi tertentu berbahaya bagi parasit tetapi tidak
berbahaya bagi inangnya Brooks et al., 2001.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 BAHAN DAN METODE