pertumbuhan tanaman yang dikenal dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria PGPR Harni Ibrahim, 2011 dan menghasilkan senyawa
bioaktif atau metabolit sekunder. Seperti penelitian Munif Hipi 2011, bakteri endofit berpotensi dalam meningkatkan panjang tanaman jagung yang dapat
menstimulisasi pertumbuhan tanaman dengan menghasilkan hormon pemacu pertumbuhan yang dipengaruhi oleh media tanam. Menurut Harni dan Ibrahim
2011, terjadinya peningkatan pertumbuhan, seperti berat tajuk dan akar, disebabkan oleh karena bakteri endofit dapat merangsang pembentukan akar
lateral dan jumlah akar sehingga dapat memperluas penyerapan unsur hara. Menurut Prihatiningtias Wahyuningsih 2006, mikroba endofit dapat
menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang dapat berperan sebagai antimikroba, antimalaria, antikanker, dan juga dapat digunakan dalam dunia
pertanian dan industri. Mikroba endofit memiliki prospek yang baik dalam penemuan sumber-sumber senyawa bioaktif yang dalam perkembanagan lebih
lanjut dapat dijadikan sebagai sumber penemuan obat untuk berbagai macam penyakit. Peran mikroba endofit yang dapat memproduksi metabolit sekunder
yang sama kualitasnya dengan tanaman aslinya sangat potensial untuk terus dikembangkan guna memperoleh metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk
mengobati berbagai jenis penyakit Radji, 2005.
2.3 Tanaman Tapak Dara
Tanaman telah lama kita ketahui merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya mempertahankan kesehatan
masyarakat. Bahkan sampai saat inipun menurut perkiraan badan kesehatan dunia WHO, 80 penduduk dunia masih menggantungkan dirinya pada pengobatan
tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Sampai saat ini seperempat dari obat-obat modern yang beredar dunia berasal dari bahan aktif
yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman Radji, 2005. Indonesia sebagai negara beriklim tropis, mempunyai tanaman obat yang
sangat beragam, sehingga tradisi penggunaan tanaman obat sudah ada dari nenek moyang yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, baik
penyakit dalam maupun penyakit luar Sinaga, 2008. Lebih dari 1000 spesies
Universitas Sumatera Utara
tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tumbuhan tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas biologik
yang beraneka ragam, memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit Radji, 2005.
Tapak dara Catharanthus roseus Gambar 2.1 merupakan salah satu taman obat yang termasuk ke dalam famili Apocynaceae. Tanaman ini juga
dikenal dengan nama lain seperti rutu-rutu, rumput jalang, kembang sari cina, kembang serdadu, kembang tembaga, tapak lima Bali Agoes, 2010. Tapak dara
merupakan jenis tanaman yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Tanaman tapak dara ini mengandung alkaloid vinblastine, vincristine,
leurosine, catharanthine, dan lochnerine yang berkhasiat sebagai antikanker Dinata, 2009.
Gambar 2.1 Tanaman Tapak Dara Cataranthus roseus Dinata, 2009
Tapak dara mengandung komponen antikanker, yaitu senyawa alkaloid seperti vinca leukoblastine, leurokristine, leurosin, vinkadiolin, leurosidin, dan
katarantin. Selain itu tanaman ini juga mengandung alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik menurunkan kadar gula darah seperti katarantin, locherin,
tetrahidroalstonin, vindolin, dan vindolinin, sedangkan akarnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tannin. Kandungan alkaloid total di dalam daun
tapak dara berkisar antara 0,70-0,82. Seluruh bagian tanaman mengandung zat aktif antara 0,2-1 Agoes, 2010. Menurut Dewi Saraswati 2009, rebusan
daun tapak dara yang mengandung alkaloid vincristin sering dipakai sebagai obat anti kanker sebagai zat antimitosis. Dari hal ini dapat kita ketahui bahwa tanaman
tapak dara mempunyai kemampuan dalam menghambat pembelahan sel yang tak
Universitas Sumatera Utara
terkendali penyebab kanker. Beberapa senyawa utama bisa dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit lain, misalnya leurisin dan vindolin yang dipakai sebagai
bahan pengganti insulin karena berpengaruh pada kadar gula darah hipoglikemia penderita diabetes Agoes, 2010.
Menurut Agoes 2010, tapak dara berkhasiat mengobati beberapa jenis penyakit, bahkan di luar negeri, tapak dara ini sudah diolah menjadi obat suntik.
Tapak dara digunakan untuk mengobati penyakit darah tinggi, kencing manis, leukemia limfositik akut, luka tersiram air panas, kanker payudara, hipertensi,
diabetes dan batu ginjal.
2.4 Metabolit Sekunder