BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Persepsi
Rakhmat 2001, mendefinisikan persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain persepsi ialah memberikan makna pada rangsangan indrawi. Selaras dengan itu,
diungkapkan oleh Alkinson et al, 2001, persepsi adalah suatu penelitian tentang kita mengintegrasikan sensasi ke dalam perceptotak, dan kita
selanjutnya menggunakan perceptitu untuk mengenali dunia perceptsadalah hasil dari proses perceptual. Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya yang kemudian
akan diteruskan kepusat susunan syaraf otak. Hal ini akan menimbulkan proses psikologis sehingga individu akan menyadari apa yang ia lihat, ia
dengar dan sebagainya.
2.1.2 Petani
Soejidno dalamMardikanto 2005 menyatakan bahwa selaras dengan pengertiannya yang menjadi sasaran penyuluhan pertanian terutama adalah petani
pengelola usahatani dan keluarganya, yaitu bapak tani, ibu tani, dan pemudapemudi atau anak-anak petani.
Menurut Samsudin 1982, yang disebut petani adalah mereka yang untuk sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian, menguasai suatu
Universitas Sumatera Utara
cabang atau beberapa cabang usahatani dan mengerjakan sendiri, baik dengan tenaga sendiri maupun tenaga bayaran. Menguasai sebidang tanah dapat diartikan
pula menyewa, sebagai hasil atau beruapa memiliki tanah sendiri. Disamping menggunakan tenaga sendiri ia dapat menggunakan tenaga kerja yang bersifat
tidak tetap. Petani sebagai sector pertanian memiliki berbagai masalah di dalam
melaksanakan usahataninya. Secara umum, masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Masalah sumberdaya manusia
Sebagian besar petani didalam mengembangkan usahataninya dengan cara melihat petani lain yang telah berhasil. Mereka sangat hati-hati di dalam
menerapkan inovasi baru karena mereka sangat takut dengan resiko gagal.Tanpa ada contoh yang telah berhasil petani sangat rentan untuk
merubah usahataninya. 2.
Masalah ilmu pengetahuan dan teknologi Sebagian besar petani masih berpendidikan Sekolah Dasar SD dan hanya
sebagian kecil berpendidikan lanjutan.Pada umumnya keterampilan bercocoktanam mereka peroleh dari orang tuanya serta pengalaman-
pengalaman yang diperoleh dari usahataninya. 3.
Maslah modal usahatani Masalah keterbatasan modal usahatani merupakan masalah yang mendasar
bagi petani.Sebagian besar petani memperoleh modal usaha dari kekayaan keluarga stau meminjam.
4. Pemasaran hasil usahatani
Universitas Sumatera Utara
Pada saat panen raya suplay gabah meningkat sedangkan penawaran terbatas, sarta petani tidak memliki sarana penjemuran.Petani terkadang tidak
memiliki pilihan untuk menjual gabahnya dengan harga layak atau harga yang lebih baik Patiwiri, 2007.
2.1.3 Gapoktan