Kemitraan Landasan Teori .1 Persepsi

2. Pengalaman Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita juga berasal dari serangkaian peristiwa yang kita alami Rakhmat,2001. 3. Luas Penguasaan Lahan Sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat desa khususnya petani, luas lahan dan kondisi sawah sebagai lahan pertanian sangat menetukan produksi dan pendapatan rumah tangga petani. Sedangkan penilikanpenguasaan lahan petani di Indonesia terutama di Jawa sempit rata-rata kurang dari 0,5 Ha, sehingga tidak ekonomis dalam berusahatani Wibowo, 2000. 4. Lingkugan Sosial Lingkungan sosial merupakan liingkungan masyarakat dimana dalam lingkungan tersebut terdapat interaksi antara individu satu dengan lainnya Walgito, 2003 5. Lingkungan Ekonomi Mardikanto 2003, mengemukakan bahwa lingkungan ekonoi terdiri dari 1 lembaga perkreditan yang harus menyediakan kredit bagi para petani kecil 2 produsen dan pengguna sarana produksiperalatan tani 3 pedagang serta lembaga pemasaran yang lain dan 4 pengusahaindustri pengolahan hasil pertanian.

2.2.2 Kemitraan

Konsep formal kemitraan sebenarnya telah tercantum dalam Undang- undang nomor 9 tahun 1995 yang berbunyi; “Kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai dengan kemitraan dan Universitas Sumatera Utara pengembangan yang berkelanjutanoleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan”. Konsep tersebut diperjelas dalam peraturan pemerintah nomor 44 tahun 1997 yang menerangkan bahwa untuk kemitraan yang ideal adalah adalah yang saling memperkuat, saling menguntungkan dan saling menghidupi. Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumberdaya kelompok mitra, peningkatan skala usaha serta menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan kelompok usaha mandiri Soemardjo. dkk , 2004. Menurut Jafar Hafsah 2000, beberapa jenis pola kemitraan yang telah banyak dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Pola inti plasma Merupakan pola kemitraan diman perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah, dan memasarkan, disamping itu perusahaan inti tetap memproduksi kebutuhan perusahaan. b. Pola subkontrak Merupakan pola hubungan kemitraan antara mitra usaha dan kelompok mitra usaha yang memproduksi kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan sebagai bagian dari komponen produksinya. c. Pola dagang umun Merupakan pola hubungan kemitraan antara mitra usaha memasarkan hasil dengan kelompok usaha yang mensuplai kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. Universitas Sumatera Utara d. Pola keagenan Merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan dimana usaha kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dari usaha menengah atau usaha besar sebagai mitranya. e. Waralaba Merupakan pola kemitraan antara kelompok mitra usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan hak lisensi, merek dagang saluran distribusi perusahaannya kepada kelompok mitra usaha sebagai penerima waralaba yang disertai dengan bantuan bimbingan manajemen.

2.2.3 Alat ukur penelitian