Metode Pengumpulan Data Metode Analisi Data

Dalam penelitian ini batas toleransi kesalahan yang digunakan adalah 10 e = 0,10 atau dengan tingkat akurasi 90. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 114 orang petani.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Proporsi Sampel Penelitian No. Nama Kelompok Tani Anggota Populasi Luas Lahan Ha Sampel 1 Kelompok Tani Sempakata 35 29 14 2 Kelompok Tani Harapan Jaya 20 16 10 3 Kelompok Tani Subur Cahaya 25 21,5 11 4 Kelompok Tani Sepenggejapen 17 13 8 5 Kelompok Tani Sue Arih 22 20 10 JUMLAH 114 109,5 53 Sumber : Diolah dari Arsip Gapoktan Maju Bersama, 2013 Dari tabel diatas diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 53 petani yang diperoleh berdasarkan perhitungan Slovin sebagai berikut: n = 114 1+114 0,10 2 n = 114 2,14 n = 53,2 dibulatkan menjadi 53 sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan serta wawancara kepada para petani angggota Gapoktan yang menjalin kemitraan dengan menggunakan kuisioner yang telah diiapkan sebelumnya.Data skunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengann penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik BPS serta literatur pendukung lainnya.

3.4 Metode Analisi Data

Universitas Sumatera Utara Untuk permasalahan pertama diselesaikan secara deskriptif menggunakan model CIPP context, input, process, product dan memberikan pertanyaan kepada petani yang bermitra mengenai pelaksanaan kemitraan agribisnis di daerah penelitian.Pelaksanaan kemitraan agribisnis di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Indikator Kinerja Kemitraan Agribisnis di Daerah Penelitian No Model CIPP Indikator Kinerja 1. Context 1. Perencanaan pemenuhan kuota ekspor hortikultura ke Singapura 2. Perencanaan pelaksanaan kemitraan agribisnis antara petani melalui Gapoktan dengan eksportir 3. Perencanaan pembangunan sarana penunjang kemitraan Packing House 4. Perencanaan manajemen dan percepatan pemanfaatan Packing house 2 Input 1. Kesiapan Gapoktan dan koptan dalam kegiatan kemitraan agribisnis 2. Pembangunan Packing house 3. Pendampingan pengawalan Gapoktan dalam pelaksanaan kemitraan Agribisnis 4. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh penyuluh pertanian lapangan 3. Process 1. Kinerja petani dan Gapoktan dalam memenuhi kuota produksi mingguan 2. Kinerja petani dalam meningkatkan kualitas produk pertanian sesuai standar yang ditetapkan 3. Kinerja pengoperasian Packing housesesuai dengan rencana yang ditetapkan 4. Kinerja penerimaan dan penyaluran produk hortikultura yang dihasilkan petani 4. Product 1. Peningkatan pendapatan usahatani hortikultura setelah memanfaatkan kegiatan kemitraan agribisnis 2. Perubahan kemampuan Gapoktan dalam mengelola hasil produksi hortikultura 3. Kemampuan petani dalam meningkatkan produksi pertanian berorientasi ekspor 4. Kepuasan petani dalam perluasan pasar produk pertanian melalui program kemitraan agribisnis. Sumber : Diolah berdasarkann teori yang dibangun Berdasarkan Tabel 4 dibuat pertanyaan kepada petani sampel yang melakukan kegiatan kemitraan agribisnis di daerah penelitian, kemudian jawaban dari petani sampel diskorsingkan berdasarkan pembeerian skor atas pelaksanaan Universitas Sumatera Utara kegiatan penunjanng agribisnis. Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing indikator CIPP context, input, process, product dalam pelaksanaan kegiatan penunjang agribisnis, dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Skor Pelaksanaan Kegiatan Kemitraan Agribisnis No Model CIPP Jumlah Parameter Skor Rentang 1 Context 4 1-3 4-12 2 Input 4 1-3 4-12 3 Process 4 1-3 4-12 4 Product 4 1-3 4-12 Total 16 16-48 Sumber : Diolah berdasarkann teori yang dibangun Keterangan skor dapat dilihat pada lampiran 2 Hasil penelitian menghasilkan skor yang terdiri dari tiga variasi skor.Skor 1 menyatakan kinerja kurang baik, skor 2 menyatakan kinerja cukup baik, dan skor 3 menyatakan kinerja baik. Dari akumulasi skor tersebut akan ditentukan bagaimana pelaksanaan kegiatan kemitraan agribisnis di daerah penelitian. Akumulasi skor pelaksanaan kegiatan kemitraan agribisnis berada di antara 16-48 dengan 3 kriteria penilaian. Maka penilaian kegiatan kemitraan agribisnis dapat dikategorikan sebagai berikut : 38-48 = Kinerja baik 27-37 = Kinerja cukup baik 16-26 = Kinerja kurang baik Untuk masalah kedua yaitu untuk mengetahui persepsi petani terhadap kemitraan yang sedang berlangsung dengan PT. Alamanda Sejati Utama digunakan metode deskriptif berdasarkan 2 dua parameter. Parameter pertama adalah persepsi positif dan parameter kedua adalah persepsi negatif. Adapun pernyataan positif dan negatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Pernyataan Positif dan Negatif untuk Pengukuran Skala Likert Universitas Sumatera Utara No Pernyataan Muatan 1 Tidak ada yang istimewa ketika petani bisa bermitra dengan eksportir N 2 Pelaksanaan kemitraan tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani N 3 Kemitraan dapat menjadi alternatif menyelesaikan permasalahan petani P 4 Tidak semua petani menyukai dijalinnya kemitraan agribisnis dengan eksportir N 5 Petani lebih suka menjual hasil pertaniannya ke pasar tradisional daripada ke eksportir N 6 Eksportir membeli hasil panen petani dengan harga yang lebih tinggi P 7 Produk yang dikirim ke eksportir adalah produk terbaik yang dihasilkan petani P 8 Eksportir selalu menerima hasil panen yang dipasok petani P 9 Harga yang diterima petani dari eksportir tidak lebih besar dari pedagang local N 10 Kemitraan agribisnis adalah terobosan terbaru dalam bidang pertanian P 11 Petani merasa bangga hasil pertaniannya dapat dipasarkan sampai ke luar negeri P 12 Ketentuan produk yang diberikan eksportir menyulitkan petani N 13 Petani mengharapkan kemitraan agribisnis ini terus berlanjut P 14 Dalam proses produksi, eksportir selalu aktif memantau perkembangan produksi di lahan P 15 Petani senang bermitra dengan perusahaan eksportir yang saat ini menjadi mitra petani P 16 Tidak banyak petani yang mampu melakukan kegiatan kemitraan N 17 Pemerintah turut banyak berperan dalam proses kemitraan yang sekarang sedang terjalin antara petani dan eksportir P 18 Kegiatan kemitraan mampu mengembangkan pertanian di kabupaten Karo. P Keterangan : N : untuk pernyataan negatif dan P : untuk pernyataan positif Pemberian skor pada setiap pilihan jawaban sebagai berikut: • Untuk pernyataan positif : Sangat Setuju SS = 4 : Setuju S = 3 : Ragu-ragu R = 2 : Tidak Setuju TS = 1 : Sangat Tidak Setuju = 0 Universitas Sumatera Utara • Untuk pernyataan negatif : Sangat Setuju SS = 0 : Setuju S = 1 : Ragu-ragu R = 2 : Tidak Setuju TS = 3 : Sangat Tidak Setuju = 4 Sedangkan untuk mengukur skala Likert tersebut digunakan rumus; Dimana; T : Skor standar x : Skor responden s : deviasi standart kelompok kriteria uji; Apabila T ≥ 50 maka sikap positif Apabila T 50 maka sikap negatif Muller, 1992 Berdasarkan uji T tersebut dapat diketahui bagaimana persepsi petani terhadap program kemitraan yang terjalin antara Gapoktan Maju Bersama dengan PT. Alamanda Sejati Utama.Jika persepsi petani bernilai positif maka program kemitraan sudah berjalan dengan baik. 3.5 Defenisi dan Batasan Operasi 3.5.1 Defenisi