Varibel Kinerja Manajerial Y

Tabel 5.4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian No. Instrumen Variabel Penelitian Nilai Cronbach’s Alpha 1. Kinerja Manajerial Y 0.989 2. Cost Consciousness Z 0.934 3. Struktur Kewenangan Formal X 1 0.832 4. Karakteristik SIKD X 2 0.936 5. Peranan Manajerial dalam PKD X 3 0.980 6. Struktur Kewenangan Informal X 4 0.969 Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan hasil uji reliabiltias di atas dapat dijustifikasi bahwa keseluruhan instrumen pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel – variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Hal ini terlihat dari nilai cronbach alpha seluruh variabel yang diteliti lebih besar dari 0.60. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas di atas terlihat bahwa seluruh instrumen pernyataan yang digunakan untuk mengukur keseluruhan variabel yang diteliti dalam penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel, sehingga data yang dihasilkan dari instrumen pernyataan dalam penelitian ini berkualitas dan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

5.1.3. Analisis Statistik Deskriptif

5.1.3.1. Varibel Kinerja Manajerial Y

Variabel kinerja manajerial dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 7 tujuh instrumen pernyataan. Penjelasan responden atas ketujuh instrumen pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja manajerial dalam penelitian ini, diinterpretasikan melalui hasil analisis statistik deskriptif berikut ini. Tabel 5.5. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Manajerial Pemerintahan Kota Medan No. Indikator Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Rata- rata Std STB TB KB B SB Dev Universitas Sumatera Utara F F F F F 1 Perencanaan 62 40.8 23 15.1 21 13.8 18 11.8 28 18.4 18.45 10.86 2 Pengkoordinasian 61 40.1 11 7.2 23 15.1 26 17.1 31 20.4 3 Pengevaluasian 61 40.1 13 8.6 21 13.8 27 17.8 30 19.7 4 Penyelidikan 62 40.8 16 10.5 22 14.5 22 14.5 30 19.7 5 Pengawasan 63 41.4 12 7.9 28 18.4 21 13.8 18.4 18.4 6 Mendapatkan dan mempertahankan staf yang sesuai 61 40.1 16 10.5 20 13.2 20 13.2 35 23.0 7 Melakukan negoisasi 64 42.1 13 8.6 21 13.8 22 14.5 32 21.1 Sumber : Lampiran 8 Tabel di atas menginterpretasikan penjelasan responden atas kinerja manajerial di Pemerintahan Kota Medan: 1. Untuk instrumen pernyataan perencanaan, sebanyak 62 responden 62.8 menyatakan sangat tidak baik, sebanyak 23 responden 15.1 menyatakan tidak baik, 21 responden 13.8 menyatakan kurang baik, sebanyak 18 responden 11.8 menyatakan baik dan sebanyak 28 responden 18.4 menyatakan sangat baik. Penjelasan di atas mengambarkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dan beranggapan bahwa masih terdapat beberapa Pimpinan SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan yang tidak dapat mempertanggung jawabkan RKPD yang telah ditetapkan. 2. Untuk instrumen pernyataan pengkoordinasian, sebanyak 61 responden 40.1 menyatakan sangat tidak baik, sebanyak 11 responden 7.2 menyatakan tidak baik, sebanyak 23 responden 15.1 menyatakan kurang baik, sebanyak 26 responden 17.1 menyatakan baik dan sebanyak 31 responden 20.4 menyatakan sangat baik. Universitas Sumatera Utara Penjelasan di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dan beranggapan bahwa pimpinan SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan tidak koordinatif dalam bidang penugasannya. 3. Untuk instrumen pernyataan pengevaluasian, sebanyak 61 responden 40.1 menyatakan sangat tidak baik, sebanyak 13 responden 8.6 menyatakan tidak baik, sebanyak 21 responden 13.8 menyatakan kurang baik, sebanyak 27 responden 17.8 menyatakan baik dan sebanyak 30 responden 19.7 menyatakan sangat baik. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dan beranggapan bahwa pimpinan SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan tidak evaluatif dalam bidang penugasannya. 4. Untuk instrumen penyelidikan, sebanyak 62 responden 40.8 menyatakan sangat tidak baik, sebanyak 16 responden 10.5 menyatakan tidak baik, sebanyak 22 responden 14.5 menyatakan kurang baik, sebanyak 22 responden 14.5 menyatakan baik dan sebanyak 30 responden 19.7 menyatakan sangat baik. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dan beranggapan bahwa manajerial SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan tidak mampu melakukan penyelidikan atas permasalahan penugasan bawahan. 5. Untuk instrumen pernyataan pengawasan sebanyak 63 responden 41.4 menyatakan sangat tidak baik, sebanyak 12 responden 7.9 menyatakan tidak baik, sebanyak 28 responden 18.4 menyatakan kurang baik, sebanyak 21 Universitas Sumatera Utara responden 13.8 menyatakan baik dan sebanyak 28 responden 18.4 menyatakan sangat baik. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dan beranggapan bahwa manajerial SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan tidak mampu menjalankan fungsi controling dengan baik. 6. Untuk instrumen pernyataan mendapatkan dan mempertahankan staf yang sesuai, sebanyak 16 responden 40.1 menyatakan sangat tidak baik, sebanyak 16 responden 10.5 menyatakan tidak baik, sebanyak 20 responden 13.2 menyatakan kurang baik, sebanyak 20 responden 13.2 menyatakan baik dan sebanyak 35 responden 23.0 menyatakan sangat baik. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dan beranggapan bahwa manajerial SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan tidak mampu mendapatkan dan mempertahankan staf yang sesuai keahliannya. 7. Untuk instrumen melakukan negosiasi, sebanyak 64 responden 42.1 menyatakan sangat tidak baik, sebanyak 13 responden 21 menyatakan tidak baik, sebanyak 21 responden 13.8 menyatakan kurang baik, sebanyak 22 responden 14.5 menyatakan baik dan sebanyak 32 pejabat satker 21.11 menyatakan sangat baik. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dan beranggapan bahwa manajerial di Jajaran Pemerintah Kota Medan tidak dapat melakukan negosiasi dengan baik. Universitas Sumatera Utara Dilihat dari nilai skor rata – ratanya sebesar 18.45 dengan standar deviasi 10.86, lebih besar dari nilai median antara skor maksimum kurang baik 21 dan skor maksimum baik 14, yaitu 17.5. Indikator ini mendeskripsikan sekalipun secara keseluruhan mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dengan ketujuh instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, namun secara rata – rata mencerminkan fenomena aktual adanya kecenderungan membaiknya kinerja manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan.

5.1.3.2. Variabel Cost Consciousness Z

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Inte

3 61 202

PENGARUH KOMETMEN ORGANISASI DAN PERAN MANAJER PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SKPD PEMERINTAHAN KOTA MEDAN.

0 5 21

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG.

0 2 49

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 0 60

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 1 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebag

0 1 10

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 3 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala SKPD Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 0 19

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 0 17