Cost Consciousness Kewenangan Formal Sistem Informasi Keuangan Daerah

penelitian ini, antara lain : Kewenangan formal X 1 , karakteristik SIKD X 2 , peranan manajerial dalam pengelolaan keuangan daerah X 3 dan kewenangan informal X 4 .

4.4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1.

Kinerja Manajerial Kinerja manajerial dimaksud dalam penelitian ini adalah keluaranhasil dari kegiatanprogram yang akan atau telah dicapai kepala SKPD sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Variabel ini dijelaskan dengan menggunakan 8 delapan kegiatan manajerial SKPD, yaitu : Perencanaan, Investigasi, Koordinasi, Evaluasi, Pengawasan, Pengaturan Aparat, Negosiasi. Kedelapan kegiatan di atas diukur dengan menggunakan skala liker 1 – 5, dimana skala 1 menunjukkan kinerja sangat tidak baik STB dan skala 5 menunjukkan kinerja manajerial sangat baik SB.

2. Cost Consciousness

Cost conciousness kesadaran berbiaya dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi dimana manajer sangat menyadari tentang arti penting biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam setiap pengambilan keputusan. Instrumen meliputi tujuh materi yang dikembangkan oleh Young dan Shields, 1994, yaitu 1 Pengetahuan jumlah alokasi dana operasional; 2 Pengetahuan membelanjakan anggaran; 3 Pengetahuan sasaran dan batasan belanja; 4 Kemampuan mengelola biaya operasional; 5 Minimalisasi biaya; 6 Belanja berbasis harga; dan 7 Sadar akan biaya yang terjadi. Ketujuh instrumen di atas diukur dengan menggunakan skala liker 1 – 5, dimana skala 1 Universitas Sumatera Utara menunjukkan sangat tidak setuju STS dan skala 5 menunjukkan sangat setuju SS.

3. Kewenangan Formal

Kewenangan formal dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pilihan yang sengaja diambil manajemen puncak untuk mendelegasikan tipe keputusan ke manajemen tingkat yang lebih rendah dan biasanya terkait dengan sistem pertanggungjawaban . Struktur kewenangan formal merupakan salah satu alat dalam suatu organisasi dimana untuk mengukur variabel tersebut digunakan tiga instrument dari govindrajan 1988. Ketiga pertanyaan dimaksud, antara lain : 1 Bertanggungjawab atas biaya; 2 Bertanggungjawab mengatur semua hal dan 3 Bertanggungjawab atas target anggaran dan output yang dihasilkan. Ketiga instrumen di atas diukur dengan menggunakan skala liker 1–5, dimana skala 1 menunjukkan tidak pernah HTP dan skala 5 menunjukkan sangat sering SS.

4. Sistem Informasi Keuangan Daerah

Sistem informasi keuangan daerah dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah. Variabel ini dijelaskan dengan menggunakan 9 sembilan instrument Doll dan Torkzadeh 1988, yakni 1 Informasi sesuai dengan kebutuhan; 2 Informasi sesuai dengan harapan; 3 Informatif; 4 Akurasi informasi; 5 Kepuasan akurasi informasi; 6 Format laporan yang tepat; 7 Informasi jelas; 8 Informasi tepat waktu dan 9 Kepuasan atas informasi Universitas Sumatera Utara anggaran. Kesembilan instrumen di atas diukur dengan menggunakan skala liker 1 – 5, dimana skala 1 menunjukkanTidak pernah TP dan skala 5 menunjukkan sangat sering SS.

5. Peranan Manajerial Pengelola Keuangan Daerah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Inte

3 61 202

PENGARUH KOMETMEN ORGANISASI DAN PERAN MANAJER PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SKPD PEMERINTAHAN KOTA MEDAN.

0 5 21

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG.

0 2 49

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 0 60

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 1 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebag

0 1 10

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 3 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala SKPD Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 0 19

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 0 17