daerah BUD. Lebih lanjut pada Pasal 7 ayat 2 huruf q Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005, menyebutkan dalam kapasitasnya sebagai BUD, PPKD
berwenang menyajikan informasi keuangan daerah. Deskripsi fenomenologis di atas merupakan ide yang mendasari
dilakukannya replikasi penelitian dengan mengembangkan komposisi hubungan variabel, yaitu pengaruh kewenangan formal, sistem informasi keuangan daerah,
peranan manajerial dalam pengelolaan keuangan daerah dan kewenangan informal terhadap kinerja kepala SKPD di Jajaran Pemerintahan Kota Medan melalui cost
consciousness sebagai variabel intervening. Hasil observasi pendahuluan yang dilakukan terhadap proses
penganggaran di beberapa SKPD di jajaran Pemerintahan Kota menunjukkan fenomena :
1. Masih ditemukan pemborosan alokasi anggaran, pencatatan akuntansi yang tumpang tindih, khususnya pada akun belanja tidak langsung.
2. Struktur pelimpahan wewenang, khususnya pada middle management kurang jelas dan terkesan diskriminatif. Kerap sekali terjadi benturan
wewenang, seperti antara dinas koperasi dan UKM dengan dinas perindustrian dan perdagangan didalam menjalankan fungsinya.
3. Kemampuan kepala SKPD yang berada dijajaran Pemerintahan Kota Medan didalam menjalankan fungsi – fungsi manajerial : perencanaan,
investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan masih relatif kurang baik
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini :
Universitas Sumatera Utara
1. Apakah terdapat pengaruh langsung kewenangan formal, sistem informasi keuangan daerah, peranan manajerial dalam pengelola keuangan daerah
dan kewenangan informal terhadap kinerja kepala SKPD di Jajaran Pemerintahan Kota Medan?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung kewenangan formal, sistem informasi keuangan daerah, peranan manajerial dalam pengelola keuangan daerah
dan kewenangan informal terhadap cost consciousness kepala SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung cost consciousness terhadap kinerja kepala SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan?
4. Apakah terdapat pengaruh langsung kewenangan formal, sistem informasi keuangan daerah, peranan manajerial dalam pengelola keuangan daerah
dan kewenangan informal terhadap kinerja kepala SKPD di Jajaran Pemerintahan Kota Medan melalui cost consciousness sebagai variabel
intervening?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini : 1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kewenangan formal, sistem
informasi keuangan daerah, peranan manajerial dalam pengelola keuangan daerah dan kewenangan informal terhadap kinerja kepala SKPD di Jajaran
Pemerintahan Kota Medan. 2. Untuk mengetahui pengaruh langsung kewenangan formal, sistem
informasi keuangan daerah, peranan manajerial dalam pengelola keuangan daerah dan kewenangan informal terhadap cost consciousness kepala
SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui pengaruh langsung cost consciousness terhadap kinerja kepala SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan.
4. Untuk mengetahui pengaruh langsung kewenangan formal, sistem informasi keuangan daerah, peranan manajerial dalam pengelola keuangan
daerah dan kewenangan informal terhadap kinerja kepala SKPD di Jajaran Pemerintahan Kota Medan melalui cost consciousness sebagai variabel
intervening.
1.4. Manfaat Penelitian