BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 4.1.1 Homogenitas Sediaan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada sediaan krim pelembab tidak diperoleh butiran-butiran, maka sediaan tersebut dikatakan homogen. Perlakuan
yang sama juga dilakukan terhadap sediaan pembanding yaitu blanko dan gliserin 2, hasil yang diperoleh juga menunjukkan tidak adanya butiran-butiran pada
objek gelas.
4.1.2 pH Sedíaan
pH sediaan ditentukan dengan menggunakan pH meter. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Data Pengukuran pH Sediaan
No Formula
pH I
II III
Rata-rata 1
Blanko 6,5
6,4 6,2
6,36 2
SBJB 2,5 6,2
6,2 6,0
6,13 3
SBJB 5 6,1
6,1 6,0
6,06 4
SBJB 7,5 6,1
6,1 5,9
6,03 5
SBJB 10 6,0
6,0 5,9
5,96 6
Gliserin 2 6,1
6,1 6,0
6,06 Keterangan: SBJB: Sari Buah Jambu Biji
I : Pengukuran pada saat selesai dibuat II : Pengukuran setelah 6 minggu
III : Pengukuran setelah 12minggu Hasil penentuan pH sediaan, didapatkan bahwa pH dari blanko: 6,36.
SBJB 2,5: 6,13. SBJB 5: 6,06. SBJB 7,5: 6,03. SBJB 10: 5,96. Gliserin 2: 6,06. Menurut Balsam 1972, pH untuk kulit adalah 5-8, sediaan memenuhi
syarat sehingga aman digunakan dan tidak menyebabkan iritasi.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Stabilitas Sediaan Tabel 3. Data Pengamatan Terhadap Kestabilan Sediaan Pada Saat Sediaan
Selesai dibuat, 1, 4, 8 dan 12 minggu
No Formula
Pengamatan setelah Selesai
dibuat 1 minggu
4 minggu 8 minggu
12 minggu
x y
z x y
z x
y z
x y
z x
y z
1 Blanko
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 2
SBJB 2,5
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
-
3 SBJB
5 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
4 SBJB
7,5 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
5 SBJB
10 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
6 Gliserin
2 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Keterangan: SBJB : Sari Buah Jambu Biji
Universitas Sumatera Utara
x : Perubahan warna y : Perubahan bau
z : Pecahnya emulsi - : Tidak terjadi
Menurut Ansel 1989 rusak atau tidaknya suatu sediaan yang mengandung bahan yang mudah teroksidasi dapat diamati dengan adanya
perubahan warna dan perubahan bau. Untuk mengatasinya maka di tambahkan suatu antioksidan. Antioksidan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
natrium metabisulfit. Kerusakan juga dapat ditimbulkan oleh aktifitas bakteri dan jamur, untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan penambahan
pengawet. Pengawet yang digunakan adalah nipagin. Dari data diatas di dapat hasil bahwa tidak terjadi perubahan warna, bau
dan pecahnya emulsi pemisahan fase pada formula blanko, sediaan SBJB 2,5, sediaan SBJB 5, sediaan SBJB 7,5, sediaan SBJB 10, dan gliserin 2
sehingga semua sediaan stabil dan dapat digunakan.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Data Uji Daya Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan Tabel 4. Data Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan
No Pernyataan
Sukarelawan I
II III
IV V
VI a
b a
b a
b a
b a
b a
b 1
Iritasi pada kulit: - eritema
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- edema -
- -
- -
- -
- -
- -
- - papula
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- vesikular -
- -
- -
- -
- -
- -
- 2
Gatal pada kulit -
- -
- -
- -
- -
- -
- 3
Kulit menjadi kasar -
- -
- -
- -
- -
- -
-
Keterangan: + : Terjadi iritasi - : Tidak terjadi iritasi
a : Diuji pada saat selesai dibuat b : Diuji setelah penyimpanan 12 minggu
Menurut Wasitaatmadja 1997, uji kulit yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya efek samping pada kulit, dengan memakai kosmetika di
belakang daun telinga dan dibiarkan selama 24 jam. Dari data tabel di atas, ternyata tidak terlihat adanya efek samping berupa iritasi, gatal atau pengkasaran
pada kulit yang ditimbulkan oleh sediaan.
4.3 Tipe Emulsi Sediaan