berkhasiat menyehatkan tekstur kulit.Selain vitamin C. jambu biji juga mengandung vitamin A, B dan potasium yang tak kalah tinggi dengan buah-
buahan lain. Berbagai jenis vitamin itu, berperan penting untuk menjaga kulit agar tetap bercahaya, segar, mengurangi kerutan dan mencegah penuaan dini.
Dengan makan jambu biji secara rutin, elastisitas kulit lebih terjaga. Bukan hanya itu makan jambu biji dua kali sehari dapat membantu menurunkan berat badan
dan mencegah sembelit. Karena kandungan serat yang tinggi pada buah yang manis ini Anonim,2011.
Vitamin sangat penting untuk kesehatan dan kemulusan kulit. Mengkonsumsi vitamin C jika ingin memiliki kulit indah, cerah, sehat, dan awet
muda. Vitamin C merupakan bahan utama dalam pembentukan kolagen yang sangat penting bagi kulit. Dan jambu biji adalah salah satu sumber vitamin C
terbaik yang dapat kita nikmati. Selain itu,Kekurangan vitamin A membuat kulit kering dan bersisik. Jambu biji juga kaya dengan vitamin A dan vitamin E
Astrid,2010. Dengan alasan ini penulis meneliti pengaruh dari jambu biji dalam krim pelembab.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah sari buah jambu biji Psidium guajava L. dapat diformulasikan
kedalam sediaan krim dengan tipe emulsi ma. 2.
Apakah sari buah jambu biji Psidium guajava L. mampu mengurangi penguapan air dari kulit atau melembabkan kulit dalam bentuk sediaan
krim.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesa
1. Sari buah jambu biji Psidium guajava L.dapat diformulasikan ke dalam
sediaan krim dengan tipe emulsi ma.
2. Sari buah jambu biji Psidium guajava L. mampu mengurangi penguapan
air dari kulit atau melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk memformulasikan sari buah jambu biji Psidium guajava L. dalam
sediaan krim tipe emulsi ma. 2.
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan sari buah buah jambu biji Psidium guajava L. mengurangi penguapan air dari kulit atau
melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil guna dari sari buah jambu biji Psidium guajava L..
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Buah Jambu Biji
Tanaman jambu biji bukan merupakan tanaman asli indonesia. Dari berbagai sumber pustaka menyebutkan bahwa tanaman jambu biji diduga berasal
dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis. Buah jambu biji berbentuk bulat, bulat agak lonjong, lonjong, dan daging
buah berwarna putih ada yang merah tergantung pada varietasnya. Buah memiliki kulit tipis dan permukaannya halus sampai kasar. Buah yang telah masak
dagingnya lunak, sedangkan yang belum masak dagingnya agak keras dan renyah. Buah berasa manis, kurang manis, dan hambar, tergantung dari varietasnya
Bambang,2010
2.1.1 Manfaat Dan Kandungan Buah Jambu Biji
Jambu biji sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi kandungan vitamin C-nya, vitamin C dari buah jambu biji putih sekitar 116-190mg,
sedangkan pada jambu biji merah adalah 87mg per 100 gram jambu. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk melawan serangan radikal bebas
penyebab penuaan dini dan berbagai jenis kanker Anonim, 2006. Buah jambu biji juga bermanfaat untuk pengobatan bermacam-macam
penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan sariawan.Bambang,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kandungan gizi pada jambu biji dapat dilihat dalam tabel berikut: Komponen gizi
Jumlah Komponen gizi
Jumlah Karbohidrat
11.88 g Vitamin C
183,5 mg Protein
0.82 g Vitamin A
792 UI Serat
5,4 g Niacin
1,2 mg Lemak total
0,6 g Kalium
284 mg Kalsium
20 mg Riboflavin
0,05 mg Besi
0,31 mg Vitamin B6
0,143 mg Magnesium
10 mg Vitamin E
1,120 mg_ATE Fosfor
25 mg Asam pantotenat
0,150 mg Natrium
3 mg Vitamin B1
0,05 mg Folat
14 mcg Sumber : rujukan standar pada pusat gizi USDA keluaran 14 july 2001
Anonim,2001.
2.1.2 Taksonomi Tanaman Buah Jambu Biji
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L. Arief ,2010.
2.2 Kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
dari luar Tranggono, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaannya. Lapisan lemak tersebut terutama berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan
penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Kulit juga mengandung air sebagai pelembab alami, meskipun sedikit hanya 10 tetapi sangat penting
karena kelembutan dan elastisitas kulit tergantung pada air yang dikandungnya dan bukan pada kandungan lemaknya. Bila kadar air di dalam kulit sedikit maka
kulit akan kering dan pecah-pecah. Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme, kotoran, sisa sabun, dan lain-lain akan masuk pada kulit yang pecah-pecah
tersebut sehingga menimbulkan berbagai gangguan kebersihan dan kesehatan serta menjadi sumber infeksi Tranggono, 2007.
2.2.1 Anatomi Kulit
Kulit terbagi atas tiga lapisan utama, yaitu: epidermis, dermis, dan subkutis subkutan.
1. Lapisan Epidermis
Adalah lapisan kulit yang paling luar. Lapisan ini terdiri atas: •
Stratum corneum lapisan tanduk Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin,
yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit
untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar. •
Stratum lucidum lapisan jernih
Universitas Sumatera Utara
Berada tepat dibawah stratum corneum. Merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin. Lapisan ini tampak jelas pada telapak
tangan dan telapak kaki. •
Stratum granulosum lapisan berbutir-butir Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir
kasar, berinti mengkerut. •
Stratum spinosum lapisan malphigi Sel berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap
sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. •
Stratum germinativum lapisan basal Adalah lapisan terbawah epidermis. Di lapisan ini juga terdapat sel-sel
melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin Tranggono, 2007.
2. Lapisan Dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa dengan elemen-
elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian:
• Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah. •
Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya
serabut kolagen elastis dan retikulin.
Universitas Sumatera Utara
3. Lapisan Subkutan
Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak didalamnya. Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu
membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan
berlebihan. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya
Wirakusumah, 1994.
2.2.2 Fungsi Kulit
Kulit sebagai organ tubuh yang paling utama mempunyai beberapa fungsi Dhody, 1998, diantaranya sebagai berikut:
a. Kulit sebagai pelindung dan filter tubuh
Kulit memiliki kemampuan untuk memilih bahan-bahan penting yang diperlukan oleh tubuh,seperti mencegah bakteri penyakit dan zat kimia
yang masuk kedalam tubuh. Di samping itu, kulit juga dapat melindungi tubuh dari bahaya lingkungan, seperti panas sinar matahari, benturan fisik,
dingin, hujan, dan angin dengan cara membentuk perlindung asam kulit secara alamiah, juga berfungsi mengekskresi.
Fungsi proteksi Dwikarya, 2003, terjadi karena beberapa hal: 1.
Keasaman pH kulit akibat keringat dan lemak kulit sebum menahan dan menekan bakteri dan jamur yang berada di sekitar kulit.
2. jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ
tubuh dari benturan.
Universitas Sumatera Utara
b. Kulit sebagai pengatur suhu tubuh
Kulit berfungsi membantu menjaga agar suhu tubuh tetap optimal dengan cara melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas, lalu keringat akan
menguap dan tubuh akan terasa dingin kembali. Sebaiknya, bila tubuh merasa kedinginan maka pembuluh darah dalam kulit akan menyempit
vasokonstriksi sehingga panas tubuh akan tetap tertahan. c.
Kulit menjaga kelembaban tubuh Kelembaban dijaga dengan cara mencegah keluarnya cairan dalam tubuh.
Lapisan kulit bersifat kenyal, terutama pada bagian lapisan tanduknya sehingga air tidak mudah keluar dari dalam tubuh. Kulit juga mempunyai
daya mengikat air yang sangat kuat, yaitu mencapai empat kali beratnya sehingga mampu mempertahankan teksturnya sendiri.
d. Kulit sebagai system syaraf yang sensitif
Kulit memiliki system saraf yang sangat peka terhadap pengaruh atau ancaman dari luar, seperti dingin, panas, sentuhan, tekanan, dan sakit.
Oleh karena itu, kulit akan segera memberikan reaksi bila ada tanda-tanda awal dari system syaraf tersebut seperti rasa gatal dan kemerahan.
2.2.3 Jenis Kulit
Ditinjau dari sudut perawatan Wasitaatmadja, 1997, kulit terdiri atas 3 jenis: 1.
Kulit Normal Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar
dan elastis dengan minyak dan kelembaban cukup. 2.
Kulit Berminyak
Universitas Sumatera Utara
Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilat, kotor dan kusam. Biasanya pori
kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket. 3.
Kulit Kering Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau
sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat
kerutan.
2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecantikan Kulit
Masalah yang terjadi pada kulit disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar Wirakusumah, 1994, Adapun beberapa
faktornya adalah sebagi berikut: a.
Ras bawaan keadaan kulit seseorang dapat tercermin pada kulit kedua orang tuanya.
Misalnya warna kulit ada yang hitam, putih, atau sawo matang. Demikian pula dengan kulit halus, kasar atau berminyak.
b. Hormon
Kadar hormon estrogen pada wanita dan progesteron pada pria dalam tubuh sangat mempengaruhi keadaan kulit. Misalnya timbulnya jerawat
pada saat menstruasi yang disebabkan meningkatnya hormon estrogen. Hormon estrogen ini juga berperan dalam proses regenerasi kulit.
c. Alergi
Bagi sebagian orang ada memiliki jenis kulit sensitif dan alergi terhadap benda-benda atau zat tertentu. Seperti perhiasan, jam tangan, kosmetik
Universitas Sumatera Utara
maupun makanan. Gejala alergi ini dapat dilihat dengan berubahnya warna kulit menjadi kemerahan, terasa gatal, menjadi bengkak bahkan sampai
ada yang terluka. d.
Iklim Sinar ultra violet yang tinggi dapat menimbulkan efek kurang baik pada
kulit. Misalnya kulit akan menjadi kering. Oleh karena itu perlu perlindungan ketika beraktivitas di tempat yang terkena sinar matahari
langsung, misalnya dengan menggunakan topi, payung, maupun krim tabir surya.
e. Stres
Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kecantikan kulit, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.3 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau
alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih di tujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika Ditjen POM, 1995.
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 dan dimaksudkan untuk pemakaiaan luar Ditjen POM, 1979.
Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi WO seperti cold cream.
b. Emulsi minyak dalam air atau OW seperti vanishing cream .
Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini
Lachman,1994. Untuk penstabilan krim ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet.
Zat pengawet yang sering digunakan adalah nipagin 0,12-0,18 dan nipasol 0,02- 0,05 Anief, 2004.
2.3.1 Krim Tangan dan Badan
Krim tangan dan badan adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering, tidak
bersisik, dan tidak mudah pecah. Kulit mengeluarkan lubrikan alami yaitu sebum untuk mempertahankan agar permukaan kulit tetap lembut, lunak, dan terlindungi.
Krim tangan dan badan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.
Memberikan sumber kelembaban yang siap digunakan oleh kulit 2.
Memberikan lapisan tipis minyak yang bersifat seperti sebum dan tidak mempengaruhi respirasi kulit
3. Memberikan rasa lembut dan halus pada kulit,tidak terlalu berminyak
4. Mudah dikontrol Ditjen POM, 1985.
2.3.2 Krim Pelembab
Umumnya krim pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan, maupun sintetis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk
melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi penguapan air dari sel kulit namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan minyak
Universitas Sumatera Utara
kulit awal. Kosmetika pelembab kulit umumnya berbentuk sediaan dalam bentuk cairan minyak tersebut moisturizing oil, atau campuran minyak dalam air
moisturizing cream dan dapat ditambah atau dikurangi zat tertentu untuk tujuan khusus Wasitaatmadja, 1997.
Cara mencegah penguapan air dari sel kulit Wasitaatmadja, 1997, adalah: 1.
Menutupi permukaan kulit dengan minyak oklusif 2.
Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit
3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat
hidrofilik yang menyerap air 4.
memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh sinar matahari yang dapat mengeringkan kulit
2.4 Emulsi
Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air ma, jika fase dispersi merupakan fase yang tidak campur dengan air, dan air merupakan fase
kontinyu. Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air dalam minyak am. Dalam sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase
minyak bukan merupakan komponen tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut kemungkinan mengandung beberapa macam komponen. Pada umumnya, sebagian
besar kosmetika yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang tepat, akan
diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket Ditjen POM, 1985.
Zat pengemulsi emulgator merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan
Universitas Sumatera Utara
membentuk film lapisan disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen atau terpisahnya cairan
dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe MA dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe AM dimana fase
intern adalah air dan fase extern adalah minyak Anief, 2004.
Keuntungan dari tipe emulsi ma Voight, 1995, adalah: 1.
Mampu menyebar dengan baik pada kulit 2.
Memberi efek dingin terhadap kulit 3.
Tidak menyumbat pori-pori kulit 4.
Bersifat lembut 5.
Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit
2.4.1 Stabilitas Emulsi
Umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika : a. Fase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk
agregat dari bulatan-bulatan. b. Jika bulatan-bulatan atau agregat dari bulatan naik kepermukaan atau turun
kedasar emulsi tersebut akan membentuk suatu lapisan pekat dari fase dalam. c. Jika semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan
membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi, yang merupakan hasil dari bergabungnya bulatan-bulatan fase dalam.
Disamping itu suatu emulsi mungkin sangat dipengaruhi oleh kontaminasi dan pertumbuhan mikroba serta perubahan fisika dan kimia lainnya Ansel, 1989.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab
Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna Ditjen POM, 1985.
a. Emolien
Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol.
b. Zat sawar
Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat. c. Humektan
Humektan adalah suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban diantara produk dan udara, baik didalam kulit maupun diluar kulit.Biasanya
bahan yang digunakan adalah gliserin yang mampu menarik air dari udara dan menahan air agar tidak menguap.
d. Zat pengemulsi Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua
bahan-bahan secara merata homogen, misalnya gliseril monostearat, trietanolamin Wasitaatmadja, 1997.
e. Pengawet Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka
waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga menangkal terjadinya tengik oleh aktivitas
mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil. Selain itu juga dapat bersifat antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi Wasitaatmadja, 1997.
Universitas Sumatera Utara
e. Parfum
Pemilihan sediaan krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan dan wangi yang ditimbulkan dari parfum dapat menambah daya tarik konsumen untuk
memilih produk yang ditawarkan oleh produsen Lachman, 1994.
2.6 Silika Gel