e. Parfum
Pemilihan sediaan krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan dan wangi yang ditimbulkan dari parfum dapat menambah daya tarik konsumen untuk
memilih produk yang ditawarkan oleh produsen Lachman, 1994.
2.6 Silika Gel
Silika gel SiO
2
adalah terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai ukuran. Jika digunakan sebagai pengering,
sering kali disalut dengan senyawa yang berubah warna jika kapasitas penyerapan air telah habis. Bahan berwarna tersebut dapat di kembalikan dapat menyerap air
kembali dengan memanaskannya pada suhu 110
o
hingga gel berubah warna semula Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-Alat yang Digunakan
Neraca listrik Mettler Toledo, pH meter Orion EA 940, mikroskop, freezee dryer Modulyo, Edward, serial no: 3985, blender Miyako, lumpang
porselen, stamfer, objek gelas, alat-alat gelas, tutup pot plastik, kain kasa, penangas air, batang pengaduk, spatel, pot plastik, selotip transparan.
3.2 Bahan-Bahan yang Digunakan
Asam stearat, setil alkohol,trietanolamin TEA, gliserin, air suling, nipagin, Natrium Metabisulfit, parfum, sari buah jambu biji, silika gel, air suling,
parfum, metil biru, larutan dapar pH asam 4,01, larutan dapar pH netral 7,01.
3.3 Sukarelawan
Sukarelawan yang dijadikan panel pada uji iritasi dan penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit berjumlah 6 orang
dengan kriteria sebagai berikut : 1. Wanita berbadan sehat
2. Usia antara 20-30 tahun 3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi
4. Bersedia menjadi sukarelawan Ditjen POM, 1985.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Pembuatan sari jambu biji
Buah jambu biji yang sudah masak dengan berat 2,5kg dikupas kulitnya dan bijinya dibuang, dicuci bersih, kemudian daging buah jambu biji sebanyak
2,2kg dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil dan dihaluskan dengan blander dan disaring, lalu dihasilkan sari sebanyak 700gram dan dikeringkan
dengan freezee dryer selama 48 jam pada suhu -40
o
dengan tekanan 2 atm, sampai diperoleh sari buah jambu biji yang kental sebanyak 54,2gram.
3.4.2 Formula Dasar Krim A. Formula dasar krim Young, 1972
R Asam stearat 12 g
Setil alkohol 0,5 g
Sorbitol sirup 5 g
Propilen glikol 3g
Trietanolamin 1g
Air suling ad
100ml Nipagin secukupnya
Universitas Sumatera Utara
B. Formula yang telah di modifikasi
R Asam stearat 12 g
Setil alkohol 0,5 g
Sari buah jambu biji x Trietanolamin
1 g Nipagin
0,1 Na.Metabisulfit
0,2 Air suling ad
100 ml Parfum
3 tetes Sebagai pembanding digunakan gliserin 2
Konsentrasi sari buah jambu biji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 2,5 , 5 , 7,5 dan 10
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Pembuatan Sediaan Krim
Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Formula Sediaan Krim
Komposisi Formula
Blanko SBJB
2,5 SBJB
5 SBJB
7,5 SBJB
10 Gliserin
2 Asam stearat g
12 12
12 12
12 12
Setil alkohol g 0,5
0,5 0,5
0,5 0,5
0,5 Trietanolamin g
1 1
1 1
1 1
Gliserin -
- -
- -
2 Sari buah jambu biji
- 2,5
5 7,5
10 -
Nipagin mg 100
100 100
100 100
100 Na.Metabisulfit mg
200 200
200 200
200 200
Air suling ml ad 100
100 100
100 100
100 Parfum tetes
3 3
3 3
3 3
Keterangan : SBJB : Sari Buah Jambu Biji
Universitas Sumatera Utara
Cara Pembuatan: Asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan
dilebur di atas penangas air massa I. Nipagin dan Natrium metabisulfit dilarutkan dalam air panas, lalu ditambahkan trietanolamin dan diaduk sampai
larut massa II. Lalu ditambahkan massa II ke dalam massa I di dalam lumpang panas sambil digerus secara terus menerus hingga terbentuk dasar krim. Sari buah
jambu biji hasil frezze dryer digerus di dalam lumpang,lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dasar krim dan digerus. Terakhir ditambahkan 3 tetes parfum dan
digerus sampai homogen.
3.5 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 3.5.1 Pemeriksaan Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas. Cara:
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979.
3.5.2 Pengamatan Stabilitas Sedíaan
Cara: Masing-masing formula sedíaan dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml,
ditutup bagian atasnya dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat sedíaan telah selesai dibuat, penyimpanan 1, 4, 8, dan 12 minggu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pada temperatur kamar, bagian yang diamati berupa pecah atau tidaknya emulsi, pemisahan fase, perubahan warna dan bau dari sedíaan.
3.5.3 Penentuan pH Sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Cara:
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat
menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu
ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudiaan elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga
pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan. Rawlins, 2003.
3.6 Penentuan Tipe Emulsi Sediaan
Cara : Sejumlah tertentu sediaan diletakkan di atas objek gelas, ditambahkan 1
tetes metil biru, diaduk dengan batang pengaduk. Tutup dengan kaca penutup dan diamati di bawah mikroskop. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan
tersebut tipe emulsi ma, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut tipe emulsi am Ditjen POM, 1985.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
Percobaan ini dilakukan pada 6 orang sukarelawan dengan cara: kosmetika dioleskan di belakang telinga, kemudian biarkan selama 24 jam dan
lihat perubahan yang terjadi berupa iritasi pada kulit, gatal dan pengkasaran Wasitaatmadja, 1997.
3.8 Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Mengurangi Penguapan Air dari Kulit