Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Mengurangi Penguapan Air dari Kulit Tipe Emulsi Sediaan

3.7 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

Percobaan ini dilakukan pada 6 orang sukarelawan dengan cara: kosmetika dioleskan di belakang telinga, kemudian biarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa iritasi pada kulit, gatal dan pengkasaran Wasitaatmadja, 1997.

3.8 Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Mengurangi Penguapan Air dari Kulit

Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan dengan menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm yang dirangkai seperti pada lampiran 7,halaman 25. Cara : Sediaan ditimbang sebanyak 100 mg. Pada bagian lengan bawah sukarelawan diberikan tanda berupa lingkaran yang sama diameternya dengan diameter tutup pot plastik yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut. Sebelum dipakai, silika gel dipanaskan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan, kemudiaan diletakkan pada desikator. Pada wadah plastik yang belum dilubangi ditimbang 10 g silika gel. Wadah silika gel tersebut diselubungi dengan kain kasa sehingga silika gel tersebut tidak jatuh meskipun wadah silika dibalikkan. Wadah plastik yang lain dilubangi, kemudian wadah plastik disatukan dengan menggunakan isolatip transparan, wadah yang berlubang berada pada bagian bawah, dan posisi kedua wadah menelungkup. Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah diolesi sediaan. Agar Universitas Sumatera Utara wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk mencegah pengaruh udara dari lingkungan maka digunakan isolatif transparan yang ditempelkan sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini dibiarkan menempel selama 3 jam kemudiaan segera dilepas, silika gel yang digunakan ditimbang kembali. Cara ini dilakukan untuk setiap sediaan dan pembanding yaitu sediaan yang menggunakan gliserin 2, dan blanko sebagai kontrol pengujian tanpa diolesi sediaan. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 4.1.1 Homogenitas Sediaan Dari percobaan yang telah dilakukan pada sediaan krim pelembab tidak diperoleh butiran-butiran, maka sediaan tersebut dikatakan homogen. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap sediaan pembanding yaitu blanko dan gliserin 2, hasil yang diperoleh juga menunjukkan tidak adanya butiran-butiran pada objek gelas.

4.1.2 pH Sedíaan

pH sediaan ditentukan dengan menggunakan pH meter. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Data Pengukuran pH Sediaan No Formula pH I II III Rata-rata 1 Blanko 6,5 6,4 6,2 6,36 2 SBJB 2,5 6,2 6,2 6,0 6,13 3 SBJB 5 6,1 6,1 6,0 6,06 4 SBJB 7,5 6,1 6,1 5,9 6,03 5 SBJB 10 6,0 6,0 5,9 5,96 6 Gliserin 2 6,1 6,1 6,0 6,06 Keterangan: SBJB: Sari Buah Jambu Biji I : Pengukuran pada saat selesai dibuat II : Pengukuran setelah 6 minggu III : Pengukuran setelah 12minggu Hasil penentuan pH sediaan, didapatkan bahwa pH dari blanko: 6,36. SBJB 2,5: 6,13. SBJB 5: 6,06. SBJB 7,5: 6,03. SBJB 10: 5,96. Gliserin 2: 6,06. Menurut Balsam 1972, pH untuk kulit adalah 5-8, sediaan memenuhi syarat sehingga aman digunakan dan tidak menyebabkan iritasi. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Stabilitas Sediaan Tabel 3. Data Pengamatan Terhadap Kestabilan Sediaan Pada Saat Sediaan

Selesai dibuat, 1, 4, 8 dan 12 minggu No Formula Pengamatan setelah Selesai dibuat 1 minggu 4 minggu 8 minggu 12 minggu x y z x y z x y z x y z x y z 1 Blanko - - - - - - - - - - - - - - - 2 SBJB 2,5 - - - - - - - - - - - - - - - 3 SBJB 5 - - - - - - - - - - - - - - - 4 SBJB 7,5 - - - - - - - - - - - - - - - 5 SBJB 10 - - - - - - - - - - - - - - - 6 Gliserin 2 - - - - - - - - - - - - - - - Keterangan: SBJB : Sari Buah Jambu Biji Universitas Sumatera Utara x : Perubahan warna y : Perubahan bau z : Pecahnya emulsi - : Tidak terjadi Menurut Ansel 1989 rusak atau tidaknya suatu sediaan yang mengandung bahan yang mudah teroksidasi dapat diamati dengan adanya perubahan warna dan perubahan bau. Untuk mengatasinya maka di tambahkan suatu antioksidan. Antioksidan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah natrium metabisulfit. Kerusakan juga dapat ditimbulkan oleh aktifitas bakteri dan jamur, untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan penambahan pengawet. Pengawet yang digunakan adalah nipagin. Dari data diatas di dapat hasil bahwa tidak terjadi perubahan warna, bau dan pecahnya emulsi pemisahan fase pada formula blanko, sediaan SBJB 2,5, sediaan SBJB 5, sediaan SBJB 7,5, sediaan SBJB 10, dan gliserin 2 sehingga semua sediaan stabil dan dapat digunakan. Universitas Sumatera Utara 4.2 Data Uji Daya Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan Tabel 4. Data Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan No Pernyataan Sukarelawan I II III IV V VI a b a b a b a b a b a b 1 Iritasi pada kulit: - eritema - - - - - - - - - - - - - edema - - - - - - - - - - - - - papula - - - - - - - - - - - - - vesikular - - - - - - - - - - - - 2 Gatal pada kulit - - - - - - - - - - - - 3 Kulit menjadi kasar - - - - - - - - - - - - Keterangan: + : Terjadi iritasi - : Tidak terjadi iritasi a : Diuji pada saat selesai dibuat b : Diuji setelah penyimpanan 12 minggu Menurut Wasitaatmadja 1997, uji kulit yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya efek samping pada kulit, dengan memakai kosmetika di belakang daun telinga dan dibiarkan selama 24 jam. Dari data tabel di atas, ternyata tidak terlihat adanya efek samping berupa iritasi, gatal atau pengkasaran pada kulit yang ditimbulkan oleh sediaan.

4.3 Tipe Emulsi Sediaan

Universitas Sumatera Utara Hasil percobaan untuk pengujian tipe emulsi sediaan dengan menggunakan biru metil adalah: Tabel 5. Data Penentuan Tipe Emulsi Sediaan No Formula Kelarutan Biru Metil Pada Sediaan Ya Tidak 1 Blanko √ - 2 SBJB2,5 √ - 3 SBJB 5 √ - 4 SBJB 7,5 √ - 5 SBJB 10 √ - 6 Gliserin 2 √ - Keterangan: SBJB: SariBuah Jambu Biji √ : Biru Metil Larut Menurut Ditjen POM 1985, penentuan tipe emulsi suatu sediaan dapat dilakukan dengan menggunakan biru metil, jika biru metil terlarut bila diaduk maka emulsi tersebut adalah tipe ma. Dari hasil uji tipe emulsi yang dapat dilihat pada tabel di atas, formula krim dengan konsentrasi 2,5, 5, 7,5, 10, gliserin 2 dan blanko Universitas Sumatera Utara menunjukkan biru metil dapat larut dalam krim tersebut. Dengan demikian larutnya biru metil pada sediaan tersebut membuktikan bahwa sediaan krim yang dibuat mempunyai tipe emulsi ma.

4.4. Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Mengurangi Penguapan Air Dari Kulit