23
2.1.3 Orang Batak dari Wilayah Tapanuli bagian Selatan
Orang-orang yang datang ke Tarutung bukan hanya orang-orang Minangkabau dan orang-orang Jawa saja, tetapi juga sub etnis Batak lain yang datang ke Tarutung.
Sub etnis orang Batak lain yang dimaksudkan adalah orang-orang Batak Mandailing. Kebanyakan orang-orang Batak yang berasal dari Tapanuli bagian selatan ini
datang ke Tarutung dikarenakan pindah tugas, tetapi ada juga di antaranya yang memang sengaja untuk mengadu nasib di Tarutung. Sama seperti perlakuan terhadap
orang-orang Minangkabau, kedatangan mereka juga diterima baik oleh orang-orang Batak yang ada di Tarutung, dikarenakan mereka masih satu etnis yaitu Batak. Selain
itu juga ada satu nilai budaya dasar yang dipegang teguh oleh orang Batak yaitu Dalihan Na Tolu. Setiap sub etnis Batak memegang teguh Dalihan Na Tolu. Dalam
Dalihan Na Tolu tidak ada memandang perbedaan agama, semua satu yaitu etnis Batak.
Berdasarkan sejarahnya, orang Batak tersebar ke berbagai wilayah yang pada asalnya berasal dari Samosir. Perpindahan dari negeri Toba tua ke sekitarnya pada
umumnya dikarenakan adanya perselisihan di antara keluargamarga yang bersangkutan, misalnya karena masalah pembagian harta warisan.
23
23
Batara Sangti, Sejarah Batak, Medan: Karl Sianipar Company, 1977, hal. 41.
Sehingga ada beberapa dari keluarga tersebut yang kemudian pergi keluar tanah asalnya yang
kemudian mendirikan kampung-kampung baru atau huta di daerah lain. Persebaran inilah yang kemudian menyebabkan banyaknya orang-orang Batak yang tinggal di
luar Samosir, tempat orang Batak berasal. Persebaran ini sering juga disebut sebagai marserak dalam bahasa Batak, yang artinya tersebar.
Universitas Sumatera Utara
24
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa orang Batak yang di Tarutung pada awalnya memiliki garis keturunan sejarah yang sama dengan orang-orang Batak yang
berasal dari Tapanuli bagian selatan. Ditambah lagi dengan konsep Dalihan Na Tolu yang dipegang teguh oleh kedua belah pihak. Hal itu yang menyebabkan orang-orang
muslim dari Tapanuli bagian selatan diterima dengan baik di Tarutung. Memang Dalihan Na Tolu bagi orang Batak berbeda-beda dalam penyebutannya. Tetapi pada
dasarnya, intinya adalah mengenai sistem kekerabatan yang diatur sedemikian rupa. Sistem kekerabatan yang sangat erat, yang kemudian mempengaruhi hubungan antara
satu orang dengan orang yang lain dalam kehidupan kesehariannya. Sikap saling menghormati, antara yang tua dan yang muda, antara keluarga yang satu dengan
keluarga yang lain yang kemudian terhubung karena adanya perkawinan. Hal inilah yang terjadi pada orang Batak yang di Tarutung dengan orang Batak yang datang dari
Tapanuli Selatan. Orang-orang yang datang dari Tapanuli bagian selatan sudah memeluk Islam
sejak adanya penyebaran Islam oleh tentara Paderi. Ketika mereka di Tarutung mereka juga tetap menjalankan ajaran Islam bersama kaum pendatang lainnya dan
juga masyarakat lokal yang menganut agama Islam. Pada tahun 1970-an sudah banyak orang-orang Islam dari wilayah Tapanuli
bagian selatan yang datang ke Tarutung. Setelah mereka semakin banyak jumlahnya, maka dibentuklah sebuah perkumpulan untuk orang-orang yang berasal dari Tapanuli
bagian selatan. Perkumpulan ini dibuat dalam bentuk perwiridan atau pengajian, yang juga sekaligus sebagai sarekat tolong menolong sesama orang-orang Tapanuli bagian
selatan. Mereka ini ada yang datang dari wilayah Padangsidimpuan, Mandailing dan
Universitas Sumatera Utara
25
Angkola. Selain karena pindah tugas ataupun ditugaskan ke Tarutung, orang-orang ini juga datang ke Tarutung untuk berdagang. Di Tarutung sendiri orang-orang
Tapanuli bagian selatan ini banyak berkecimpung dalam bidang perdagangan emas. Banyak toko-toko emas yang ada di Tarutung adalah milik orang Tapanuli bagian
selatan. Kemudian ada juga beberapa orang Batak Toba yang juga ikut membuka toko emas seperti yang dilakukan oleh orang-orang Batak dari Tapanuli bagian
selatan. Perkumpulan orang-orang yang berasal dari Tapanuli Selatan dan sekitarnya ini
tergabung dalam pengajian Tapanuli Selatan. Kegiatan yang dilakukan sama seperti perkumpulan lain yaitu mengadakan pengajian rutin setiap minggunya.
2.2 Faktor-faktor Pendorong Masuknya Pendatang ke Tarutung