2.3.3.5 Maloklusi
Hubungan antara maloklusi seperti maloklusi Angle, gigitan silang, gigitan terbuka, traumatik oklusi,
overjet
dan
overbite
yang tidak normal, diskrepansi
midline
telah dihubungkan dengan terjadinya gangguan STM sebagai faktor predisposisi. Maloklusi dari gigi dapat menyebabkan kliking karena adanya perbedaan oklusi
sentrik dan relasi sentrik. Kliking sendi sering dihubungkan dengan maloklusi. Adanya perubahan oklusi selalu menghasilkan suatu perubahan koordinasi otot
–otot. Permukaan oklusal yang tidak sesuai dengan aksi otot dan sendi temporomandibula
dapat menyebabkan hiperaktivitas otot dan terjadi perubahan posisi diskus. Kehilangan gigi anterior terutama kaninus menyebabkan pola oklusal menjadi lebih
datar karena berkurangnya tinggi tonjolan. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan dimensi vertikal. Penurunan dimensi vertikal kemudian akan
menyebabkan dislokasi diskus ke anterior. Traumatik oklusi juga dapat menyebabkan gangguan STM dikarenakan adanya benturan antara gigi atas dan gigi bawah saat
mandibula bergerak fungsional dan non –fungsional. Benturan ini kemudian dapat
menimbulkan disintegrasi dalam sistem kondi –diskus, sehingga timbul gejala
kliking.
7,19
Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian Hirsch dkk 2005 yang melakukan penelitian pada 3033 subyek, menyimpulkan bahwa
overjet
dan
overbite
yang besar atau kecil tidak menimbulkan suara pada sendi kliking dan krepitasi.
Penelitian oleh Basafa dkk 2006 terhadap 435 pasien dengan rentang usia 19-32 tahun juga menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara maloklusi dengan
gangguan STM . Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Mohlin B dkk
2007 dan Belotte-Laupie dkk 2011.
7,54-56
2.3.3.6 Faktor Psikologis
Faktor psikologis seperti
stress
dan cemas dapat memicu terjadi gangguan STM. Hal ini belum jelas hubungannya. Pasien dengan gangguan STM biasanya
menderita penyakit yang dihubungkan dengan
stress
, seperti migrain, sakit punggung, ulser pada saluran pencernaan. Menurut laporan dari Lazlo Schwartz dkk bahwa grup
Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai gangguan STM seperti sakit pada saat menggerakkan mandibula disebabkan oleh otot mastikasi yang tegang. Daniel Laskin juga menyatakan bahwa
stress
dapat menjadi faktor risiko gangguan STM dikarenakan
stress
dapat memicu hiperaktivitas pada otot. Kelelahan pada otot yang disebabkan oleh hiperaktivitas
dapat menyebabkan spasme pada otot. Hal ini didukung oleh laporan penelitian dari Casanova Rosado dkk 2005 bahwa
stress
dan cemas dapat menyebabkan terjadinya gangguan STM. Selain itu orang yang cemas akan mengalami gangguan STM 1,58
kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak cemas.
4,7,45
2.3.3.7 Trauma