Dukungan Oklusal Etiologi Gangguan STM

2.3.3.4 Dukungan Oklusal

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Indeks Eichner untuk mengkategorikan kehilangan dukungan oklusal. Indeks Eichner terdiri dari 5 kelas yaitu, A terdiri dari 4 zona dukungan oklusal, B1 terdiri dari 3 zona dukungan oklusal, B2 terdiri dari 2 zona dukungan oklusal, B3 terdiri dari 1 zona dukungan oklusal, B4 kontak gigi hanya pada anterior saja, dan C tidak terdapat kontak pada gigi. 9 Kehilangan dari dukungan oklusal yaitu gigi posterior telah ramai dibahas sebagai faktor risiko terjadinya gangguan STM. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mundt T dkk 2005, adanya hubungan antara kehilangan dukungan oklusal dengan terjadinya gangguan STM pada pria. Hal ini disebabkan oleh besarnya kekuatan gigit pada pria. Menurut penelitian Ciangcaglini dkk, sebanyak 60,2 pasien yang kehilangan dukungan oklusal menderita gangguan STM. Hasil penelitian oleh Hatim NA dkk 2011 menunjukkan bahwa terdapat gangguan STM pada pasien yang mengalami kehilangan dukungan oklusal. Hasil yang sama juga didapat oleh penelitian Shet RGK dkk 2013 bahwa terdapat hubungan antara kehilangan dukungan oklusal dengan terjadinya gangguan STM. 5,9,20 Keparahan dari simtom gangguan sendi temporomandibula akan meningkat seiring berkurangnya dukungan oklusal karena kondilus mandibula akan mencari posisi yang nyaman pada saat menutup mulut dan memicu perubahan letak kondilus pada fosa glenoidalis atau overclosure pada mandibula yang kemudian menyebabkan gangguan sendi temporomandibula. Berkurangnya dukungan oklusal juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem mastikasi dan perubahan awal pada pola neuromuscular dari aktivitas otot rahang. Mekanisme neuromuskular akan membentuk pola pergerakan baru rahang bawah untuk mengompensasi posisi gigi yang baru akibat ketidak serasian dengan gigi lainnya dalam fungsi mulut. Sisa gigi yang ada akan mencoba beradaptasi dengan pola pergerakan yang baru tersebut dengan kemungkinan akan menimbulkan ketidakharmonisan dalam pergerakan. Akibat dari gigi yang hilang maka akan terdapat elongasi dari gigi antagonisnya dan Universitas Sumatera Utara menyebabkan kontak prematur. Perubahan tersebut menyebabkan kurva oklusal berubah bentuk, lengkung menjadi bergelombang sehingga gerakan artikulasi menjadi tidak lancar. Dengan adanya kontak prematur akan menyebabkan benturan pada saat mandibula bergerak ke posisi oklusi sentrik dan tanpa disadari pasien akan merubah lintasan dalam hal membuka dan menutup mulut atau menarik mandibula ke posisi yang dirasa nyaman. Perubahan lintasan ini menyebabkan posisi mandibula bergeser dari sentrik dan keseimbangan otot berubah menjadi ada yang aktif dan sebagian menjadi kurang aktif. Secara bertahap apabila toleransi fisiologis otot terlampaui, maka akan timbul kelelahan pada otot dan menimbulkan spasme sehingga pasien merasa nyeri pada otot. Begitu juga halnya dengan kondilus, ketidakseimbangan ini menyebabkan posisi mandibula menjadi sedikit terungkit sehingga posisi kondilus berubah, yang satu di posisi superior dan yang lain berada di posisi inferior. Akibat dari perubahan posisi kondilus ini akan terjadi disfungsi sendi temporomandibula. 17,18,21,51,52 Gambar 8. Indeks Eichner 52 Universitas Sumatera Utara

2.3.3.5 Maloklusi