188
3.4.1. Pengembangan Infrastruktur Pendukung
Ada beberapa
infrastruktur yang
dapat dibangun, dikembangkan, dan diperluas antara lahan
sarana perparkiran yang masih belum memadai sehingga menyulitkan pengunjung. Perluasan dan
penataan area parkir perlu direalisasikan dalam upaya meningkatkan infrastruktur yang telah ada. Di sekitar
perparkiran perlu dibanguan pendopo atau ruang transit sementara sebelum pengunjung melakukan aktivitas
wisata yang lain. Dengan demikian, para pengunjung akan merasa nyaman sekaligus dapat memberdayakan
PKL. Aspek yang lain adalah membuka akses jalan
yang lebih baik ke tempat tujuan wisata terutama di Makam Kyai Telingsing dan Pertapaan Eyang Sakri.
Infrastruktur antara lain akses transportasi ke Rahtawu, penerangan, dan fasilitas MCK.
189
Gambar 32. Sarana MCK di Pertapaan Eyang Sakri Sumber : Dokumentasi Pribadi
3.4.2. Pusat Informasi dan Promosi Terpadu
Dari semua potensi wisata yang ada di di Kawasan Sunan Muria, Sunan Kudus, Kyai Telingsing,
Bulusan, dan Eyang Sakri masih ada yang belum lengkap informasi tentang eksistensi lokasi yang dapat
memberikan informasi awal bagi para pengunjung. Pengunjung harus bertanya pada perorangan. Brosur
atau promosi yang dibuat pemerintah daerah masih sedikit infomasinya dan sedikit oplahnya. Dampaknya,
brosur sulit dicari di sekitar lokasi. Dengan demikian
190
pusat informasi yang dapat memberi gambaran secara lengkap tentang potensi wisata Sunan Muria, Sunan
Kudus, Kyai Telingsing, Bulusan, dan Eyang Sakri adalah penting. Dengan kelengkapan informasi
tersebut, calon wisatawan akan jauh-jauh hari mengatur jadual kunjungan ke lokasi tersebut dengan nyaman dan
tenang. Bila perlu, Informasi tentang potensi ini dibuatkan
website tersendiri,
sehingga dapat
mempromosikan berbagai hal tentang Muria.
3.4.3. Pelatihan Guide
Penguasaan oleh seseorang terhadap sebuah lokasi secara utuh menjadi penting supaya informasi
yang diberikan dapat dimengerti secara benar oleh pengunjung. Di sinilah perlunya pelatihan
guide
agar masayarakat lokal menjadi fasih berbicara tentang
wilayahnya. Untuk mewujudkan hal itu, pelatihan guide menjadi program yang layak dijalankan. Melalui
pelatihan, transfer pengetahuan berjalan secara baik dan benar, dan masyarakat dapat memperoleh ilmu
berkomunikasi secara sistematis, runtut, dan terarah.
191
3.4.3. Penataan dan Koordinasi antar Pengelola