Spirit Ketokohan Mbah Kyai Dudho

86 model ini dapat mempercepat keberhasilan penyebaran agama Islam. Model yang seperti itu masih cukup relevan bila diterapkan pada saat ini. Pada saat ini, sikap toleransi yang diajarkan oleh Kyai Telingsing masih diimpelentasikan oleh para pengikutnya di Desa Sungging yaitu tidak membeda-bedakan dan menerima peziarah dari berbagai agama yang datang ke makam ini. Kyai Telingsing merupakan sosok individu yang mencintai sesama makhluk hidup. Dia mempunyai kuda peliharaan, yang berarti menandakan bahwa beliau mencintai hewan. Ini mengajarkan bahwa agar setiap manusia menyayangi binatang karena semua makhluk hidup yang ada didunia merupakan ciptaan Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik.

2.2.4. Spirit Ketokohan Mbah Kyai Dudho

Mbah Dudha merupakan seorang ulama yang mempunyai jaringan luas dengan para Walisanga di Jawa. Kehadiran Wali Songo ke tempat Mbah Dudha merupakan salah satu pengakuan terhadap eksistensi Mbah Dudha di Dukuh Sumber Desa Hadipolo Jekulo Kudus. Sebagai seorang tokoh, seharusnya Mbah 87 Dudha mampu membedakan waktu yang tepat untuk digunakan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat. Sebenarnya malam Ramadhan adalah malam yang penuh berkah, sehingga aktivitas ibadah malam idealnya harus menjadi prioritas utama. Misalnya untuk membaca Al Qur’an dan ibadah yang lain. Namun ternyata murid-murid Mbah Dudha seperti Umaro dan Umari, pada malam 15 Ramadhan masih melakukan aktivitas duniawi yaitu menanam tanaman padi mendaut . Ini adalah peringatan yang positif bagi masyarakat sekarang agar senantiasa bisa membagi waktu antara bekerja dan ibadah supaya tidak menyesal di kemudian hari. Sabda Sunan Muria terhadap murid Mbah Dudha yaitu Umaro dan Umari sebagai sebuah simbol bahwa kedekatan wali kepada Allah akan memberi dampak setiap ucapan wali senantiasa dikabulkan oleh Allah. Sabda Sunan Muria sebagai pertanda bahwa Mbah Dudha harus merubah pola kebiasaan yang dapat membedakan antara kepentingan duniawi dengan akhirat. Perkataan Sunan Ampel sebagai teguran tidak langsung kepada Mbah Dudha, supaya lebih 88 mendekatkan diri kepada Allah sekaligus sebagai ujian terhadap keimanan dari Mbah Dudha itu sendiri. Dari aspek yang lain dapat dimaknai bahwa semua muslim harus patuh kepada ulama. Sapaan dan teguran ulama harus dibalas. Spiritnya adalah agar generasi sekarang dan generasi yang akan datang selalu memperhatikan tegur sapa orang lain, menghormati dan berbuat baik pada sesama, dan tidak saling acuh atau melupakan. Pelajaran berharga lainnya adalah agar kita tidak mengacuhkan orang tua atau orang yang dituakan supaya tidak kualat. Mengingat kesaktian wali zaman dahulu yang diperoleh karena sifat kejujuran, ketekunan, dan keprihatinannya. Masyarakat percaya bahwa bulus-bulus yang berada di sumber air itu mempunyai kekuatan. Artinya agar masyarakat tidak mengganggu kelancaran air guna mengairi sawah dan dapat memberikan kesuburan sawah sehingga akan meningkatkan kesejahateraan penduduk. Adanya pesta rakyat yang menggelar tradisi bulusan menggambarkan bahwa bulus itu mempunyai kedudukan tinggi sebagai penguasa sawah. 89 Bulus dan acara bulusan dipandang sebagai wasiat dari wali, sehingga apabila tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Bulus yang ada di wilayah ini dianggap sebagai penjaga sumber, maka harus diberi makan. Apabila tidak diberi makan, dikhawatirkan bulus akan marah dan mengganggu kelancaran air dan kesuburan tanah untuk tanah pertanian.

2.2.5. Spirit Ketokohan Eyang Sakri Rahtawu