P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 32
Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial
Sasaran: Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan kualitas sumber daya termasuk sumber daya manusia dan pembiayaan
Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik Sasaran :
Meningkatnya Pelayanan yang efisien, efektif dan transparan
Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan 4. Meningkatkan promosi kesehatan dan kualitas lingkungan untuk
mendukung pencegahan penyakit, yang keduanya memiliki Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan
sosial Sasaran : Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat
C. STRATEGI
Strategi bidang Kesehatan untuk melaksanakan program dan kegiatan –kegiatan sesuai dengan arah kebijakan yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Depok adalah:
1. Meningkatkan kualitas SDM Kesehatan 2. Membuat Komitmen dari jajaran kesehatan untuk memberika
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan terutama masyarakat miskin
3. Menjalin kemitraan dengan pelayanan kesehatan swasta ,LSM dan organisasi profesi
4. Menetapkan kebijakan yang jelas dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 33
D. Pemenuhan sarana dan prasarana KesehatanKEBIJAKAN DAN PROGRAM
1. KEBIJAKAN
Dalam upaya mencapai visi dan melaksanakan misi yang diemban, maka ditetapkan kebijakan yaitu pemberdayaan di Dinas Kesehatan Provinsi
maupun KabupatenKota.
Adapun 8
kebijakan yang
telah disosialisasikandengan nama8 Paket Sistem Pemberdayaan, yaitu:
1. Perencanaan Kesehatan berdasarkan fakta evidence base planning 2. Manajemen kesehatan yang akuntabel
3. Pelayanan Puskesmas yang efektif dan responsif 4. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan
5. Pemeliharaan mutu pelayanan kesehatan 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang efektif
7. Sistem informasi kesehatan yang efektif 8. Pengembangan peran serta murni masyarakat
2. PROGRAM
1. Program Peningkatan Promosi Kesehatan 2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak
Menular 4. Program Peningkatan Kesehatan Keluarga
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
6. Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan 7. Program Peningkatan Kewaspadaan Pangan dan Gizi
8. Program Peningkatan Kualitas SDM Aparatur 9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 11. Program Peningkatan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
12. Program Peningkatan Kualitas Data dan Perencanaan 13. Program Penataan dan Pengembangan Produk Hukum
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 34 14. Program Pengembangan Sistem Pelayanan dan Pengaduan
Berbasis Teknologi Informasi 15. Program Standardisasi Pelayanan Publik
BAB III GAMBARAN UMUM
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 35
I. GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN
I.1. Luas Wilayah
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur dan
berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabodetabek .Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara
merupakan daerah dataran rendah
– perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan
lerengnya kurang dari 15. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2. Kondisi geografisnya dialiri
oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub satuan wilayah aliran sungai. Disamping itu terdapat pula 25 situ. Data luas
situ sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat tercemar. Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan
lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 36 selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan
Kali Cikeas Berdasarkan Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Wilayah Kecamatan di Kota Depok, Kota Depok dimekarkan menjadi 11 kecamatan.
I.2. Sumber Daya Lahan
Sumber daya lahan merupakan segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat di lingkungan fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan
vegetasi yang ada. Dari semua faktor yang ada tersebut dapat mempengaruhi potensi dalam penggunaan lahannya, termasuk di dalamnya adalah akibat dari
kegiatan-kegiatan manusia baik di masa lalu maupun masa sekarang. Sebagai contoh adalah penebangan hutan dan penggunaan lahan baik untuk pertanian
maupun untuk bidang lainnya.
Kota Depok dalam perkembangannya mengalami perkembangan yang sedemikian pesat. Berdasarkan data analisis revisi RT dan RW Kota Depok
data tahun 2000 -2010, pemanfaatan ruang kota untuk kawasan pemukiman mencapai 8.915.09 ha 44,31 . Sehingga dalam perkembangannya
kawasan hijau terbuka hijau mengalami penyusutan sebesar 0,93 dari data tahun 2000, atau sebesar 10.106,14 ha.
Pertumbuhan pemukiman baik itu perumahan-perumahan maupun rumah-rumah diperkampungan menjadikan tutupan permukaan tanah
meningkat, daerah serapan air berkurang sehingga kualitas kondisi alam
Kota Depok menurun.
Tabel 1 Gambaran Luas wilayah Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 37
berdasarkan Kecamatan Tahun 2014 Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan Luas Wilayah km2
Sawangan 6
25,90 Bojongsari
4 19,80
Pancoran Mas 6
18,20 Cipayung
6 11,63
Sukmajaya 6
18,03 Cilodong
6 16,08
Cimanggis 7
21,22 Tapos
7 32,33
Beji 7
14,29 Limo
4 12,32
Cinere 4
10,47 Kota Depok
63 200,3
Sumber :BPS Kota Depok
I.3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014, tahun 2010 sebanyak 1.737.276 jiwa,tahun 2011 sebanyak 1.813.612 jiwa. Pada
tahun 2012 jumlah penduduk sebanyak 1.898.567 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki: 961.876 jiwa 50,6 dan perempuan: 936.691 jiwa 49,3
dan tahun 2013 jumlah penduduk sebanyak 1.962.160 jiwa dengan jumlah laki-laki :990.286 jiwa dan jumlah perempuan: 971.874 jiwa.Tahun 2014
Jumlah penduduk laki-laki: 1.025.784 jiwa dan perempuan: 1.007.724 jiwa. Dapat disimpulkan peningkatan jumlah penduduk Kota Depok dari tahun 2013
ke tahun 2014 sebesar 3,5 atau 71.348 jiwa. Berikut gambaran Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Tabel 2
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 38
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kota Depok tahun 2014
NO KELOMPOK
UMUR TAHUN
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUAN RASIO
JENIS KELAMIN
1 0 - 4
103,049 96,653
99,702 06.62
2 5 - 9
90,354 86,062
76,416 04.99
3 10 - 14
80,794 77,661
58,455 04.03
4 15 - 19
84,493 88,657
73,150 5.30
5 20 - 24
93,442 94,540
87,982 8.84
6 25 - 29
94,237 96,910
91,147 7.24
7 30 - 34
100,428 100,275
00,703 00.15
8 35 - 39
94,080 91,460
85,540 02.86
9 40 - 44
82,983 77,635
60,618 06.89
10 45 - 49
64,089 61,912
26,001 03.52
11 50 - 54
49,130 47,801
6,931 02.78
12 55 - 59
36,510 34,420
0,930 06.07
13 60 - 64
22,508 21,389
3,897 05.23
14 65 - 69
14,880 14,274
9,154 04.25
15 70 - 74
8,522 8,737
7,259 7.54
16 75+
6,285 9,338
5,623 7.31
JUMLAH 1,025,784
1,007,724 2,033,508
01.79
Sumber : BPS Kota Depok
Sebagai gambaran jumlah total penduduk dan Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 39
Gambar 1 Jumlah Penduduk di Kota Depok Tahun 2010-2014
Sumber : BPS Kota Depok
Untuk mengetahui komposisi penduduk Kota Depok berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin berikut digambarkan piramida penduduk seperti
dibawah ini:
Gambar 2 Piramida Penduduk di Kota Depok Tahun 2014
Sumber BPS Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 40 Dengan melihat gambar piramida diatas menunjukkan median umur
penduduk Kota Depok adalah 30 sampai dengan 34 tahun. Angka ini
menunjukkan bahwa penduduk Kota Depok termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur 20,
Penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur 30 tahun.
Jumlah Rumah tangga yang terdapat diKota Depok sebanyak 388.112 dengan rata-rata jiwaRumah tangga sebesar 5,24 Sumber BPMK Kota
Depok Berikut gambaran jumlah rumah tangga kecamatan dan rata-rata jiwarumah tangga di Kota Depok tahun 2014.
Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga
Kecamatan dan rata-rata jiwarumah tangga di Kota Depok Tahun 2014
NO KECAMATAN JUMLAH RUMAH
TANGGA RATA_RATA
JIWARUMAH TANGGA
1 Sawangan
26,634 5.43
2 Bojongsari
25,622 4.55
3 Pancoran Mas
47,349 5.20
4 Cipayung
25,602 5.84
5 Sukmajaya
47,500 5.72
6 Cilodong
25,473 5.74
7 Cimanggis
56,269 5.03
8 Tapos
54,232 4.66
9 Beji
5.66
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 41 34,259
10 Limo
21,821 4.71
11 Cinere
23,351 5.38
TOTAL
388,112 5.24
Sumber: BPS Kota depok
I.4. Iklim
Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim.
Secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara bulan Oktober-Maret.
•Temperatur : 24,3 - 33 Celsius
• Kelembaban rata-rata : 25 • Penguapan rata-rata : 3,9 mmth
• Kecepatan angin rata-rata : 14,5 knot • Penyinaran matahari rata-rata : 49,8
• Jumlah curah hujan : 2684 mth • Jumlah hari hujan : 222 haritahun
I.5. Kepadatan Penduduk Kota Depok dilihat dari luas Wilayah
Dari gambar dibawah ini terlihat bahwa luas wilayah kecamatan terbesar terdapat di Kecamatan tapos dengan kepadatan penduduk
sebesar 10.154 3,09 dan wilayah terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Cinere
dengan luas 10,47 Km2 namun kepadatan penduduk Kecamatan Cinere sebesar 11.587 per Km2 9,55 hal ini menggambarkan bahwa pada
Kecamatan Cinere memiliki penduduk yang cukup padat hal ini berbanding terbalik dengan kecamatan Tapos yang memilki luas wilayah terbesar 32,33
km2 namun memiliki kepadatan penduduk yang lebih sedikit sebesar 7.822 per Km2 3,1. Pada tahun 2014 kepadatan penduduk Kota Depok masih terletak
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 42 pada Kecamatan Cinere dan Kepadatan penduduk terkecil terletak pada
Kecamatan Tapos. Berikut gambar Kepadatan Penduduk di Kota Depok:
Gambar 3 Kepadatan Penduduk dan luas wilayah
Kota Depok Tahun 2014
Sumber: BPS Kota Depok
Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 kepadatan penduduk Kota Depok terus meningkat.
Hal ini berarti bahwa Jumlah penduduk di Kota Depok semakin meningkat.
Pada tahun 2011 sebanyak 9.056 orang per kilometer persegi, tahun 2012 sebanyak 9.479 orang per kilometer persegi, tahun 2013 sebanyak 9.798
orang per kilometer persegi , tahun 2014 sebanyak 10.154 orang per kilometer persegi. Hal ini sangat jauh dengan kepadatan penduduk diJawa Barat tahun
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 43 2011 sebanyak 9.056 orang per kilometer persegi, tahun 2012 sebanyak 9.479
orang per kilometer persegi, tahun 2013 sebanyak 9.798 orang per kilometer persegi. Pada tahun 2014 kepadatan penduduk Kota Depok sebanyak 10.154
per kilometer persegi, kepadatan penduduk provinsi Jawa Barat tahun 2014 belum ada data. Berikut gambar perbandingan kepadatan penduduk Provinsi
Jawa Barat dan Kota Depok tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014.
Gambar 4 Perbandingan Kepadatan Penduduk
Kota Depok dan Provinsi Jawa barat dari tahun 2011-2014
Sumber: BPS Kota Depok dan profil Dinkes Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
I.6. Laju Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 2010 - 2014 Laju Pertumbuhan Penduduk atau Population Growth Rate R
digunakan untuk mengukur kecepatan pertambahan penduduk. Kota Depok selain sebagai Kota otonom yang berbatasan langsung dengan Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan
perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 44 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Depok terus meningkat dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014, angka ini Jauh melesat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Barat sendiri yang hanya sebesar 1,90
hasil sensus tahun 2000-2010 . Angka fertilitas yang tinggi serta urbanisasi penduduk, juga menjadi penyumbang terbesar dalam laju pertumbuhan
penduduk Kota Depok. Berikut gambaran laju Pertumbuhan penduduk LPP Kota Depok tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 5 Laju Pertumbuhan penduduk LPP
Kota Depok Tahun 2010- 2014
Sumber: Proyeksi Penduduk
Berikut kami jabarkan angka kelahiran kasar CBR dan angka kesuburan total TFR di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 4 Angka Kelahiran Kasar CBR dan angka kesuburan total TFR di
Provinsi Jawa Barat tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 Tahun
Total Fertility rateTFR Angka Kesuburan Total
Crude Birth Rate CBR Angka Kelahiran Kasar
2009 2,20
21,09
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 45
2010 2,08
20,92 2011
2,18 21,90
2012 2,50
25,00
Sumber: Badan Pusat statistic Provinsi Jawa Barat BKKBN Provinsi Jawa Barat SDKI 2012
II. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI
II.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok
Berdasarkan struktur ekonomi, yang ditunjukkan oleh angka PDRB, sektor unggulan daerah Kota Depok adalah sektor tersier yang meliputi
subsektor perdagangan, hotel dan restoran, dan subsektor jasa. Berdasarkan data PDRB tahun 2011 yang dipublikasikan BPS Kota Depok pada tahun 2012,
sektor tersier memberikan kontribusi pada perekonomian daerah sebesar 48,55 Atas Dasar Harga Konstan, meningkat dibanding tahun sebelumnya
47,48. Makin meningkatnya kontribusi sektor tersier kian mengokohkan Kota Depok sebagai kota perdagangan dan jasa. Sektor sekunder sebenarnya
masih menunjukkan kontribusi yang besar 48,68 ADHK, namun cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sebelumnya tahun 2010,
kontribusi sektor sekunder sebesar 49,36. Di luar sektor makro di atas, Kota Depok juga memiliki berbagai produk potensial yang memiliki keunggulan
komparatif, antara lain komoditas belimbing, ikan hias, tanaman hias, serta beberapa produk ekonomi kreatif. Sumbangan kegiatan ekonomi kreatif di
Kota Depok terhadap PDRB ADHK 2000.
Pada tahun 2011 mencapai Rp. 1,19 trilyun atau 17,16 dari total PDRB. Pada tahun sebelumnya 2010, sumbangan itu mencapai Rp. 1,12
trilyun17,18 dari total PDRB. Dari data 2010-2011 diketahui Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Depok Tahun 2012 terjadi
kenaikan pertumbuhan produksi ekonomi kreatif di Kota Depok
sebesar 6,55.
Tahun 2013 Kontribusi PDRB pertanian terhadap PDRB Kota sebesar 1,96, Kontribusi PDRB industri terhadap PDRB industri terhadap
PDRB Kota Depok sebesar 35,30, Kontribusi PDRB perdangangan terhadap PDRB Kota Depok sebesar 37,38, Kontribusi PDRB pariwisata belum ada
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 46 data.
Sumber : BPS dan Bappeda Kota Depok “PDRB Industri Kreatif Kota Depok 2011 dan 2012”.
II.2. Pengeluaran perkapita
Besarnya pendapatan yang diterimadiperoleh rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data
pendapatan yang akurat sulit diperoleh,sehingga dalam Surveykegiatan Sosial Ekonomi Daerah Suseda didekati melalui pengeluaran Rumah Tangga.
Pengeluaran Perkapita masyarakat Kota Depok pada tahun 2011 sebesar 651,46, tahun 2012 sebesar 654,95, tahun 2013 sebesar 657,38, tahun 2014
sebesar 661,3. Berikut gambaran pengeluaran perkapita penduduk Kota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 6 Pengeluaran Perkapita Penduduk Kota Depok
Tahun 2011- 2014
Sumber : Bappeda Kota Depok
II.3 . Penduduk miskin
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Jumlah penduduk miskin pada
tahun 2012 sebanyak 321.012 jiwa 16,9 , tahun 2013 sebanyak 469.603 jiwa 24 dan tahun 2014 jumlah penduduk miskin sebanyak 188.660 jiwa
Sumber data Jamkesda Kota Depok.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 47
II.4. Tingkat pendidikan
Pada tahun 2013 angka melek huruf yang paling tinggi ada di Kecamatan Beji sebesar 99,69 . Dari angka melek huruf ini menggambarkan
bahwa masyarakat Kota Depok yang berumur 15 tahun keatas ini rata-rata sudah diatas 95.
Pada tahun 2014 angka melek huruf paling tinggi diKecamatan
Sawangan sebesar 99,18. Angka melek huruf Kota Depok tahun 2014 sebesar 99,1. Berikut dapat dilihat gambar angka melek huruf di Kota Depok
tahun 2014:
Gambar 7 Angka Melek Huruf perkecamatan
di Kota Depok Tahun 2014
sumber : BPS Kota Depok
Sementara angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2011 sebesar 10,97, tahun 2012 sebesar 10,98 dan tahun 2013 sebesar 11,0. Pada
tahun 2014 angka rata-rata lama sekolah 11,16. Berikut gambaran persentase penduduk berusia 10 tahun keatas menurut jenis kelamin.
Tabel 5 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 48
Menurut Jenis Kelamin, Partisipasi Sekolah dan Status Pendidikan Di Kota Depok Tahun 2013
Susenas 2010
III. STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA
Perkembangan Indeks Pembangunan manusia IPM Kota Depok berdasarkan penghitungan BPS
secara umum dari periode 2010 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan. IPM Kota Depok tahun 2010 sebesar
79,09 ,tahun 2011 sebesar 79,49 ,tahun 2012 sebesar 79,83 , tahun 2013 sebesar 80,02 dan tahun 2014 sebesar 80,58.
IPM Kota Depok Tahun 2014 sebesar 80,58. Angka Harapan Hidup Kota Depok sebesar 73,75 tahun yang artinya anak yang lahir pada tahun
2014 ini mempunyai harapan hidup sampai dengan umur 73,75 tahun, Angka melek huruf sebesar 99,07 artinya masyarakat Kota Depok tahun 2014 yang
berumur 15 tahun keatas dan yang bisa membaca dan menulis sebanyak 99,07, masih ada 0.03 lagi penduduk yang buta huruf. Rata-rata lama
sekolah 11.16 tahun artinya masyarakat Kota Depok yang berumur 15 tahun keatas rata-rata lama sekolah selama 11.16 tahun atau sampai dengan kelas 2
SMA, pengeluaran per kapita sebesar 661.30 rupiah per tahun artinya bahwa masyarakat Kota Depok tahun 2014 mengeluarkan uang untuk konsumsi
sebesar 661.30 rupiah setiap orang selama satu tahun yang telah disesuaikan.
Tugas pemerintah dan masyarakat Kota Depok semakin bertambah berat untuk meningkatkan angka IPM ini di tahun tahun mendatang. Masih
Partisipasi sekolahStatus Pendidikan
Laki-laki Perempuan
Laki-laki dan Perempuan
SDsederajat 31,41
26,09 28,75
SMPsederajat 26,91
31,21 29,06
SMAsederajat 22,06
25,00 23,53
D1D2 0,00
0,00 0,00
D3Sarjana Muda 2,40
1,00 1,70
D4S1 15,15
15,86 15,50
S2S3 2,07
0,84 1,46
Jumlah 100
100 100
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 49 diperlukan kerja keras untuk melaksanakan kegiatan di bidang kesehatan,
pendidikan dan sosial ekonomi yang dapat meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat di Kota Depok. Di Kota Depok yang mempunyai
IPM tertinggi di Jawa Barat tetapi masih terdapat balita yang kurang gizi atau anak usia sekolah dasar tetapi tidak bersekolah. Mereka adalah harapan di
masa depan yang harus kita perjuangkan di masa kini. Modal sosial dan kerjasama yang baik dari semua pihak sangat diharapkan untuk membangun
Kota Depok yang tercinta ini. . Berikut kami Gambarkan IPM Kota Depok dari Tahun 2010 sampai dengan 2014.
Gambar 8 IPM Kota Depok tahun 2010 – 2014
Sumber :BPS Kota Depok
IPM Kota Depok tertinggi di Kecamatan Sukmajaya sebesar 81,9 dan AHH tertinggi pada Kecamatan Sukmajaya sebesar 74.91. Berikut gambar IPM
kota Depok di Kecamatan di Kota Depok Tahun 2014.
Gambar 9 IPM Kota Depok di Kecamatan diKota Depok tahun 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 50
Sumber :BPS Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 51
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS
A.1. Umur Harapan Hidup Waktu LahirEo
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Eo AHH adalah salah satu indikator derajat kesehatan yang digunakan sebagai salah satu indikator
derajat kesehatan yang digunakan sebagai salah satu dasar dalam menghitung IPM. AHH menggambarkan lamanya usia seorang bayi lahir
diharapkan hidup. Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf hidup suatu bangsa. Faktor yang mempengaruhi AHH antara lain kesehatan,
ekonomi, pendidikan, geografis. Angka Harapan Hidup AHH dari tahun 2011 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini
Gambar 10 Angka Harapan Hidup DiKota Depok Tahun 2011- 2014
Sumber :BPS Kota Depok
AHH di sebelas kecamatan di Kota Depok sangat bervariasi, tahun 2011 sebesar 73,22, tahun 2012 sebesar 73,34, tahun 2013 sebesar 73,64, tahun
2014 sebesar 73,75. Walaupun secara umum sudah mencapai tingkat harapan
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 52 hidup yang tinggi. Secara keseluruhan Kota Depok mempunyai AHH waktu
lahir ditahun 2014 sebesar 73,75 tahun. Artinya warga Kota Depok yang lahir di tahun 2014 mempunyai harapan hidup sampai dengan hampir 74 tahun.
Tingginya Angka Harapan Hidup di Kota Depok sangat ditunjang dengan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah memadai. Kondisi yang sudah
bagus ini tentu saja harus dipertahankan dan bila perlu bisa ditingkatkan lagi. Dengan palayanan prima dari petugas kesehatan serta ditunjang dengan
adanya BPJS kesehatan diharapkan bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Depok di masa yang akan datang. AHH kecamatan yang
paling tinggi adalah AHH di Kecamatan Sukmajaya sebesar 74,9 dan yang paling rendah adalah Angka Harapan Hidup di Kecamatan Cipayung sebesar
67,95 68. Dari Angka Harapan Hidup ini maka pemerintah Kota Depok dapat menetapkan prioritas kesehatan di Kecamatan Cipayung tanpa meninggalkan
kecamatan yang lain.
Gambar 11 Angka Harapan Hidup AHH Dikecamatan
DiKota Depok Tahun 2014
Sumber :BPS Kota Depok
Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain Angka Kematian, Umur
Harapan Hidup, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 53 diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan fasility based dan data yang
dikumpulkan dari masyarakat community based. Tetapi dalam penyajian data angka kematian baik angka kematian ibu, bayi, atau balita dalam profil ini di
sajikan dalam bentuk data Jumlah Kematian.
A.2. Kematian
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu
kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan
lainnya. Jumlah kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.
A.2.1. Jumlah Kematian Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang
dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi
endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama
kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu
tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka kematian yang terjadi dalam suatu wilayah dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, penyebab kematian ada
yang langsung dan tidak langsung, Walaupun dalam kenyataannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kematian di
masyarakat.
Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian maupun kesakitan disuatu daerah antara lain tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan kualitas
lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan lainnya baik prefentif, kuratif,
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 54 promotif dan rehabilitatif. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas
dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan
kasus rujukan.
Gambaran perkembangan terakhir mengenai sebaran jumlah kematian bayi di seluruh Kecamatan di Kota Depok tahun 2014
sumber dari Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yankesmas Seksi Kesehatan Keluarga
dan Gizi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
, dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 12
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok
Bila dihitung rasio angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 maka diperoleh angka pada tahun
2011 sebesar 3,211000KH, Tahun 2012 sebesar 2,821000KH, Tahun 2013 sebesar 2,341000 KH dan tahun 2014 sebesar 1,781000 KH. Berikut tabel
rasio angka kematian bayi diKota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 55
Tabel 6 Rasio Angka kematian bayi di Kota Depok tahun 2011 - 2014
Tahun Jumlah Kematian
Bayi Jumlah Kelahiran
Hidup RASIO AKB
2011 119
38.421 3,211000KH
2012 114
43.545 2,821000KH
2013 113
42.661 2,341000KH
2014 83
46.679 1,781000KH
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok
Ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah kematian bayi tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang
dominan. Dari beberapa rangkaian peristiwa kematian bayi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi diantaranya tersedianya berbagai
fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah pola perilaku
hidup . Berikut
gambaran angka kematian bayi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 13 Angka Kematian Bayi di Kota Depok Tahun 2011-2014
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 56 Jumlah kematian bayi
tahun 2011 sebanyak 119 orang, tahun 2012 sebanyak 114 orang, tahun 2013 sebanyak 113 orang dengan penyebab
BBLR,asfiksia,infeksi,Masalah laktasi. Tahun 2014 sebanyak 83 kasus.
A.2.2. Jumlah Kematian Balita
Anak balita adalah semua anak yang berusia 1 sampai 59 bulan 29 hari. Gambaran sebaran Jumlah Kematian anak balita pada tahun 2014 disajikan
pada gambar berikut
Gambar 14
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas
Pada gambar diatas menunjukkan hampir diseluruh kecamatan di Kota Depok terdapat kasus kematian balita yang ditandai dengan warna merah,
namun ada beberapa kecamatan seperti Cinere, Bojongsari, Cipayung dan Tapos yang tidak menunjukkan adanya jumlah kematian anak balita.
Tahun 2011 kematian anak balita sebanyak 23 orang dan tahun 2012 sebanyak 14 orang, tahun 2013 sebanyak 11 orang. Berikut gambar jumlah
kematian anak balita diKota Depok tahun 2011 sampai dengan 2014.
1
6 1
2 4
1 1
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 57
Gambar 15 Jumlah Kematian Anak Balita
di Kota Depok Tahun 2011-2014
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas
A.2.3. Jumlah Kematian Ibu Maternal
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll.
Pada tahun 2014 terdapat 17 kasus kematian ibu yang tersebar diseluruh Kecamatan di Kota Depok.
Pada gambar dibawah ini menunjukkan bahwa terdapat 3 kecamatan Dikota Depok yang tidak terdapat kasus kematian ibu yaitu di Kecamatan
Cinere,Kecamatan Limo dan Bojongsari, yang ditandai dengan gambar berwarna hijau dan merah pada peta berikut ini:
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 58
Gambar 16
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas
Tabel 7 Rasio Angka kematian Ibu
tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 di Kota Depok Tahun
Jumlah Kematian Ibu
Jumlah Kelahiran Hidup
RASIO AKI 2011
22 38.421
59,32100.000 KH 2012
22 43.545
54,479100.000 KH 2013
17 42.661
39,84100.000 KH 2014
17 46.679
36,42100.000 KH
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas
Pada gambar diatas menunjukkan Rasio angka kematian ibu tahun 2011 sebesar 59,32100.000KH, tahun 2012 sebesar 54,479100.000KH, tahun
2013 sebesar 39,84100.000KH, tahun 2014 sebesar 36,42100.000KH,
untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 59
Gambar 17 Angka Kematian ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok
Tahun 2012 jumlah kematian ibu sebanyak 22 orang, penyebab kematian ibu antara lain PEBEklampsi 5 org, perdarahanpost partum 6 org,
Infeksi suspec emboli air ketuban 2 org, ca
mammae : 1 org, Sakit Jantung : 3 org, kelainan fungsi Hati : 1 Org, CKD leukositosis : 1 org, lain-lain :
3 Org. Tahun 2013 kematian ibu sebanyak 17 orang dengan penyebab perdarahan 5 orang, hipertensi 4 orang, infeksi 2 orang, TBC 1 orang, penyakit
jantung bawaankelainan jantung sebanyak
3 orang,emboli air ketuban 1 orang, lain-lain 1 orang.
Tahun 2014 jumlah kematian ibu sebanyak 17 kasus. Berikut gambar jumlah kematian ibu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 60
Gambar 18 Jumlah Kematian Ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok
B. MORBIDITAS