P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 95
BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN
Upaya Kesehatan terdiri dari Upaya kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan. Upaya Kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan
yang dilakukan pemerintah dan masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan upaya perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat serta swasta,
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan dengan berbagai faktor diantaranya sarana fisik, tenaga kesehatan, alat penunjang pelayanan
kesehatan, obat-obatan dan standar pelayanan kesehatan. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat diantaranya:
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dengan pelayanan
kesehatan dasar secara cepat dan tepat.
1. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK 1.1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil
1.1.1. Pelayanan Antenatal K 1 Dan K 4
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum, bidan dan perawat kepada ibu hamil sesuai pedoman. Kegiatan pelayanan antenatal meliputi pengukuran berat badan dan tekanan darah,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid TT serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa kehamilannya. Titik berat
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 96 kegiatan adalah promotif dan preventif yang hasilnya terlihat dari cakupan K1
dan K4.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling
sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 55 Cakupan K1 dan K4 Dikota Depok Tahun 2011-2014
Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
Dari gambar diatas terlihat jumlah kunjungan K1 dan K4 Ibu hamil di
Kota Depok dalam lima tahun terakhir cukup baik, karena telah melewati
target nasional sebesar 95,26, Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan sedini mungkin mulai menurun.
Untuk itu perlu adanya upaya dari tenaga kesehatan untuk kembali meningkatkan cakupan, baik itu pelayanan K1 dan K4 ibu hamil .
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 97 Pada tahun 2013 jumlah K1 sebesar 447.821 95,4 dan K4 sebesar
45.907 91,6. Tahun 2014 jumlah K1 sebesar 52,43397,6 dan K4 sebesar 50,11893,3.
1.1.2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan
pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan profesionalisme.
Pada tahun 2012 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan linakes sebesar 99,52, dan telah memenuhi target SPM Tahun
2012 yaitu sebesar 85. Pada tahun 2013 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 42.546 99,6 dari seluruh ibu hamil yang
ada di Kota Depok. Capaian target SPM yang didapat berdasarkan perhitungan data riil tidak menggunakan proyeksi.
Tahun 2014 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dihitung dengan menggunakan jumlah sasaran ibu hamil Berdasarkan hasil
Proyeksi dan berdasarkn angka riil yang ada pada puskesmas. Berikut gambaran pertolongan persalinan oleh nakes yang dihitung dengan
menggunakan data riil. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang dihitung berdasarkan data riil ibu hamil yang ada pada wilayah
kerja Puskesmas sebesar 99,8. Berikut gambar cakupan perolongan persalinan oleh tenaga kesehatan LINAKES yang dihitung dengan data
riil.Jumlah pertolongan persalinan oleh nakes sebesar 46.632 dan jumlah ibu bersalin 46.730 sebesar 99,8.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 98
Gambar 56 Cakupan Linakes dengan menggunakan data riil yang ada
dilapangan diKota Depok Tahun 2011-2014
Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
Berikut gambaran cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan LINAKES yang dihitung dengan menggunakan proyeksi dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2014 Jumlah
pertolongan persalinan oleh nakes sebesar 46.632 dan jumlah ibu bersalin sebesar 51.267 91
Gambar 57 Cakupan Linakes dengan menggunakan data proyeksi
diKota Depok Tahun 2011-2014
Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 99 Bila dilihat dari gambar diatas Cakupan pertolongan persalinan oleh
Linakes setiap tahun berada diatas target SPM kesehatan Kota Depok. Cakupan Dari setiap Kecamatan pertolongan persalinan oleh linakes dapat
terlihat dari gambar dibawah ini:
Gambar 58 Cakupan Linakes diKecamatan DiKota Depok Tahun 2011-2014
Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
1.1.3. Ibu Hamil Resiko Tinggi Risti Komplikasi Yang Ditangani
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan Puskesmas, sekitar 20 diantara ibu hamil yang ditemui dan diperiksa
tergolong dalam kasus resiko tinggikomplikasi yang membutuhkan rujukan. Kasus resiko tinggikomplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal
yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi meliputi Hb 8 g, tekanan darah tinggi sistole 140 mmHg, diastole 90
mmHg, oedema nyata, eklampsia, ketuban pecah dini, perdarahan pervaginam, letak lintang pada usia kehamilan 32 minggu, letak sungsang
pada primigravida, infeksi berat sepsis dan persalinan prematur.
Berdasarkan laporan Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, jumlah ibu hamil resiko tinggikomplikasi di Kota Depok tahun 2011 yang dihitung
dengan menggunakan proyeksi penduduk ibu hamil resiko tinggi sebesar 20 dari jumlah ibu hamil sebanyak 8.481 dan ibu hamil resiko tinggi yang di
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 100 tangani sebanyak 6.275 73,99, tahun 2012 ibu hamil resiko tinggi
sebanyak 9,580 dengan jumlah ibu hamil resiko tinggi sebanyak 5.733
59,8, tahun 2013 jumlah ibu hamil resiko tinggi sebanyak 10.028 76,3, ibu hamil komplikasi yang ditangani sebanyak 7653 76,3. Bila menghitung
menggunakan angka riil yang terjadi dilapangan seluruh ibu hami resiko tinggi ditangani 100.
Pada tahun 2014 bila dihitung dengan menggunakan proyeksi penduduk 20 dari ibu hamil maka jumlah ibu hamil resiko tinggi sebanyak
10.742 dan ibu hamil komplikasi yang ditangani sebanyak 7.23667,4.
Gambar 59 Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani
di Kota Depok Tahun 2011 sampai dengan 2014
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 101
Gambar 60 Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani diKecamatan
di Kota Depok Tahun 2014
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi
1.1.4. Pelayanan Nifas
Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih beresiko mengalami perdarahan atau infeksi yang menyebabkan
kematian ibu. Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan
dimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada umumnya organ reproduksi akan kembali normal dalam
waktu 3 bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum,
payudara, dinding perut, perineum, kandung kemih dan organ kandungan. Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko
kelainan bahkan kematian ibu nifas.
Pada tahun 2012 jumlah ibu nifas di Kota Depok sebanyak 45.722 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan KF1 sebanyak 40.050
orang, kemudian KF2 sebesar 39.363 87, 59, KF 3 sebesar 38.478 86,09 serta KF lengkap sebesar 38.052 84,15.
Tahun 2013 jumlah ibu nifas di Kota Depok sebanyak 87.864 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 40.464 84,5, Angka
ini mengalami penurunan dari tahun 2012 yang disebabkan karena data
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 102 sasaran ibu nifas mengalami peningkatan.
Tahun 2014 jumlah ibu nifas sebanyak 51.267 data proyeksi dan jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar
43.67985,2. Berikut gambaran cakupan pelayanan ibu nifas dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 61 Cakupan pelayanan ibu nifas
di Kota Depok Tahun 2011-2014
Sumber Laporan data seksi Kesga dan Gizi
1.1.5. Kunjungan Neonatus kn1 dan kn2
Cakupan kunjungan neonatal KN adalah persentase neonatalbayi kurang dari 1 bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali
dari tenaga kesehatan satu kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
pada neonatus 0-28 hari minimal 3 kali, satu kali pada umur 0-2 Hari KN1 dan KN2 pada umur 3-7 Hari dan KN3 pada umur 8-28 hari. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 103 melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi; pemberian vitamin K; manajemen
terpadu balita muda MTBM; dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Pada tahun 2014, pelayanan KN1 kunjungan neonatus sebesar 46.67195,6. Berikut gambaran kunjungan neonates 1 kaliKN1
diKecamatan diKota Depok tahun 2014.
Gambar 62 Cakupan Kunjungan Neonatal KN1 diKecamatan
Di Kota Depok Tahun 2014
Sumber Laporan data seksi kesga dan gizi
Cakupan kunjungan neonatal KN tahun 2011-2014, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 104
Gambar 63 Cakupan Kunjungan Neonatal KN Lengkap
Di Kota Depok Tahun 2011-2014
Sumber Laporan data seksi kesga dan gizi
Dari gambar di atas terlihat bahwa kunjungan neonatus di Kota Depok Pada tahun 2011, pelayanan neonatus KN lengkap 94, Di tahun 2012,
KN3 sebesar 38.227 94. Tahun 2013 Cakupan KN3 sebesar 40.28288,4. Pada tahun 2014 cakupan kunjungan neonatal KN lengkap
tahun 2014 sebesar 83.59589,3 .
Gambar 64 Cakupan Kunjungan Neonatal KN Lengkap
diKecamatan Di Kota Depok Tahun 2014
Sumber Laporan data seksi kesga dan gizi
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 105 Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan
kesadaran dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini
penyakit maupun kelainan yang dialami neonatus.
1.1.6. Pelayanan Keluarga Berencana
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi.
Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15- 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran, wanitapasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alatcara KB. Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat
digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukan melalui kelompok sasaran program yang sedangpernah menggunakan alat kontrasepsi
menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut kecamatan dan
puskesmas dari pelayanan KB dapat dilihat pada lampiran profil ini.
Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus menikah yang sedang menggunakanmemakai alat KB,
sebagai peserta KB baru tahun 2011 sebanyak 41.513 orang
sedangkan peserta KB aktif sebanyak 224.315 orang, jumlah ini disebabkan oleh karena pencatatan dan pelaporan jumlah
sasaran PUS yang belum akurat, sehingga banyak PUS yang tidak tercatat, namun memperoleh pelayanan.
Tahun 2011 alat kontrasepsi yang banyak diminati adalah suntikan
sebanyak 21.9619,79 orang dan pil KB sebanyak 11.8285,27 orang.
Pada tahun 2012 Jumlah peserta KB Aktif sebanyak 257.134 orang. Peserta KB Aktif terbanyak yang menggunakan Suntik sebanyak 116.958
45,4, pengguna KB Pil sebanyak 73.447 28,56.
Pada tahun 2013 jumlah peserta KB aktif sebanyak 226.688 orang. Jumlah pengguna IUD sebanyak 37.056 16,3, MOP sebanyak 1.662
0,7, MOW sebanyak 7.233 3,2, Implant sebanyak 8.863 3,9. Jumlah MKJP sebanyak 54.81424,2, Peserta KB Non MKJP suntik
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 106 sebanyak 102.560 45,2,Pil sebanyak 64.085 28,3, kondom sebanyak
5.2292,3.
Pada tahun 2014 peserta KB aktif 206.849, pengguna kontrasepsi
IUD sebanyak 35.85517,3, MOP sebanyak 1.4680,7, MOW sebanyak 5.9552,9, Implant sebanyak 8.763 4,2. Berikut gambaran persentase
cakupan jumlah pengguna KB Aktif MKJP diKecamatan diKota Depok tahun 2014.
Gambar 65 Cakupan Pengguna KB Aktif MKJP diKecamatan
Menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014
BPMK Kota Depok
Tahun 2014 jumlah peserta KB Aktif Non MKJP untuk pengguna Kondom sebanyak 5.202 2,5, KB suntik sebanyak 92.906 44,9,
pengguna pil sebanyak 56.700 27,4.
Jumlah peserta KB aktif Non MKJP sebesar 154.80874,8. Berikut gambar pengguna KB aktif non MKJP dikecamatan di Kota Depok tahun
2014.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 107
Gambar 66 Cakupan Pengguna KB Aktif Non MKJP Dikecamatan
menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014
BPMK Kota Depok
Tahun 2014 peserta KB baru yang menggunakan IUD sebesar 9,9,MOW sebesar 1,0,Implant sebesar 5,1,jumlah total peserta KB baru
42.950 sedang peserta KB baru MKJP sebesar 6.871 16. Berikut gambaran cakupan pengguna KB baru MKJP di Kecamatan diKota Depok
pada tahun 2014.
Gambar 67 Cakupan Pengguna KB Baru MKJP diKecamatan
menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014
BPMK Kota Depok
Cakupan Pengguna KB baru non MKJP yang menggunakan Kondom sebesar 2,6,Suntik sebesar 60,5,Pil sebesar 20,8 jumlah peserta KB
baru sebanyak 42.950 dan jumlah peserta KB baru Non MKJP sebanyak
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 108 36.07984. Berikut gambaran peserta KB baru di Kecamatan di Kota
Depok tahun 2014
Gambar 68 Cakupan Pengguna KB Baru Non MKJP menurut kontrasepsi
DiKota Depok Tahun 2014
BPMK Kota Depok
Berikut gambaran cakupan peserta KB baru dan KB Aktif tahun
2013 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 69 Jumlah Peserta KB Baru Di Kota Depok Tahun 2013-2014
BPMK Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 109
1.2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita 1.2.1. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan pada kunjungan bayi sangat penting karena berkaitan dengan angka kematian bayi. Pelayanan kesehatan bayi adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi minimal 4kali kunjungan selama periode 29 hari sampai dengan
11 bulan yaitu satu kali umur 29 hari 3 bulan,satu kali pada umur 3-6 bulan,satu kali pada umur 6-9 bulan dan satu kali pada umur 9-11
bulan.cakupan kunjungan bayi tahun 2011 sebesar 87,90, 2012 sebesar 91,82 dan tahun 2013 sebesar 91,60, tahun 2014 sebesar 93,3.
Gambar 70 Cakupan Kunjungan bayi
Di Kota Depok Tahun 2011- 2014
Sumber Seksi Kesga dan gizi kota Depok
Berikut gambaran kunjungan bayi di Kecamatan di Kota Depok tahun 2014.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 110
Gambar 71 Cakupan Kunjungan bayi
Menurut Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2014
Sumber Seksi Kesga dan gizi kota Depok
1.2.2. Pelayanan Kesehatan anak balita
Lima tahun pertama kehidupan,pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa terbentuknya dasar-dasar
kemampuan keinderaan, berfikir ,berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral.
Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan anak balita1-4 tahun sebesar 80,6
dengan Jumlah anak balita 12-59 bln yg memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali sebanyak 102.571 dan
Jumlah seluruh anak balita 12-59 bln sebanyak 127.260. Angka ini
mengalami peningkatan dari tahun 2011 cakupannya sebesar 68,52. Tahun 2013 sebesar 76,9.
Tahun 2014 cakupan pelayanan anak balita bila dihitung dengan menggunakan proyeksi jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan
sebanyak 125.505 orang dan jumlah balita sebanyak 180.316 69,6 bila dihitung dengan menggunakan angka riil dengan jumlah balita sebanyak
125.918 99,6 sumber data hasil BPB tahun 2014. Berikut gambaran cakupan dari setiap Kecamatan yang dihitung dengan jumlah balita Hasil
Proyeksi adalah sebagai berikut
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 111
Gambar 72 Cakupan Kunjungan anak balita
Di Kota Depok Tahun 2014
Sumber Seksi Kesga dan gizi kota Depok
1.2.3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun BCG, DPT, Polio, Campak, HB, imunisasi untuk Wanita Usia
SuburIbu hamil TT dan imunisasi untuk anak SD kelas 1: DT dan Kelas 2 - 3 : TT, sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar
ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensialristi KLB, ditemukandiduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan
kebijakan teknis. Pencapaian Universal Child Immunization UCI pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara
lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambar besarnya
tingkat kekebalan masyarakat atau bayi herd immunity terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi PD3I. Pada tahun 2012
cakupan imunisasi BCG sebesar 97, tahun 2012, tahun 2013 sebesar 98, pada tahun 2014 sebesar 96. Berikut ini tergambar data cakupan imunisasi
BCG tahun 2013 di Kota Depok tahun 2012 sampai dengan tahun 2014:
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 112
Gambar 73
Cakupan Imunisasi BCG Di Kota Depok tahun 2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
Berikut gambaran cakupan imunisasi diKecamatan diKota Depok tahun 2014.
Tabel 74
Cakupan Imunisasi BCG Di Kecamatan Kota Depok
tahun2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 113 Cakupan imunisasi campak tahun 2012 sebesar 92,9 tahun 2013
sebesar 93,5, tahun 2014 sebesar 93,2. Berikut gambar cakupan imunisasi campak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 75
Cakupan Imunisasi Campak Di Kota Depok tahun 2012-2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi kelurahan. Suatu kota telah mencapai target UCI apabila 80
desakelurahan telah mencapai target imunisasi yang masuk dalam kategori penetapan UCI. Target UCI tahun 2011 untuk Kota Depok adalah 100 atau
63 Kelurahan, dan semua sudah memenuhi target UCI. Sedang untuk tahun 2012 terdapat 4 kelurahan yang belum UCI dapat disebabkan karena sasaran
yang terlalu tinggi untuk mencapai UCI .
Beberapa Jenis antigen yang masuk dalam perhitungan UCI suatu wilayah antara lain DPT-HB1, DPT-HB3, Polio 4, BCG, Campak, HB0 Target
jangkauan imunisasi bayi ditunjukan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua
imunisasi yang diberikan kepada bayi. Saat ini vaksin imunisasi DPT telah digabungkan dengan vaksin imunisasi HB yang lebih dikenal dengan imunisasi
DPT-HB combo. Sehingga cakupan imunisasi kedua vaksin ini ditampilkan bersamaan. Gambaran cakupan imunisasi bayi DPT1 + HB1 dan DPT3 + HB3.
Cakupan imunisasi DPT1+HB1 tahun 2012 sebesar 95,8, tahun 2013 sebesar 99,1, tahun 2014 sebesar 95,4 dan DPT3+HB3
tahun 2012
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 114 sebesar 92,7, tahun 2013 sebesar 96,1, tahun 2014 sebesar 92,1.
Berikut gambaran cakupan imunisasi DPT1+HB1 dan DPT3+HB3 di Kota Depok tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 76
CAKUPAN IMUNISASI DPT1+HB1 DAN DPT3+HB3 DIKOTA DEPOK TAHUN 2012-2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
Gambar 77
CAKUPAN IMUNISASI DPT1+HB1 DAN DPT3+HB3 DIKECAMATAN DIKOTA DEPOK TAHUN 2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 115 Cakupan imunisasi polio tahun 2013 : 94,2. Tahun 2014: 91.
Cakupan imunisasi polio tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 78 Cakupan Imunisasi Polio
Di Kota Depok tahun 2012-2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
Cakupan imunisasi polio diKecamatan diKota Depok tahun 2014 terlihat pada gambar berikut:
Gambar 79 Cakupan Imunisasi Polio Di Kota Depok tahun 2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 116 Cakupan imunisasi TT pada ibu hamil merupakan salah satu kegiatan
imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap KabupatenKota hingga 1 kasus per 100 kelahiran hidup
per tahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon pengantin dan ibu hamil namun pencapaian target agak lambat, sehingga dilakukan
kegiatan akselerasi berupa pemberian TT 5 dosis pada seluruh Wanita Usia Subur termasuk ibu hamil usia 15-39 tahun.
Berikut gambaran cakupan imunisasi TT1 dan TT2 ibu hamil pada
tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 80 Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2
Di Kota Depok tahun 2012-2014
Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok
Tahun 2014 cakupan imunisasi TT1 sampai dengan TT5 dapat dilihat pada gambar berikut, cakupan TT1 sebesar 63,5, TT2 sebesar 59,6,TT3
sebesar 22,5,TT4 sebesar 18,3,TT5 sebesar 15,8.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 117
Gambar 81 Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Di Kota Depok
Sumber :Seksi P2P Dinkes Kota Depok
2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN