P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 121
3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 3.1.
Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang sangat erat
kaitannya dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga
secara langsung dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap status gizi bayi dan balita
karena masa tersebut merupakan masa emas perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisiknya.
3.2. Status Gizi Bayi
Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang
dilahirkan serta juga akan berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi.
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram, merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian
perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature usia kandungan 37 minggu dan BBLR karena intrauterine
growth retardation IUGR yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang dimana BBLR karena IUGR umumnya disebabkan karena
status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan.
Berdasarkan laporan profil tahun 2011 jumlah bayi lahir hidup sebanyak 37.083, terdapat BBLR sebanyak 4321,16. Tahun 2010
kasus BBLR sebanyak 468 kasus, tahun 2012 kasus BBLR sebanyak 826 2. Kenaikan
jumlah bayi BBLR tersebut dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau adanya penyakit pada ibu yang memperberat kehamilannya.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 122 Pada tahun 2013 terdapat BBLR sebanyak 501 1,2. Namun
seluruh BBLR yang dilaporkan telah memperoleh penanganan sesuai prosedur. Untuk menekan angka BBLR dibutuhkan penanganan terpadu
dengan lintas program dan lintas sektor karena timbulnya masalah penyakit dan status gizi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 2014 jumlah bayi baru lahir yang ditimbang sebanyak 46,679100, Jumlah seluruh BBLR 442 0,9. Berikut gambaran
persentase Jumlah BBLR diKota Depok Tahun 2011-2014
Gambar 85 Cakupan Bayi Berat Badan Rendah BBLR
Di Kota Depok Tahun 2011-2014
Seksi Kesga dan Gizi
Jumlah total BBLR diKota Depok tahun 2014 sebanyak 442 kasus
dan jumlah bayi baru lahir sebanyak 46.679. pada tahun 2014 seluruh bayi baru lahir dilakukan penimbangan sebesar 100. Berikut gambaran kasus
BBLR diKecamatan Dikota Depok tahun 2014.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 123
Gambar 86 Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah BBLR
Di Kota Depok Tahun 2014
Seksi Kesga dan Gizi
3.3. Status Gizi Balita
Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur BBU
dan dikategorikan dalam gemuk, normal, kurus dan sangat kurus. Sejak tahun 2009 kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dengan nilai z-score -3 SD
kategori sangat kurus. Berdasarkan laporan profil, pada tahun 2011 dengan indeks BBTB diketahui dari hasil penimbangan pada 115.140 balita terdapat
5.195 balita gemuk 4,51, 104.876 balita Gizi Normal 91,09, 4.940 balita kurus 4,29 dan 129 0,11 balita gizi buruk sangat kurus. Untuk tahun
2012 dilaporkan bahwa dari 121.702 balita hasil Bulan Penimbangan Balita dengan indeks BBTB terdapat 4.746 3,9 balita gemuk, 111.112 91
balita gizi normal, 5.563 5 balita kurus dan 120 balita 0,1 balita Gizi buruk. Tahun 2013 dari 111.340 balita ditimbang terdapat 7.970 7,16 balita
gemuk, 98.262 88,23 balita gizi normal, 5.0514,54 balita kurus dan 87 0,08 balita Gizi buruk. Namun semua balita gizi buruk yang dilaporkan telah
ditangani sesuai prosedur.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 124
Gambar 87 Jumlah Gizi buruk diKota Depok Tahun 2011-2014
Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
Kondisi saat ini status balita gizi buruk mengalami penurunan, semua itu tidak terlepas dari kerja keras tenaga gizi yang reponsif menindaklanjuti
apabila terdapat kasus BGM dilapangan sehingga kasus tidak berkembang menjadi gizi buruk. Namun tetap harus diwaspadai pula agar jumlah balita gizi
buruk tidak bertambah dan dapat segera menangani balita gizi buruk lainnya.
Pada tahun 2014 jumlah balita gizi buruk sebanyak 75 kasus, yang seluruhnya mendapatkan perawatan 100. Berikut tabel status gizi balita
berdasarkan indikatornya:
Indikator BBTB Th 2011
Th 2012 Th 2013
Th 2014
Sangat Kurus Gizi Buruk
129 0,11 120 0,1
87 0,08 75 0,06
Kurus 4.940 4,29
5.563 5 5.051 4,54
4.277 3,5 Normal
104.876 90,9 111.112 91.08
98.262 90,80 109.557 90,5
Gemuk 5.195 4.51
4.746 3,9 7.970 7,16
7.137 5,89
Indikator BBTB Th 2011
Th 2012 Th 2013
Th 2014
Tinggi 2.821 2,46
2.993 2,5 4.179 3,8
2.784 2,3 Normal
102.418 89,4 108.420 90,3
94.3445 85,88 108.056 89,26
Pendek 7.279 6,35
7.565 6,3 8.887 8,09
8.730 7,21 Sangat Pendek
2.051 1,79 1.108 0,9
2.444 2,22 1.476 1,2
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 125
Indikator BBU Th 2011
Th 2012 Th 2013
Th 2014
Lebih 3.502 3,05
3.185 2,62 4.302 3,64
3.654 3,01 Normal
104.264 90,9 110.777 91,08
100.454 90,80 111.677 92,26
Kurang 6.085 5,31
6.706 5,51 5.516 4,99
5.170 4,27 Sangat Kurang
837 0,73 956 0,79
626 0,57 545 0,45
Balita kekurangan gizi underweigtht di Kota Depok Tahun 2014 adalah sebanyak 5.715 4,72 dan masih dibawah ambang batas yaitu 17 .
Untuk balita wasting kurus sebanyak 4.352 3,6 yang masih dibawah ambang batas yaitu 9,5. Sedangkan balita dibawah dua tahun baduta
stunting sebanyak 3.714 6,9 dan masih dibawah ambang batas 28.
Gambar 88
Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
3.4. Kurang Vitamin A
Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita.
Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A KVA pada masyarakat.
Peranan vitamin A juga dibuktikan dalam menurunkan secara bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 126 pemberian vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup,
kesehatan dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta
meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit
tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak.
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi umur 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita umur 1-4 tahun
diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui
ASI.
Pada bayi 6-11 bulan diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan untuk anak balita enam bulan sekali, yang diberikan secara
serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsulvitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi
dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum mendapatkan kapsul
vitamin A.
Hasil laporan puskesmas di Bidang Pelayanan Kesehatan tahun 2011, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita sebesar 98,53 . Pada tahun
2012 cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6-10 bulan sebesar 86,3 dan pada anak balita sebesar 73,04. Tahun 2013 Bayi 6-11 bulan
mendapat vit A sebesar 18.805 41,3 dan anak balita yang mendapat vit A 2 kali sebesar 97.793 50,1.
Pada tahun 2014 bayi yang mendapatkan vitamin A sebanyak 17.913 73,37, pada anak balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 107.592
74,06, Pada balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 125.505 65,14. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 127
Gambar 89 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita
Di Kota Depok Tahun 2011-2014
Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
Sedangkan cakupan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Ibu Nifas pada tahun 2011 sebesar 63,0, tahun 2012 cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada Ibu Nifas sebesar 73,08, tahun 2013 ibu nifas yang mendapatkan vit A 38,966 91,2, tahun 2014 cakupan vitamin A pada ibu
nifas sebesar 44.59187. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diKota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 90 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
Di Kota Depok Tahun 2011-2014
Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4
Page 128
4. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA, USIA SEKOLAH DAN REMAJA