Angkatan Laut

3. Angkatan Laut

Armada atau angkatan laut adalah salah satu kekuatan inti dalam menopang suatu kerajaan maritim. Itu artinya, dengan angkatan laut yang kuat maka akan dapat menjamin stabilitas dan kelanggengan suatu kerajaan, begitu pula sebaliknya. Ini telah dibuktikan oleh beberapa kerajaan maritim yang ada di Nusantara. Di Sriwijaya misalnya, kuatnya angkatan laut membuat terciptanya ketentraman perdagangan dalam masyarakat. Keberadaan angkatan laut adalah sebagai upaya Sriwijaya dalam melindungi jalur perniagaan terhadap ancaman bajak laut yang berasal dari Cina,

Malaya, Indonesia, dan Filipina. 20

20 Tim Angkatan Laut Dephankam, Jiwa bahari warisan nenek moyang bangsa Indoensia ( Dephankam Angkatan Laut: Jakarta, 1973), 76 20 Tim Angkatan Laut Dephankam, Jiwa bahari warisan nenek moyang bangsa Indoensia ( Dephankam Angkatan Laut: Jakarta, 1973), 76

kepentingan Sriwijaya di bidang perdagangan. 21 Dengan angkatan lautnya ini, Sriwijaya sering melakukan ekspedisi berbagai tempat yang jauh, dan melakukan

patroli keamanan di wilayahnya. Secara rutin dia juga melakukan perjalanan jauh dan menjadikan daerah yang tak bertuan menjadi bagian dari kesatuan negara Sriwijaya. Berkat bantuan merekalah terselenggara keamanan di Asia Tenggara. Dampak yang lain adalah kekuasaan Sriwijaya dapat menjelma menjadi demikian luas dan amat berwibawa di mata saingannya.

Untuk menciptakan angkatan laut yang kuat, maka kapal-kapal perang Sriwijaya dibuat dari kayu yang tua dan keras. Kapal itu dapat bergerak dengan layar, serta dapat pula didayung dengan cepat. Prajuritnya terdiri atas pelaut yang berpengalaman serta terlatih mempergunakan bermacam-macam senjata. Untuk melindungi rakyat dan perdagangan dari gangguan bajak laut, raja membangun sebuah armada laut yang kuat. Persenjataan kapal perang Sriwijaya adalah panah, tombak, parang, pedang. Selain itu para prajurit Sriwijaya dilatih melempar obor berapi yang jaraknya cukup jauh, tetapi

dalam lemparannya harus tepat. 22 Bila armada Sriwijaya memergoki kapal perompak di tengah laut, maka kapal perompak itu dikepung dan diserbu. Prajurit-prjurit Sriwijaya

yang terlatih melemparkan obor berapi ke atas geladak kapal perompak. Para Perompak kemudian secara tegas dibunuh serta dilempar ke laut, sehingga mereka takut akan kekuatan armadanya.

Semakin ramainya perdagangan, membuat Sriwijaya harus menempatkan pangkalan di sentral-sentral perdagangan seperti di Jambi, Kepulauan Riau, Semenanjung Melayu, dan pantai Sumatera Utara. Di pangkalan itu ditempatkan beberapa kapal perang yang dilengkapi dengan senjata dan prajurit. Dari pangkalan itu kapal perang Sriwijaya dengan cepat dapat digerakkan ke segala jurusan, jika ada

armada musuh yang datang. 23

21 Achadiati, Peradaban Manusia Zaman Sriwijaya, 15-16. 22 Soeroto, Sriwijaya menguasai lautan (Bandung: Sanngabuwana,1976), 15

23 Soeroto, Sriwijaya menguasai lautan, 18-22 23 Soeroto, Sriwijaya menguasai lautan, 18-22

Sebagai negara maritim, Majapahit dapat membina kekuatan laut yang hebat. Angkatan laut Majapahit dipimpin oleh Jalad Mantri yaitu seorang laksamana laut. Dengan Armada laut ini Majapahit mulai menyerang daerah lain di Jawa dan Sumatra. Di samping itu Majapahit juga mendirikan pangkalan di sepanjang pantai . Raja-raja laut di daerah perairan dipaksa mengakui hak pertuannya. Dengan angkatan laut yang

kuat lambat laun Majapahit dapat menguasai perairan antar pulau di Indoensia. 24 Armada laut Majapahit sebagian ditempatkan di pantai utara Jawa untuk

melindungi negara Induk. Sebagian lagi disebar di beberapa tempat untuk mengawasi daerah bawahan. Angkatan laut juga digunakan untuk mengawal petugas yang memungut upeti di daerah supaya keamanannya terjamin dan dapat berjalan dengan

lancar. 25 Begitu pula masa armada laut di bawahLlaksamana Nala (pimpinan angkatan

laut Majapahit), dia mampu melebarkan kekuasaannya di Sumbawa, Bali, dan lain-lain. Dalam ekspedisi yang sama Laksamana Nala dapat menaklukkan Sriwijaya sehingga

mendekati keruntuhan. 26 Dengan demikian dapat dipastikan armada laut Majapahit cukup kuat sehingga dapat menaklukan dan diakui oleh kerajaan yang lain di Nusantara.

Kekuatan laut yang cukup signifikan adalah angkatan laut kerajaan Demak. Ini terlihat ketika armada angkatan laut Demak melakukan penyerangan ke Malaka pada tahun 1513. Dia membawa sekitar 100 jung dengan kekuatan 12.000 kelasi. Kapal

24 Tim Angkatan Laut Dephankam, Jiwa bahari warisan nenek moyang bangsa Indoensia, 76

25 Slametmulyana, Nagarakertagama dan Tafsir Sejarahnya ( Jakarta: Bhratara Karya Aksara , 1979), 148

26 Tim Angkatan Laut Dephankam, Jiwa bahari warisan nenek moyang bangsa Indoensia, 90 26 Tim Angkatan Laut Dephankam, Jiwa bahari warisan nenek moyang bangsa Indoensia, 90

dipimpin oleh Pati Unus. Tetapi serangan Demak inipun tidak membuahkan hasil. 28 Tetapi dengan serangan tersebut menunjukkan bahwa armada laut Demak pada abad ke-

16 cukup kuat dan besar, sehingga diperhitungkan oleh lawan politiknya.