Salah satu yang menjadi pendorong pertumbuhan perumahan dan permukiman di wilayah penelitian dari faktor geografis adalah masih tersedianya
lahan untuk penyelenggaraan pembangunannya. Lahan ini berada di wilayah belakang pusat kota yakni di kelurahan Kayumerah, Bongohulawa, Biyonga,
Hepuhulawa, Hutuo. Jarak masing-masing lokasi lahan tersebut dengan pusat pemerintahan maupun dengan pusat perdagangan dan jasa tidaklah jauh dan bisa
ditempuh dengan mudah karena ditunjang oleh jalur jalan yang tersedia dengan kondisi baik.
B. Faktor sarana dan prasarana yang ada
Makin tinggi tingkat perekonomian suatu wilayah makin tinggi pula jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan. Ini dapat dipahami karena di
kawasan perkotaan berkembang lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja. Dengan adanya sarana perkantoran maupun fasilitas perdagangan yang berpusat di
Kecamatan Limboto merupakan salah satu daya tarik tenaga kerja untuk tinggal dan menetap di wilayah penelitian ini, hal ini dipahami mungkin diakibatkan oleh
efisiensi terhadap waktu dan biaya yang dikeluarkan.
C. Faktor pertumbuhan penduduk
Tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahun mengalami pertambahan, tercatat bahwa hingga tahun 2008 penduduk di Kecamatan Limboto sebesar
43.271 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk ini selain dipengaruhi oleh faktor lelahiran dipengaruhi pula oleh urbanisasi yang cukup tinggi, hal ini disebabkan
oleh adanya perkawinan dapat pula disebabkan karena masuknya tenaga kerja seperti yang telah disebutkan di atas.
4.4.2 Analisis Aspek Non Fisik
A. Faktor pertumbuhan ekonomi wilayah
Jika ditinjau secara makro pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Gorontalo termasuk wilayah studi dipengaruhi oleh peningkatan ekonomi regional
provinsi gorontalo, hal ini di tunjukkan oleh peningkatan pada sektor-sektor yang menjadi prioritas pembangunan yakni sektor pertanian dan jasa. Pada tahun 2008
sektor pertanian meningkat sampai 33,31 persen jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 26,55 persen, sementara di sektor usaha bangunan juga mengalami peningkatan yakni dari 5,74 persen pada tahun 2007
menjadi 7,96 persen pada tahun 2008. Sektor pertanian yang menjadi primadona utama Kabupaten adalah pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Pertanian
tanaman pangan sampai saat ini masih merupakan sektor unggulan Kabupaten Gorontalo yang dikenal dengan program agropolitan tanaman jagung, dilihat dari
kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto PDRB yang mencapai 61,74 . Besarnya kontribusi ini cukup beralasan mengingat potensi
pengembangan sub-sektor pertanian tanaman pangan masih cukup besar dan sebagian besar penduduk Kabupaten Gorontalo telah menggantungkan
kehidupannya pada sub sektor ini. Tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat yang dinilai makin baik tersebut dapat mempengaruhi daya beli masyarakat itu
sendiri, sehingga gerak perekonomian menjadi dinamis. Kedinamisan tersebut dapat berimplikasi terhadap kebutuhan perumahan yang menjadi salah satu tolok
ukur peningkatan ekonomi masyarakat.
B. Pola pikir masyarakat
Seiring dengan perkembangan di Kecamatan Limboto, menyebabkan perubahan pola pikir masyarakat yang ingin pada kehidupan yang lebih baik dari
sebelumnya. Dorongan dari keinginan akan suatu kebutuhan hunian sebagai tempat berinteraksi antar keluarga yang juga ditunjang oleh peningkatan
perekonomian membuat sebagian penduduk khususnya di perdesaan walaupun masih dalam keadaan sederhana membangun sebuah rumah yang lebih
mengelompok pada lingkungan permukiman yang telah ada. Di lain tempat mereka membuat permukiman baru yang memanfaatkan lahan yang masih
kosong.
4.5 Sintesis Analisis
Berdasarkan analisis di atas dapatlah dipahami bahwa, sesuai dengan tujuannya yakni mengkaji dan menganalisis pola spasial pertumbuhan kawasan
perumahan dan permukiman di Kecamatan Limboto Kabupeten Gorontalo yang dicapai melalui dua sasaran yaitu mengidentifikasi lokasi-lokasi pertumbuhan
kawasan perumahan dan permukiman serta menganalisis pola spasial