Analisis Dinamika Ekonomi Analisis Dinamika Pertumbuhan Wilayah Serta Peningkatan

Dengan melihat proses pertumbuhan perumahan dan permukiman di wilayah Kecamatan Limboto lebih terkonsentrasi pada pusat kota, hal ini dikarenakan walaupun harga lahan makin tinggi tetapi pengaruh jarak kedekatan dengan fasilitas sarana dan prasarana sebagai wahana untuk beraktifitas masih lebih menonjol sebagai faktor utama pendorong pertumbuhannya.

4.2 Analisis Dinamika Pertumbuhan Wilayah Serta Peningkatan

Kebutuhan Lahan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan wilayah di Kecamatan Limboto ditinjau dari dinamika ekonomi, dinamika politik dan dinamika budaya, dapat mempengaruhi pertumbuhan perumahan dan permukiman. Dinamika pertumbuhan Perumahan dan Permukiman berhubungan erat dengan pola pemanfaatan ruang yakni bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam. Wujud pola pemanfaatan ruang diantaranya meliputi pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja, industri dan pertanian, serta pola penggunaan lahan perdesaan dan perkotaan. Salah satu tujuan dalam penataan ruang adalah tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan serta perlindungan terhadap fungsi ruang secara keseluruhan.

4.2.1 Analisis Dinamika Ekonomi

Dalam dinamika ekonomi kaitannya dengan penelitian ini dapat digambarkan melalui analisis aspek status tanah dan analisis aspek hirarki nilai yang dapat diuraikan sebagai berikut : A. Analisis aspek status tanah • Situasi topografi: topografi di wilayah penelitian terdiri dari tanah datar dengan fungsi tata guna lahan untuk permukiman, lahan untuk perkantoran, lahan untuk pertanian, perkebunan dan lain-lain. Di bagian utara terdapat pegunungan dan perbukitan yang merupakan fungsi hutan lindung dan hutan produksi. Dengan kondisi topografi tersebut menjadikan kota Limboto sangat mudah untuk dijangkau karena di dominasi oleh wilayah yang relatif datar dan didukung oleh jalur-jalur jalan sebangai penghubung antar kawasan atau antar kampungkelurahan. Dengan potensi alam tersebut jika dilihat dari segi nilai lahan secara ekonomi mengalami peningkatan terutama lahan yang berdekatan langsung dengan jalur jalan yang ada. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut. Nilai lahan yang cukup tinggi berada di kawasan pusat kota sedangkan ke arah pinggiran relatif rendah. lihat gambar 4.3 • Intervensi manusia: walaupun status tanah dipengaruhi oleh kondisi topografi namun dipihak lain intervensi manusia terhadap lahan akan mempengaruhi status tanah tersebut, sebab lahan dengan potensi ekonomi tinggi dikarenakan oleh tanah yang terurus serta mendapat kontrol oleh manusia itu sendiri. Bila dilihat dalam konteks kewilayahan peran dari pemerintah dalam hal pengelolaan ataupun pengendaliannya sangat dibutuhkan. Bahwa lahan dapat berpengaruh terhadap dinamika ekonomi seyogiyanya dipandang sebagai suatu aset dalam perencanaan pembangunan yang menyeluruh sehingga dalam penggunaannya selalu berpedoman pada peruntukan lahan yang ditetapkan. Sumber : Hasil Analisis, 2010 GAMBAR 4.3 KONDISI TOPOGRAFI DAN NILAI LAHAN Lokasi nilai lahan yang cukup tinggi Wilayah yang relatif datar dan nilai lahan relatif rendah Wilayah pegunungan dibagian utara Danau Limboto B. Analisis aspek hirarki nilai lahan Hirarki sebuah nilai lahan dalam dinamika ekonomi dapat dibagi menjadi nilai pakai dan nilai tukar: • Nilai pakai Sejauh ini status lahan di wilayah penelitian lebih besar dikuasai oleh perorangan yang biasanya dipergunakan untuk tempat untuk membangun rumah sebagai hunian, tempat untuk berdagang, sebagai lahan untuk pertanian dan lain sebagainya. Bila dilihat dari kondisi yang ada diKecamatan limboto masih berorientasi pada nilai pakai use value karena didorong oleh kebutuhan masyarakat terutama untuk hunian rumah. • Nilai tukar Pendekatan ekonomi ini berfokus pada nilai investasi pada sebuah tempat. Disadari atau tidak, pemilikan atas tanah oleh perorangan tadi yang kemudian pada saat tertentu beralih menjadi milik dari investor pengembang yang digunakan untuk pembangunan perumahan dan permukiman dipandang sebagai nilai tukar lahan dimana motivasi investor dalam pengadaan perumahan tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari nilai beli. Artinya harga sebuah lahan dapat di tukar dengan nilai yang dihasilkan oleh dibangunnya suatu kawasan perumahan yang pada suatu saat dapat memberikan keuntungan.

4.2.2 Analisis dinamika politik