Sejarah Singkat PT Bank BRI
5.1. Sejarah Singkat PT Bank BRI
PT Bank BRI adalah salah satu bank komersial milik pemerintah. Bank ini pada awal mulanya didirikan oleh Raden Bei Aria Wiraatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 16 April 1895 dengan nama De Purwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofdeen yang pada kegiatannya menampung uang kas masjid untuk kemudian digunakan untuk pinjaman bagi masyarakat sekitarnya dengan angsuran yang ringan.
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk mengalami beberapa kali perubahan nama yang erat kaitannya dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, berturut-turut berubah menjadi Hulp en Spaarbank der Inlandsche BestuursAmbtenaren, De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank (Volksbank). Pada tahun 1912, nama tersebut kembali mengalami perubahan menjadi Centrale Kas Voor Het Volkscredietwezen, Algemene Volkscredietwezen, dan perubahan nama terakhir pada masa colonial Belanda terjadi pada tahun 1934 menjadi Algemene Volkcredietbank (AVB) . Pada masa kependudukan Jepang, nama tersebut kemudian diubah menjadi Syonim Ginko pada tahun 1942. Selanjutnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan, secara resmi pengakuan Syonim Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) terjadi pada tanggal 22 Februari 1946 melelui Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1946, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi bank pemerintah pertama dengan wilayah kerja seluruh Indonesia.
Sebagian bank yang tumbuh dan berkembang dengan pesat, berdasarkan Surat Dewan Moneter No. SEKR/BRI/328 tanggal 25 September 1956 Bank Rakyat Indonesia (BRI) ditetapkan sebagai Bank Devisa, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih merata kepada para nasabah yang bergerak di bidang perdagangan luar negeri. Kemudian menjelang Orde Baru, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dilebur ke dalam Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan tiga buah bank yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tani dan Nelayan (BTN), serta Nerderlandsche Handels Maatschappij (NHM). Adanya perubahan struktur kelembagaan pada bank-bank milik pemerintah pada Sebagian bank yang tumbuh dan berkembang dengan pesat, berdasarkan Surat Dewan Moneter No. SEKR/BRI/328 tanggal 25 September 1956 Bank Rakyat Indonesia (BRI) ditetapkan sebagai Bank Devisa, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih merata kepada para nasabah yang bergerak di bidang perdagangan luar negeri. Kemudian menjelang Orde Baru, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dilebur ke dalam Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan tiga buah bank yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tani dan Nelayan (BTN), serta Nerderlandsche Handels Maatschappij (NHM). Adanya perubahan struktur kelembagaan pada bank-bank milik pemerintah pada
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Presiden No. 17 tanggal 27 Juli 1965 dibentuk bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI) dan BI-UKTN dilebur ke dalamnya dengan nama BNI Unit II bidang rural.Berdasarkan UU No.
14 tahun 1967, tentang Pokok Perbankan, BNI Unit II bidang rural diubah kembali menjadi Bank Rakyat Indonesia. Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992 tentang UU Perbankan dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 telah terjadi perubahan kepemilikan BRI, yang semula Bank Pemerintah diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Perubahan ini dimaksudkan agar BRI menjadi lebih profesional untuk mengantisipasi persaingan perbankan yang semakin ketat. Pada tanggal 10 Novenber 2003, BRI melakukan go public dan pemerintah melepas 30 persen kepemilikan sahamnya kepada publik sehingga dalam kepemilikannya BRI telah menjadi perusahaan public dan namanya ditambah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Harga saham BRI di pasar modal Indonesia sejak tercatat sampai dengan saat ini selalu menunjukkan peningkatan dan termasuk ke dalam kelompok saham blue chip yang tergabung dalam LQ45.