Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit

6.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit

Karakteristik responden diidentifikasi berdasarkan karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakteristik personal terdiri atas jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dalam keluarga, serta ada tidaknya pinjaman pada pihak lain. Karakteristik usaha mencakup omzet usaha serta lama usaha. Sedangkan karakteristik kredit meliputi jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian pinjaman yang disepakati.

Responden terdiri dari pria dan wanita dengan jumlah tanggungan antara tiga hingga sembilan orang, dan sebagian memiliki pinjaman pada pihak lain sementara sebagian lagi tidak. Karakteristik usaha, kisaran omzet respeonden antara Rp 1,5 juta hingga Rp 100 juta per bulan dengan lama usaha antara 1 tahun hingga 38 tahun. Sedangkan karakteristik kredit, nilai pinjaman debitur responden antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta dengan jangka waktu pelunasan 12 hingga 24 bulan (Tabel5).

Tabel 5. Statistika Deskriptif Responden

Variabel

Mean

SE Mean St Dev

Min Max

Jenis Kelamin

0,000 1,000 Tingkat Pendidikan

6,000 15,000 Jumlah Tanggungan

3,000 9,000 Kredit Lain

0,000 1,000 Omzet Usaha

1,500 100,000 Lama Usaha

1,000 38,000 Jumlah Pinjaman

1,000 5,000 Jangka Waktu

6.1.1. Karakteristik Personal

Seluruh responden dari masing-masing kategori kelancaran pengembalian kredit diidentifikasi karakteristik personalnya berdasarkan variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan adanya pinjaman dengan pihah lain.

1) Jenis Kelamin Perbedaan gender terkadang melatarbelakangi perilaku dan tindakan seseorang. Tidak jarang wanita lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran dalam melakukan suatu tindakan, sedangkan pria sebaliknya. Kaitannya dengan pengembalian kredit (KUR BRI Unit Cimanggis) diduga bahwa perilaku pengembalian kredit ini (lancar maupun menunggak) berkaitan dengan perbedaan gender tersebut.

Tabel 6. Sebaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Total Jenis Kelamin Jumlah

Lancar

Menunggak

Jumlah Proporsi (Orang)

65 100,00 Jenis kelamin responden secara keseluruhan didominasi oleh pria

(Tabel 6). Hal ini mencerminkan karakteristik debitur yang mampu mengembalikan kredit dengan baik dan menunggak tidak dapat dibedakan oleh jenis kelamin.

2) Tingkat Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin luas kemampuan dalam kemampuan mengaktualkan potensi dirinya, termasuk kemampuan dalam berbisnis atau pengelolaan usaha. Demikian pula kemampuan pengelolaan usaha para nasabah diduga dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Adapun kaitannya dengan pengembalian kredit ialah semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan semakin berdisiplin dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban membayar angsuran kredit. Selain itu semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuan dan wawasannya semakin bertambah sehingga akan mendukung kemampuan mengelola usaha dengan baik. Namun hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar responden tergolong berpendidikan rendah, yakni pendidikan setingkat SD. Begitu pula pada masing-masing kategori kelancaran pengembalian (Tabel 7).

Tabel 7. Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jumlah Proporsi

(Orang) (%) SD

21 32,31 D III

3) Jumlah Tanggungan dalam Keluarga Jumlah anggota dalam keluarga yang harus ditanggung kebutuhan hidupnya oleh seorang kepala keluarga mempengaruhi besarnya pengeluaran dalam keluarga tersebut. Asumsinya, semakin banyak tanggungan dalam keluarga secara langsung akan membuat kebutuhan hidup keluarga tersebut semakin besar sehingga biaya yang harus dikeluarkan juga akan semakin besar. Semakin besar jumlah tanggungan dalam keluarga maka akan semakin besar pula proporsi dari pendapatan yang harus dibelanjakan. Hal tersebut diduga dapat mengurangi kemampuan seseorang dalam membayar angsuran kredit.

Tabel 8. Sebaran Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan

Total Tanggungan Jumlah

Jumlah Proporsi

Sebagian besar jumlah tanggungan keluarga dari keseluruhan responden sebanyak empat orang (Tabel 8). Tidak terdapat perbedaan yang berarti antara debitur yang lancar dan menunggak, karena baik responden lancar maupun responden menunggak sebagian besar juga memiliki jumlah tanggungan dalam keluarga sebanyak empat. Hal ini mencerminkan karakteristik debitur yang mampu mengembalikan kredit dengan baik dan Sebagian besar jumlah tanggungan keluarga dari keseluruhan responden sebanyak empat orang (Tabel 8). Tidak terdapat perbedaan yang berarti antara debitur yang lancar dan menunggak, karena baik responden lancar maupun responden menunggak sebagian besar juga memiliki jumlah tanggungan dalam keluarga sebanyak empat. Hal ini mencerminkan karakteristik debitur yang mampu mengembalikan kredit dengan baik dan

4) Pinjaman pada Pihak Lain Sejumlah tertentu pinjaman yang dilakukan responden pada pihak lain bersamaan dengan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mereka akses melalui BRI Unit Cimanggis diduga mengurangi kemampuan responden dalam melakukan pengembalian kepada BRI. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa semakin banyak pinjaman yang dilakukan, maka akan semakin banyak pula kewajiban pembayaran angsuran dalam setiap bulannya. Kondisi meningkatnya beban pengeluaran yang harus ditanggung ini menyebabkan meningkatnya risiko ketidaklancaran dalam pembayaran angsuran kredit.

Tabel 9. Sebaran Responden berdasarkan Pinjaman Lain

Jumlah Proporsi (Orang)

Pinjaman Lain Jumlah

Tidak Ada 32 49,23

Terlihat pada Tabel 9 bahwa sebagian besar responden yang terlibat peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada BRI Unit Cimanggis tidak sedang terlibat dalam pinjaman pada pihak lain. Namun ditemukan bahwa sebagian besar debitur dengan kategori pengembalian kredit menunggak sedang terlibat dalam pinjaman dengan pihak lain. Kenyataan ini sangat berbeda bila dibandingkam sebagian besar responden lancar yang tidak sedang dalam pinjaman dengan pihak lain. Kondisi ini mencerminkan perbedaan yang sangat berarti sehingga dapat disimpulkan bahwa antara responden yang lancar dan menunggak, dapat dibedakan berdasarkan status responden yang sedang dalam pinjaman lain atau tidak.

6.1.2. Karakteristik Usaha

Karakteristik usaha responden baik dengan kategori pengembalian lancar maupun menunggak diklarifikasikan berdasarkan nilai omzet/pendapatan usaha per bulan dan lama usaha yang dijalankan.

1) Omzet Usaha Omzet usaha merupakan suatu sumber pemenuhan kebutuhan hidup bagi pelaku usaha dan keluarganya. Semakin tinggi tingkat pendapatan usaha seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuannya dalam membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kata lain, pendapatan seseorang berkorelasi positif dengan tingkat kemakmurannya. Kaitannya dengan pengembalian kredit, pendapatan usaha seorang debitur dapat mencerminkan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban pengembalian kredit dengan baik karena pendapatannya tersebut sebagai sumber dalam membayar angsuran kredit. Semakin besar pendapatan usaha debitur maka kemampuannya dalam membayar angsuran kredit hingga lunas semakin terjamin.

Tabel 10. Sebaran Responden berdasarkan Omzet Usaha

Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (Juta Rupiah)

Omzet

Jumlah Proporsi

0 0,00 ≤ 60 - 75 ≤ 75 - 90

Sebagian besar responden cenderung memiliki omzet usaha yang rendah (Tabel 10). Hal ini dikarenakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada BRI Unit ini memang diperuntukkan bagi usaha yang tergolong lemah secara ekonomi namun telah feasible . Namun terdapat perbedaan antara responden debitur lancar dengan responden debitur menunggak dimana seluruh debitur menunggak memiliki omzet tidak lebih dari Rp 45.000.000, sementara pada sebagian responden lancar ada yang memiliki omzet hingga lebih dari jumlah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh responden yang menunggak memiliki omzet usaha yang relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan responden dengan pengembalian lancar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik debitur yang mampu mengembalikan kredit dengan baik Sebagian besar responden cenderung memiliki omzet usaha yang rendah (Tabel 10). Hal ini dikarenakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada BRI Unit ini memang diperuntukkan bagi usaha yang tergolong lemah secara ekonomi namun telah feasible . Namun terdapat perbedaan antara responden debitur lancar dengan responden debitur menunggak dimana seluruh debitur menunggak memiliki omzet tidak lebih dari Rp 45.000.000, sementara pada sebagian responden lancar ada yang memiliki omzet hingga lebih dari jumlah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh responden yang menunggak memiliki omzet usaha yang relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan responden dengan pengembalian lancar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik debitur yang mampu mengembalikan kredit dengan baik

2) Lama Usaha Lama usaha dapat menunjukkan keandalan seorang dalam menjalankan usahanya. Semakin lama pengalaman seseorang dalam berusaha maka kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Lama usaha juga mencerminkan kemapanannya dalam bidang usaha yang ditekuni. Harapannya, semakin lama seorang debitur telah bergelut dalam usaha tersebut maka akan diikuti oleh peluang keberhasilan usaha yang akan semakin besar sehingga secara tidak langsung dapat menjamin kemampuan pengembalian kredit oleh debitur.

Tabel 11. Sebaran Responden berdasarkan Lama Usaha

Lama Usaha

Proporsi Jumlah Proporsi (Tahun)

Total

Sebagian besar responden telah menjalankan usahanya hingga selama sebelas tahun (Tabel 11). Begitu pula pada debitur dengan kategori pengembalian kredit lancar maupun pada responden yang tergolong menunggak. Kondisi seperti ini mencerminkan bahwa sebaran lama usaha responden antara yang lancar dan menunggak tidak jauh berbeda.

6.1.3. Karakteristik Kredit

Perbandingan karakteristik kredit masing-masing responden diidentifikasi berdasarkan besarnya jumlah pinjaman serta jangka waktu pengembalian kredit yang disepakati antara debitur dengan pihak BRI Unit Cimanggis.

1) Jumlah Pinjaman Adapun batas maksimum peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di setiap tingkat unit BRI adalah sebesar Rp 5.000.000,-. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh pihak bank hingga batas maksimum tersebut 1) Jumlah Pinjaman Adapun batas maksimum peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di setiap tingkat unit BRI adalah sebesar Rp 5.000.000,-. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh pihak bank hingga batas maksimum tersebut

Tabel 12. Sebaran Responden berdasarkan Jumlah Pinjaman

Total Jumlah Pinjaman

Menunggak

Lancar

Jumlah Proporsi (Juta Rupiah)

Berdasarkan Tabel 12, sebagian besar responden memperoleh kredit sebesar Rp 5.000.000. Begitu pula pada responden dengan tingkat kelancaran pengembalian lancar yang sebagian besar mengakses pinjaman sebesar Rp 5.000.000. Berbeda pada responden yang menunggak, sebaran pinjaman selain pada jumlah Rp 5.000.000 juga pada pinjaman sejumlah Rp 3.000.000. Hal tersebut mencerminkan bahwa debitur yang lancar dan responden yang menunggak dapat dibedakan berdasarkan jumlah kredit yang mereka peroleh.

2) Masa Pengembalian Jangka waktu pengembalian kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang debitur dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk di dalamnya pembayaran bunga pinjaman. Bagi pihak bank, semakin lama jangka waktu pengembalian ini akan meringankan beban angsuran yang harus dibayar debitur per bulannya sehingga memperkecil risiko penunggakan kredit. Sehingga semakin panjang jangka waktu pengembalian maka beban debitur dalam membayar angsuran akan semakin ringan. Di sisi 2) Masa Pengembalian Jangka waktu pengembalian kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang debitur dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk di dalamnya pembayaran bunga pinjaman. Bagi pihak bank, semakin lama jangka waktu pengembalian ini akan meringankan beban angsuran yang harus dibayar debitur per bulannya sehingga memperkecil risiko penunggakan kredit. Sehingga semakin panjang jangka waktu pengembalian maka beban debitur dalam membayar angsuran akan semakin ringan. Di sisi

Umumnya, BRI memberikan jangka waktu tempo pelunasan kreditdalam waktu 12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan. Pemberian jangka waktu ini disesuaikan antara permintaan debitur dengan penilaian bank terhadap kemampun pembayaran angsuran oleh debitur tersebut.

Tabel 13. Sebaran Responden berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian

Total Lama Usaha

Menunggak

Lancar

Jumlah Proporsi (Bulan)

Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi

Berdasarkan Tabel 13, sebagian besar responden mengakses pinjaman kredit dengan jangka waktu pengembalian 12 bulan. Demikian juga pada masing-masing kelompok responden baik yang lancar dalam pengembalian maupun yang menunggak, masing-masing sebagian besar mengakses kredit dengan jangka waktu pengembalian 12 bulan. Hal ini mencerminkan bahwa debitur yang lancar tidak dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu pengembalian kredit.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Efisiensi pemasaran kayu jenis sengon (paraserianthes falcataria) (studi kasus Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor)

17 93 118

Strategi Meningkatkan Nasabah Pada Bmt Usaha Mulya Pondok Indah

10 95 68

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1