Kerangka Pemikiran Operasional

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kredit Usaha Rakyat (KUR) khususnya KUR Mikro merupakan kredit bagi usaha mikro yang telah feasible namun membutuhkan modal baik dalam menjalankan usaha maupun untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya sehingga akan dapat memperlancar dan meningkatkan produktivitas usahanya dengan pola Kredit Usaha Rakyat (KUR) khususnya KUR Mikro merupakan kredit bagi usaha mikro yang telah feasible namun membutuhkan modal baik dalam menjalankan usaha maupun untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya sehingga akan dapat memperlancar dan meningkatkan produktivitas usahanya dengan pola

Adanya aspek kelayakan usaha sebagai salah satu persyaratan untuk dapat mengakses KUR diharapkan calon debitur akan memiliki kemampuan dalam penegmbalian kredit dengan teratur. Namun di dalam pelaksanaan penyaluran kredit ini masih terdapat permasalahan yang timbul, yakni keterhambatan pengembalian/pelunasan kredit. Keterhambatan pengembalian kredit akan merugikan pihak bank,modal bank menjadi beku dan menurun serta berkurangnya pendapatan yang semestinya diperoleh dari hasil pemberian kredit. Untuk itu penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat kelancaran pengembalian oleh debitur perlu dilaksanakan agar permasalahan tersebut dapat diantisipasi sedini mungkin.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian kredit (KUR) pada BRI Unit Cimanggis diturunkan berdasarkan prinsip-prinsip yang diterapkan dalam mempertimbangkan pengajuan kredit yaitu Character (kepribadian), Capital (modal), dan Capacity (kemampuan). Prinsip Collateral (agunan) dalam skim kredit ini dianggap telah terpenuhi dengan adanya penjaminan dari pemerintah. Sementara prinsip Condition of economy (kondisi ekonomi) dan Constrain (keterbatasan) diasumsikan tidak mengalami perubahan ( ceteris paribus ) karena di dalam dalam penelitian ini kedua prinsip tersebut dianggap sebagai faktor di luar kendali debitur.

Faktor-faktor seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta lama usaha merupakan faktor yang diduga mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit berdasarkan peran aktifnya dalam pembentukan kepribadian debitur ( character ), yaitu terkait dengan kemauan dan kesungguhan membayar angsuran kredit yang tentunya sangat berpengaruh terhadap integritas dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit dan pemanfaatan pemberian kredit dengan benar. Faktor adanya pinjaman lain yang dilakukan bersamaan dengan pinjaman KUR serta besarnya jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian diduga mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit sehubungan dengan kepemilikan debitur terhadap modal dan berpengaruh terhadap besarnya perbandingan pembiayaan dari pinjaman dengan modal sendiri ( capital ). Sementara faktor-faktor seperti jumlah Faktor-faktor seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta lama usaha merupakan faktor yang diduga mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit berdasarkan peran aktifnya dalam pembentukan kepribadian debitur ( character ), yaitu terkait dengan kemauan dan kesungguhan membayar angsuran kredit yang tentunya sangat berpengaruh terhadap integritas dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit dan pemanfaatan pemberian kredit dengan benar. Faktor adanya pinjaman lain yang dilakukan bersamaan dengan pinjaman KUR serta besarnya jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian diduga mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit sehubungan dengan kepemilikan debitur terhadap modal dan berpengaruh terhadap besarnya perbandingan pembiayaan dari pinjaman dengan modal sendiri ( capital ). Sementara faktor-faktor seperti jumlah

Jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dalam keluarga, serta pinjaman yang dilakukan pada pihak lain yang di dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam karakteristik personal debitur. Pendapatan/omzet usaha serta lama usaha dikelompokkan ke dalam karakteristik usaha debitur. Sementara itu besarnya jumlah pinjaman serta lamanya masa pengembalian yang disepakati dikelompokkan ke dalam karakteristik kredit. Pemilihan semua faktor tersebut berdasarkan referensi hasil studi literatur penelitian terdahulu serta hasil diskusi dengan pihak manajemen yang menangani bidang perkreditan,khususnya KUR.

Secara terinci mengenai pengaruh yang diduga berasal dari ketiga karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Karakter personal Jenis kelamin wanita umumnya lebih serius, bertanggung jawab, dan memiliki visi ke depan dengan strategi yang lebih terencana untuk memperbaiki kondisi kehidupan bila dibandingkan pria (Thoha 2000). Oleh sebab itu, diduga wanita memiliki peluang pengembalian kredit dengan kelancaran lebih besar daripada pria karena diduga wanita memiliki loyalitas yang lebih besar dan lebih mampu menjaga kepercayaan yang diberikan bank dalam memenuhi kewajiban angsuran kredit dibandingkan pria.

Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Pada tingkat individual, pendidikan juga merupakan sarana yang sangat efektif untuk mobilitas vertikal baik dalam aspek sosial, ekonomi, bisnis, maupun politik. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin luas wawasan berpikir dan semakin besar pula kemampuan mengaktualisasikan potensi dirinya, termasuk dalam kemampuan berbisnis dan mengelola usaha (Thoha 2000). Terkait dengan kemampuan pengembalian kredit, semakin tinggi pendidikan diharapkan dengan kemampuan pengelolaan usaha yang lebih baik maka akan semakin baik pula kemampuan pengambalian kreditnya. Namun berdasarkan pengalaman pihak Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Pada tingkat individual, pendidikan juga merupakan sarana yang sangat efektif untuk mobilitas vertikal baik dalam aspek sosial, ekonomi, bisnis, maupun politik. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin luas wawasan berpikir dan semakin besar pula kemampuan mengaktualisasikan potensi dirinya, termasuk dalam kemampuan berbisnis dan mengelola usaha (Thoha 2000). Terkait dengan kemampuan pengembalian kredit, semakin tinggi pendidikan diharapkan dengan kemampuan pengelolaan usaha yang lebih baik maka akan semakin baik pula kemampuan pengambalian kreditnya. Namun berdasarkan pengalaman pihak

Semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka semakin berat pula beban ekonomi keluarga tersebut (Firmansyah 2000). Semakin banyak tanggungan dalam keluarga maka akan semakin besar pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga menghabiskan sejumlah besar proporsi pendapatannya. Hal ini menyebabkan adanya peluang ketidakmampuan debitur yang memiliki jumlah tanggungan keluarga banyak dalam pengembalian kredit. Oleh sebab itu, jumlah tanggungan dalam keluarga diduga berpengaruh negatif dalam kelancaran pengembalian kredit. Sehingga semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka peluang pengembalian kredit dengan baik akan semakin kecil.

Adanya pinjaman pada pihak lain berarti bahwa nasabah memiliki kewajiban pembayaran angsuran lain. Semakin banyak pinjaman yang dilakukan, maka akan semakin banyak pula kewajiban pembayaran angsuran dalam setiap bulannya. Kondisi meningkatnya beban pengeluaran yang harus ditanggung ini menyebabkan meningkatnya risiko ketidaklancaran dalam pembayaran angsuran kredit, terlebih jika pinjaman dilakukan pada sumber kredit informal yang membebankan bunga tinggi (Wahyono 2000). Sehingga pinjaman pada pihak lain diduga berpengaruh negatif dalam kelancaran pengembalian kredit.

2) Karakter usaha Omzet usaha menentukan tingkat pendapatan pengusaha dari usaha yang dijalankannya. Semakin tinggi omzet usaha akan meningkatkan pendapatan usaha, sehingga akan meningkatkan penghasilan yang dialokasikan untuk membayar kredit (Alamsyah 2007). Oleh sebab itu, omzet usaha diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar pendapatan usaha maka kemampuan membayar angsuran dan beban bunga akan semakin besar peluang pengembalian kredit secara lancar juga semakin besar.

Lama usaha terkait dengan pengalaman usaha. Pengalaman usaha mempengaruhi kemampuan dan keterampilan dalam mengambil keputusan dari berbagai alternatif terbaik. Berdasarkan pengalamannya, pengusaha dapat menghindari dan mengurangi risiko yang dapat menyebabkan kegagalan usahanya (Alamsyah 2007). Oleh sebab itu, lama usaha debitur diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit karena pengalaman usaha yang semakin lama dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan mengelola usaha sehingga mendukung keberhasilan usaha yang digeluti. Keberhasilan usaha tersebut dapat menjamin perolehan pendapatan/keuntungan sebagai sumber biaya hidup dan memberikan peluang kemampuan pengembalian kredit secara lancar.

3) Karakter kredit Semakin besar jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank maka semakin besar beban yang harus ditanggung oleh debitur dalam pelunasannya sehingga pemberian jumlah pinjaman yang besar menimbulkan risiko terhambatnya pengembalian kredit oleh debitur (Muhammah 2008). Oleh sebab itu jumlah pinjaman diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit.

Jangka waktu pinjaman dapat mencerminkan besar kecilnya angsuran yang harus dibayar nasabah kepada bank setiap bulannya. Semakin lama jangka waktu pinjaman maka angsuran bulanannya relatif lebih ringan (Hermawan 2007). Oleh sebab itu, jangka waktu pengembalian kredit diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit.

Semua karakteristik di atas diduga memiliki pengaruh yang nyata terhadap perbedaan tingkat kelancaran pengembalian kredit (KUR) sehingga pihak bank perlu memperhatikan karakteristik nasabah dalam mengabulkan suatu permohonan kredit. Kebijakan mengenai penyaluran KUR perlu direncanakan dan ditetapkan dengan baik agar hal itu dapat menjadi simbiosis mutualisme bagi debitur dan pihak bank. Di lain sisi pihak debitur merasa diuntungkan dengan adanya bantuan modal dalam menyokong keberhasilan usahanya dan di sisi lain pihak BRI memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga kredit yang diberikan dan pengembalian kredit dari debitur berjalan lancar tanpa adanya kasus penunggakan.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) tidak hanya berharap dan berupaya menekan angka kredit bermasalah tetapi juga berupaya untuk sebisa mungkin penyaluran KUR dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan produktifitas dan pengembangan usaha rakyat kecil. Untuk menjamin bahwa kredit yang diberikan kepada debitur dimanfaatkan sebagaimana mestinya, pihak BRI juga melakukan pengawasan kepada debitur tersebut khususnya menyangkut aktivitas usaha debitur.

Pembahasan pada penelitian ini akan dibatasi berdasarkan pada kerangka operasional. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 6.

Character tingkat

pendidikan jenis kelamin lama usaha

Capacity Tingkat Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) omzet usaha

BRI Unit Cimanggis jumlah tanggungan

Capital

Lancar Jumlah pinjaman

Non-Lancar

lama pengembalian Pinjaman Lain

Condition of Economy

Constrain

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Efisiensi pemasaran kayu jenis sengon (paraserianthes falcataria) (studi kasus Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor)

17 93 118

Strategi Meningkatkan Nasabah Pada Bmt Usaha Mulya Pondok Indah

10 95 68

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1