PENGERTIAN DAN HUKUM NIKAH

Manusia adalah makluk pilihan Allah dan mempunyai peradaban yang sangat tinggi. Agar kelangsungan hidupnya berkembang dengan baik, maka manusia harus menurunkan generasi dengan jalan perkawinan syar’i. Pada bab ini kita akan mencoba mengupas beberapa hal penting yang terkait dengan pernikahan dalam islam. Mulai dari hukum nikah, syarat dan rukunnya, jenis-jenis nikah yang terlarang, mahar, walimah, serta hak dan kewajiban suami istri.

A. MENGAMATI

B. MENANYA

Jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini  Pada umur berapakah kira-kira kamu akan menikah?  Kriteria pasangan suamiistri bagaimanakah yang kamu inginkan?  Strategi semacam apakah yang akan kamu gunakah –kala kamu sudah menikah- untuk menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga?  Bagaimanakah perasaanmu jika mahar yang kamu terima secara materi tidak sesuai dengan harapanmu?

C. MATERI EKSPLORASI

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

1. PENGERTIAN DAN HUKUM NIKAH

a. Pengertian Nikah

Kata Nikah حرِاك ع نه atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan جراوعزع . Nikah artinya suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya, dengan menggunakan lafadz inkah atau tazwij atau terjemahannya. Dalam pengertian yang luas, pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin yang dilaksanakan menurut syariat Islam antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, untuk hidup bersama dalam satu rumah tangga guna mendapatkan keturunan. Amati Gambar Berikut ini Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. ……………………………………………..

b. Hukum Pernikahan

Pernikahan merupakan perkara yang diperintahkan syari’at Islam, demi terwujudnya kebahagiaan dunia akhirat. Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ ayat 3: ن م إهممفع علِاممبعرل وع ث ع لعثل وع َىممنعثممع ءهِاس ع نشلا ن ع مه م م ك ل لع ب ع ِاط ع ِامع اومحلكهنمِافع ةددعحهاوعفع اومللدهعمتع للأع ممتلفمخه “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya, Maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka kawinilah seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” QS. An Nisa: 3 Rasulullah bersabda : هلللا َىللص ع ِي ع بهنللا ن ل اع َ: هلنمع ع هلللا ِي ع ضرع ك د لهِامع ن ه بم س د نعاع ن م ع ع َىلقص ع ال ِانعاع َىنقك ه لع َ: ل ع ِاقعوع ههيملععع َىنعثماعوع هلللا دعمهحع معللس ع وع ههيملعع ع َىتهنعس ل ن م ع ع ب ع غهرع ن م معفع ,ءعِاس ع نقلا جلولزعتعاعوع رلط ه فمالوع ملومص ل اعوع ملِانعاعوع َىنقمه س ع يملعفع Artinya :“Dari Anas bin Malik ra. bahwasanya Nabi SAW memunji Allah dan menyanjungnya, beliau bersabda : “Akan tetapi aku shalat, aku tidur, aku berpuasa, aku makan, dan aku mengawini perampuan, barang siapa yang tidak suka perbuatanku, maka bukanlah dia dari golonganku Bukhari Muslim Jumhur ulama menetapkan hukum menikah menjadi lima yaitu :

1. Mubah