Pendapat Ahli Didik Muslim Tentang Ayat 12-19 Qur’an Surat Luqman
C. Pendapat Ahli Didik Muslim Tentang Ayat 12-19 Qur’an Surat Luqman
Dalam penulisan ini selain pendapat dari Mufassir, penulis ingin menambahkan pendapat dari ahli didik mengenai konsep pendidikan yang Luqman ajarkan kepada anaknya. Dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Ahmad Zayidi dan Abdul Majid
Ahmad Zayidi dan Abdul Majid mengatakan bahwa, Ungkapan-ungkapan Luqman patut dijadikan teladan oleh siapa pun pada zaman ini. Sistematika nasihatnya yang dikemas dengan indah, tersusun dengan teratur dan di dukung oleh contoh dan budi pekerti yang amat mulia sehingga terhujam ke dalam hati. Ia mulai menaburkan nasihatnya dengan tauhid atau mengesakan Allah, mengajak untuk mendekatkan diri kepada Allah (beribadah) dan menanamkan budi pekerti yang mulia (akhlak al-karimah) yang telah di firmankan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13:
“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (Q.S Luqman :13).
Ayat tersebut berhubungan dengan surat An-Nisa yang berbunyi:
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar” (Q.S An-Nisa : 48).
Syirik merupakan aniaya yang besar, karena mengandung perbuatan menyamakan dalam masalah ibadah antara yang berhak disembah, antara Dzat pemberi nikmat dan orang yang di beri nikmat, antara Dzat yang Maha kuat dengan sesuatu yang lemah tak berdaya, antara Dzat yang Maha Pencipta dengan sesuatu yang diciptakan.
Diriwayatkan, putra Luqman bertanya kepada ayahnya tentang biji-bijian yang jatuh di dasar lautan, apakah Allah akan mengetahuinya? Luqman menjawab, sebagaimana dalam firman Allah:
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus dan Maha Mengetahui (Q.S Luqman:16).
Kemudian Luqman meneruskan wasiat kepada putera- puteranya unttuk senantiasa memelihara dan memupuk rasa keimanan kepada Allah dengan senantiasa mengadakan komunikasi dengan Allah melalui ibadah Shalat, mengerjakan yang baik dan mencegah yang mungkar dan bersabar atas segala sessuatu yang menimpanya.
Lebih lanjut Luqman mengingatkan putera-puteranya untuk menjaga, memelihara dan menampilkan akhlak yang mulia. Saling mengasihi diantara mereka, tidak sombong dan angkuh, apa lagi sampai membuang muka. (Ahmad Zayidi dan Abdul Majid, 2005: 176-178).
2. Fachrudin
Sedangkan dalam ayat 13 menurut Fahrudin mengatakan bahwa, Luqman seorang ahli hikmat yang kenamaan, diterangkan dalam Al-Qur’an bahwa dia mengajar anaknya supaya mentauhidkan Allah, mempercayai Keesan-Nya, tiada memuja selain-Nya atau memujanya di samping Allah. Ini dinamakan syirik dan syirik itu suatu kesalahan yang amat berat hukumannnya.
Dari keterangan ayat di atas kita dapat mengambil pengertian, bahwa didikan Ketuhanan dan keagamaan, hendaklah dimulai dari rumah tangga, dari ibu dan bapak kepada anaknya. Apabila didikan keagamaan itu berjalan dengan baik dalam rumah tangga, maka untuk selanjutnya pendidikan di luar rumah tangga, misalnya di sekolah, kepramukaan, gerakan pemuda, masyarakat dan pemerintah akan lebih berhasil. Tetapi apabila pendidikan dalam rumah tangga itu kosong dari jiwa keagamaan dan Ketuhanan, akibatnya pendidikan di luar rumah tangga lebih tidak berhasil. Apa yang dilakukan Luqman kepada anaknya, memberikan ajaran tentang Ketuhanan, patut menjadi teladan.
Pada ayat 14 dijelaskan bahwa, perintah Tuhan supaya berbakti kepada ibu dan bapak, mengingatkan kesusahan ibu di waktu mengandung, menceraikan menyusu dalam dua tahun, bersyukur kepada Allah dan kepada ibu bapak, pelaksanaanya bersangkut paut dengan pendidikan keagamaan dan Ketuhanan dalam rumah tangga,. Setiap ibu bapak mengharapkan supaya ankanya berbakti dan syukur kepadanya. Tetapi harapan itu hendaklah sejalan dengan memberikan pendidikan keagamaan kepada anak-anaknya. Kalu tidak begittu mungkin harapan tinggal harapan. Jangan hanya ingin memetik buah, tetapi enggan menanam dan memelihara pohonnya.
Menurut Fahrudin ayat 15 berbicara tentang berbakti dan bersyukur kepada ibu bapak tidak boleh sampai kepada mematuhi perintah keduanya supaya mempersekutukan Allah. Kalau samapi disitu, kepatuhan mesti berhenti dan Menurut Fahrudin ayat 15 berbicara tentang berbakti dan bersyukur kepada ibu bapak tidak boleh sampai kepada mematuhi perintah keduanya supaya mempersekutukan Allah. Kalau samapi disitu, kepatuhan mesti berhenti dan
Yang baik dan patut diturut ialah jalan orang yang kembali kepada Tuhan, menempuh jalan yang benar dan bukan jalan yang sesat. Kita semua akan kembali kepada Tuhan, lalusegala perbuatan yang pernah kita kerjakan di dunia akan diberitakan semuanya dan diminta pertanggungjawabannya. Kita dilarang menempuh jalan sesat, biarpun dengan alasan mematuhi ibu bapak dann mengikuti nenek moyang, karena manusia telah dikaruniai akal dan pikiran untuk memilih mana yang baik dan mana yang salah.
Pada ayat 16 Fahrudin menjelaskan, Luqman selanjutnya lebih memperdalam jiwa Ketuhanan untuk anaknya, dengan mengajarkan bahwa Tuhan itu mengetahui dengan mengeerti segala apa yang dikerjakan manusia, bagaimana juapun kecilnya dan tersmbunyi pula dalam batu atau jauh dilangit tinggi. Semua itu akan dikemukakan dan diperlihatkan selengkapnya. Sebab itu janganlah suatu kesalahan dianggap enteng dan remeh, biar kecil atau pun besar, karena semuanya akan diperhitungkan dihadapan Pengadilan Illahi.
Ayat 17 berbicara mengenai menyuruh berbuat baik dan melarang mengerjakan perbuatan jahat, apabila sepintas lalu, tampaknya suatu pekerjaan yang ringan, sedang pada hakikatnya bukan demikian. Pekerjaan yang mulia itu menimbulkan resiko yang berat, berupa serangan dan ancaman, halangan dan Ayat 17 berbicara mengenai menyuruh berbuat baik dan melarang mengerjakan perbuatan jahat, apabila sepintas lalu, tampaknya suatu pekerjaan yang ringan, sedang pada hakikatnya bukan demikian. Pekerjaan yang mulia itu menimbulkan resiko yang berat, berupa serangan dan ancaman, halangan dan
Selanjutnya pada ayat 18 dan 19 Luqman mengajarkan anaknya supaya berbudi luhur dan meningkatkan moral, malarang beersifat sombong dan takabbur, memandang rendah kepada orang lain dan berlagak sebagai orang yang paling besar di dunia. Luqman mengajarkan anaknya dengan ajaran yang berjiwa Ketuhanan, mengesakan
mempersekutukan-Nya, merasakan pertanggungjawaban kepada Tuhan terhadap segala perbuatan, biar bagaimanapun kecilnya dan tersembunyi. Mengokohkan hubungan dengan Tuhan karena mengerjakan ssembahyang. Berusaha supaya manusia menajdi baaik, dengan menyuruh mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan salah. Selanjutnya supaya berbudi luhur, tiada sombong dan tiada membanggakan diri (Fachrudin, 1985: 160-164)
Dari pendapat para ahli didik tersebut dapat di katakan bahwa, apabila orang tua mengajarkan, membimbing, dan mengarahkan anak-anaknya dengan megikuti konsep pendidikan yang Luqman ajarkan pada anaknya, maka besar harapan generasi yang akan datang menjadi generasi yang baik.