Persepsi Masyarakat Tentang Akibat dari Pelanggaran Perkawinan Adat Kejawen
2.Persepsi Masyarakat Tentang Akibat dari Pelanggaran Perkawinan Adat Kejawen
Perkawian merupakan suatu hal yang dianggap sebagai kejadian penting yang dapat mempengaruhi kehidupan si pelaku perkawinan di kemudian hari. Sehingga dalam melaksanakan perkawian perlu diperhatikan apa saja yang akan terjadi jika melanggar pantangan-pantangan dalam perkawinan.
Menurut bapak Darso Kasino selaku orang yang memiliki peranan penting terhadap perkawinan di Desa Pandeyan beliau mengungkapkan bahwa “adat perkawinan kejawen yang dilanggar tersebut memiliki dampak negatif bagi warga yang melanggar adat tersebut”. Kemudian ditambahkan lagi oleh mbah Marto Mariman “bagi warga Desa pandeyan yang melanggar adat di sini baik yang di semgaja maupun tidak disengaja tetap akan menerima dampak yang tidak baik bagi kehidupan mereka yang melakukan pelanggaran adat perkawinan kejawen dan keluarga mereka yang lain”.
Sedangkan menurut para pelaku pelanggaran dari adat perkawinan kejawen sendiri juga memberikan penjelasan yang berbeda-beda. Menurut bapak Saryoko yang melanggar adat perkawinan Bali Winih mengatakan bahwa dampak yang dia terima akibat pelanggarannya itu adalah ayahnya yang sebagai lurah di dusun Panderejo meninggal akibat sakit yang dari pihak medis tidak dapat menyembuhkan. “ ayah saya meninggal setelah saya menikah dengan sakit yang Sedangkan menurut para pelaku pelanggaran dari adat perkawinan kejawen sendiri juga memberikan penjelasan yang berbeda-beda. Menurut bapak Saryoko yang melanggar adat perkawinan Bali Winih mengatakan bahwa dampak yang dia terima akibat pelanggarannya itu adalah ayahnya yang sebagai lurah di dusun Panderejo meninggal akibat sakit yang dari pihak medis tidak dapat menyembuhkan. “ ayah saya meninggal setelah saya menikah dengan sakit yang
Selain itu bapak Parimin yang tidak percaya pada adat perkawinan juga mengalami dampak adat perkawinan kejawen.” Kata warga desa yang lain saya itu menentang adat Ngalor Ngulon dan orang tua saya meninggal dunnia pada saat resepsi perkawinan sayaberlangsung. Tetapi menurut saya meninggalnya disebabkan karena terlalu kelelahan akibat menerima tamu yang terlalu banyak”. Sedangkan menurut bapak Karno perekonomiannya yang tidak baik bukan karena disebabkan pernikahannya dengan istrinya yang merupakan tetangga dekatnya tetapi karena merupakan cobaan dari tuhan.
Bapak Waliman yang juga menambahkan “ saya percaya dengan adat kejawen dan saya sadar jika saya melanggar adat kejawen setelah berlangsung 1 bulan perkawinan saya, keluarga saya baru mengatakan bahwa tanah kelahiran ayah saya satu desa dengan tanah kelahiran istri saya. Jadi saya mengetahui bahwa saya melanggar setelah 7 hari kematian ayah saya”.
Tetapi dari dampak yang diterima warga desa akibat melanggar adat perkawinan kejawen tersebut ditentang oleh para tokoh agama yang menyatakan kepercayaan
berlebihan sehingga mengenyampingkan kepercayaan mereka kepada pencipta alam yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mengetahui bagaimana dampak yang dialami dari adat perkawinan kejawen dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 12. Akibat dari Pelanggaran Adat Perkawinan Kejawen
Adat Perkawinan yang Dipakai
N Nama
Akibat Pelanggaran Adat o
Orang tua laki-laki meninggal dunia setelah pelaksanaan perkawinan dalam jangka waktu beberapa hari.
2 Parmin
ü Terjadi
musibah yang menimpa salah satu keluarga pengantin baik dari pihak laki- laki maupun perempuan yaitu akan ada yang meninggal dunia tanpa ada sebab yang pasti.
3 Karno
Perekonomian yang selalu tidak stabil dan selalu kekurangan serta ada musibah yang
menimpa keluarga
pengantin
baik laki-laki maupun perempuan.
4 Tarno Kasmin
Musibah terhadap keluarga yang tidak dapat disembuhkan dengan cara medis dan semakin bertambah parah.
5 Wahyu. P
ü Orang
tua salah satu pengantin meninggal dunia pada saat kedua pengantin ditemukan dan dido’akan oleh pujangga desa.
6 Hardi Kustiyo
Ayah dari pengantin laki-laki yang jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia dalam waktu dekat
setelah acara perkawinan dilaksanakan.
7 Waliman
Setelah sepasar perkawinan dilaksanakan ayah pengantin laki-laki meninggal yang disebabkan sakit yang tiba- tiba diderita dan tidak dapat Setelah sepasar perkawinan dilaksanakan ayah pengantin laki-laki meninggal yang disebabkan sakit yang tiba- tiba diderita dan tidak dapat
8 Karjo ü Pada saat kedua pengantin didudukan dipelaminan ibu dari saudara Katiyo jatuh pingsan
dan meninggal. Padahal sebelumnya tidak mengidap
penyakit yang berbahaya.
9 Sularmin
ü Terjadi
musibah yang menimpa salah satu keluarga pengantin baik dari pihak laki- laki maupun perempuan yaitu akan ada yang meninggal dunia tanpa ada sebab yang pasti.
10 Warsito
Ayah dari pengantin laki-laki yang jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia dalam waktu dekat
setelah acara perkawinan dilaksanakan
11 Dedy Ariyanto
ü Orang
tua salah satu pengantin meninggal dunia pada saat kedua pengantin ditemukan dan dido’akan oleh pujangga desa.
12 Kardo
Kehidupan yang sulit terutama dalam pemenuhan keuangan, terbelit hutang dimana-mana serta selalu Kehidupan yang sulit terutama dalam pemenuhan keuangan, terbelit hutang dimana-mana serta selalu
13 Darminto
Anak sakit-sakitan, orang tua tidak mampu untuk terus- terusan
memeriksakan anaknya karena penyakit yang diderita tidak kunjng sembuh.
14 Yatno
Ayah dari pihak laki-laki meninggal dunia
setelah delapan hari pelaksanaan perkawinann tanpa sebab dan pada saat bekerja.
15 Karimin
Setelah enam hari pelaksanaan perkawinan ayah dari karimin terpeleset dikamar mandi dan dua
hari setelah itu meninggal.
16 Haryono
Musibah
yang menimpa keluarga khususnya pada istri yang sakit-sakitan, apabila penyakitnya mulai meringan satu hari setelah salah satu anak
sakit dan selalu bergantian
dalam satu
keluarga.
Jumlah
Berdasrkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 16 responden yang melanggar adat perkawinan kejawen terdapat 6 responden yang melanggar adat perkawinan kejawen Bali Winih yang memiliki akibat terhadap kehidupan keluarga nya yaitu orang tua laki-laki dari pengantin laki-laki meninggal dunia Berdasrkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 16 responden yang melanggar adat perkawinan kejawen terdapat 6 responden yang melanggar adat perkawinan kejawen Bali Winih yang memiliki akibat terhadap kehidupan keluarga nya yaitu orang tua laki-laki dari pengantin laki-laki meninggal dunia
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi masyarakat di desa pandeyan mengenai akibat dari pelanggaran adat kejawen adalah untuk menghindari dampak perkawinan tersebut adalah warga desa Pandeyan tetap melaksanakan adat perkawinan kejawen seperti yang telah dilaksanakan oleh warga lainnya pada waktu dahulu agar tidak terjadi sesuatu halyang tidak diharapkan bagi pelaku perkawinan maupun keluarga kedua belah pihak.