Tinjauan mengenai industri pariwisata
B. Tinjauan mengenai industri pariwisata
1. Keadaan Dan Potensi Kepariwisataan Kota Klaten terletak diantara dua kota budaya, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Kota Klaten terdapat bermacam- macam obyek wisata, sarana wisata, kesenian tradisional, upacara tradisional dan lain sebagainya yang cukup potensial dan juga merupakan pintu gerbang sebelah selatan obyek wisata yang terdapat di Jawa Tengah.
Penyelenggaraan kepariwisataan merupakan perangkat yang sangat penting didalam pembangunan daerah dalam otonomi daerah saat ini, untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni budaya daerah dan hasil- hasil kerajinan daerah untuk dapat dipasarkan kepada wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
Kabupaten Klaten mempunyai kedudukan dan potensi yang cukup kuat, dilihat dari letak dan kondisi geografis Kabupaten Klaten yang cukup bervariasi dari daerah yang beriklim sejuk sampai dengan dataran rendah dengan potensi alam yang cukup memikat terutama dengan tersedianya sumberdaya air yang cukup melimpah.
2. Potensi Wisata Alam Obyek wisata alam merupakan obyek dan daya tarik yang berhubungan dengan lingkungan alam, potensi- potensi wisata alam yang telah ada dan dilengkapi oleh sarana penunjang obyek wisata yang berada di Kabupaten Klaten antara lain adalah :
a. Deles Indah
Deles Indah merupakan obyek wisata yang terletak di lereng kaki gunung Merapi, sebelah timur ± 25 Km dari kota Klaten, Deles berada diwilayah desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, dengan ketinggian antara 800m- 1.300m diatas permukaan laut.deles mempunyai potensi spesifik suasana pemandangan alam pegunungan.
Dari obyek wisata Deles dapat dilihat pemandangan puncak Merapi dengan nyata, pemandangan kota Klaten yang dihiasi dengan cerobong perusahaan gula Gondang Baru dan perusahaan Ceper Baru dengan berselendangkan Rowo Jombor dengan jajaran gunung kapurnya merupakan panorama yang indah.
Di sekitar Deles Indah ini dikenal pula beberapa peninggalan bersejarah dan juga tempat rekreasi khusus, antara lain :
a) Bekas Pesanggrahan Sunan Paku Buwono X Menurut cerita tahun ± 1938 Sunan Paku Buwono X bertapa/ bersemedi di tempat tersebut dengan maksud memohon kepada Tuhan agar letusan gunung Merapi tidak menembus ke arah timur pesanggrahan. Pesanggarahan ini sekarang dinamakan pesanggrahan Gubernur Muchtar.
b) Makam Kyai Mloyopati Sebagai tempat ziarah atau nyepi yang ramai dikunjungi masyarakat Kemalang dan sekitarnya.
c) Sendang Kali Reno Sendang Kali Reno mempunyai warna air yang berwarna- warni.
d) Taman Rekreasi Ngajaran Taman ini terletak pada hutan akasia di sebelah barat dan utara Pesanggrahan Paku Buwono X dan juga terletak disepanjang jalan menuju bukit Petung, taman ini sangat cocok sebagai tempat rekreasi dan camping.
e) Gua Sapuangin Gua ini mempunyai kedalaman ± 8 meter dan didalamnya terdapat beberapa gua yang terdapat di bawah bukit pring cendani.
b. Rowo Jombor Rowo Jombor terletak didesa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dilatarbelakangi oleh pegunungan kapur. Jaraknya ± 8 Km ke arah tenggara dari kota Klaten, luas kawasan 198 Ha, kedalaman 4,5 meter dengan daya tampung 4.000.000 m³. Menurut cerita penduduk sejak dahulu kala ada upacara getekan di Rowo Jombor tersebut yang bertepatan dengan upacara Syawalan di Sendang Bulus jimbung dan sampai sekarang banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Di lingkungan obyek wisata Rowo Jombor terdapat juga obyek wisata lain, yaitu:
a) Taman rekreasi anak- anak di Bukit Sidoguro
b) Gua Kendil dan Gua Payung Yaitu gua alam yang berbentuk kendil dan payung yang terletak di sebelah selatan bukit Sidoguro.
c) Sendang Bulus Jimbung
Sendang ini terletak di desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, luas sendang 72 m², luas kawasan 1.000 m². Dihuni bulus yang bernama nyi dan ki Poleng, tempat ini digunakan untuk kegiatan upacara tradisional Syawalan.
c. Gunung Watu Prahu Gunung ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai jarak dari kota Klaten ± 15 Km, terletak di gunung Gajah, Kecamatan Bayat. Obyek wisata ini mempunyai potensi spesifik suasana alam pegunungan dan pemandangan alam, menurut hasil penyelidikan dari Dinas Archeologi Bandung, gunung Watu Prahu berumur ±160.000 tahun dan terdapat fosil- fosil dan bermacam batuan. Dinamakan gunung Watu Prahu karena mempunyai ciri khas berbentuk seperti perahu, obyek ini merupakan daerah yang dilindungi kelestariannya.
d. Gua Suran Sebuah gua yang terletak di kalurahan Jatianom, Kecamatan Jatianom. Gua ini dipergunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Ageng Gribig pada waktu belum bisa membuat masjid. Gua berbentuk leter L dengan kedalaman ± 4 meter. Disamping gua terdapat sendang Suran sebagai tempat wudhu Kyai Ageng Gribig. Lokasi ini sekarang dipergunakan untuk tempat penyebaran apem yang dilakukan tiap- tiap bulan Syapar, disamping itu juga terdapat :
a) Gua Belan, merupakan terowongan yang kedalamannya ± 8 meter
b) Sendang Plampeyan b) Sendang Plampeyan
e. Sumber Air Ingas Obyek wisata Sumber Air Ingas memiliki luas ± 15.000 m², terbentang di pinggiran kali busur yang mengalir dari utara keselatan, sehingga pengunjung yang akan memasuki obyek wisata ini harus meniti jembatan gantung yang justru merupakan daya tarik sendiri dari obyek- obyek wisata yang lain. Sumber Air Ingas dengan panorama alamnya yang sejuk dan indah, juga terdapat kolam renang, warung- warung untuk santai serta tempat peristirahatan yang teduh.
Obyek wisata ini sangat ramai apabila menjelang bulan puasa tiba, banyak pengunjung yang melakukan padusan di obyek ini dengan kepercayaan bahwa puasanya akan lancar. Jaraknya adalah ± 17 Km ke arah utara dari kota Klaten. Terletak di desa Cokro Kecamatan Tulung, luasnya 15.000 m².
f. Pemandian atau Sendang Kabupaten Klaten juga memiliki banyak obyek wisata pemandian atau sendang yang berasal dari mata air, diantaranya :
a) Pemandian Lumban Tirto Terletak di desa Daleman, Kecamatan Tulung, jarak dari kota klaten ± 17 Km, luasnya 200m² , fungsinya sebagai kolam renang.
b) Pemandian Jolotundo Terletak di desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, jarak dari kota Klaten ± 8 Km, luasnya 500m², fungsinya sebagai tempat pemandian.
c) Pemandian Ponggok
Terletak di desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, jarak dari kota Klaten ± 10 Km, luasnya 600m², fungsinya sebagai pemandian alam dan pengairan.
d) Sendang Plampeyan Terletak di kalurahan Jatianom, Kecamatan Jatinom, jarak dari kota Klaten ± 12 Km, luasnya 16 m², fungsinya sebagai tempat pemandian dan rekreasi.
e) Sendang Gotan Terletak di dukuh Gotan, desa Mranggen, kecamatan Jatianom, jarak dari kota Klaten ± 5 Km, luasnya 250m², fungsinya sebagai tempat pemandian dan air minum.
f) Sendang Riyo Manggolo Terletak di desa Kajoran Kriyan, Kecamatan Klaten Selatan, jarak dari kota Klaten ± 5 Km, luasnya 150m², fungsinya sebagai tempat pemandian dan rekreasi.
g) Sendang Tretes Terletak di desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, jarak dari kota Klaten ±
15 Km, luasnya 400m², fungsinya sebagai tempat rekreasi dan pengairan.
3. Wisata Budaya Kabupaten Klaten juga mempunyai obyek wisata budaya yang cukup menarik dan potensial untuk dikembangkan,meliputi cagar budaya berupa candi dan situs bersejarah, candi bukan sekedar tumpukan batu- batu yang berjuta jumlahnya dan disusun menjadi suatu bangunan, tetapi candi adalah 3. Wisata Budaya Kabupaten Klaten juga mempunyai obyek wisata budaya yang cukup menarik dan potensial untuk dikembangkan,meliputi cagar budaya berupa candi dan situs bersejarah, candi bukan sekedar tumpukan batu- batu yang berjuta jumlahnya dan disusun menjadi suatu bangunan, tetapi candi adalah
a. Candi Sewu Terletak di dukuh Bener, desa Bugisan Kecamatan Prembanan, jarak dari kota Klaten ± 15 Km ke arah barat. Candi ini terdiri dari sebuah candi induk yang diapit oleh candi Perwara yang berjumlah 240 buah dan candi Apit yang berjumlah 8 buah. Karena jumlah candi tersebut cukup banyak, maka candi tersebut dikenal dengan nama candi Sewu. Candi Sewu didirikan pada abad ke IX oleh salah seorang penganut agama Budha Maha Yana. Luas candi Sewu adalah 14.059.488 m², fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan benda bersejarah, pengunjung yang datang rata- rata 1000 orang tiap bulannya.
b. Candi Lumbung Terletak di dukuh Tlogo Kecamatan Prambanan, jarak dari kota Klaten ±
15 Km ke arah barat. Candi Lumbung terdiri dari sebuah candi induk yang dikelilingi oleh 16 candi Perwara. Candi induk ini menghadap ke timur, berkamar kosong dan atapnya berbentuk Stupa. Luas candi Lumbung adalah 543,35 m², fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan benda bersejarah, pengujung yang datang ke candi Lumbung rata- rata 2000 orang tiap bulannya.
c. Candi Bubrah Terletak di dukuh Klurak, desa Tlogo Kecamatan Prambanan Klaten, jarak dari kota Klaten ± 15 Km ke arah barat. Candi ini terletak di sebelah utara candi Lumbung, nama Bubrah diambil dari keadaan candinya yang sudah bubrah atau rusak. Masa pendirian candi Bubrah sama dengan candi Sewu yaitu pada abad ke IX, candi induk menghadap ke timur. Luas candi Bubrah adalah 343,80 m², fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan bersejarah, pengunjung yang datang rata- rata 53 orang tiap bulannya.
d. Candi Plaosan Terletak di dukuh Plaosan, desa Bugisan Kecamatan Prambanan, jarak dari kota Klaten ± 14 Km ke arah barat. Candi Plaosan terdiri dari dua kelompok candi yaitu : - Kelompok candi Plaosan Kidul, kelompok candi ini telah banyak
mengalami kerusakan. - Kelompok candi Plaosan Lor, kelompok candi ini terdiri dari dua duah
candi induk yang dikelilingi oleh 116 buah Stupa Perwara dan 50 buah candi Perwara. Candi induk Plaosan Lor dipugar pada tehun 1962 oleh Dinas Purbakala. Didalam kamar candi induk terdapat 6 buah arca Dhyani Budisatwa antara lain: Awalokiteswara, Wajrapani, Padmapani. Berdasarkan prasasti pendek yang dipahatkan pada Perwara, mungkin candi Plaosan dibangun atas kerjasama antara Raja Pikatan dan Cri Kahuluan, perpaduan antara Budha dan Hindu.
Bertitik tolak dari hal tersebut,maka diperkirakan candi Plaosan dibangun pada abad ke IX. Luas candi Plaosan adalah 4.529,06 m² . Fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan bersejarah dan upacara keagamaan agama Budha.
e. Candi Sojiwan Candi ini terletak di dukuh Sojiwan, desa Kebondalem Kidul Kecamatan Prambanan. Candi ini atapnya sudah runtuh, dinding kaki candi dihiasi dengan relief ceritera Jataka yang diambil dari ceritera Kamandaka. Masa pendirian candi Sowijan diperkirakan pada abad IX dan dibangun oleh seorang raja penganut agama Budha. Jarak dari kota Klaten adalah ± 15 Km kearah barat, luas areal candi adalah 401,3125 m², candi induk menghadap kearah barat, fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan bersejarah.
f. Candi Asu Candi ini terletak di dukuh Klurak, desa Tlogo Kecamatan Prambanan. Jarak dari kota Klaten adalah ± 15 Km kearah barat, dibuat pada abad IX, luas candi Asu adalah 6000 m². Fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan benda bersejarah.
g. Candi Merak Candi ini terletak di dukuh Karangnongko, desa Karangnongko Kecamatan Karangnongko. Jarak dari kota Klaten adalah ± 10 Km kearah utara, candi induk menghadap ke timur. Luas candi Merak adalah 800m², fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan benda bersejarah.
h. Obyek Wisata Ziarah Makam Mlayopati Makam Mlayopati terletak di dukuh Deles, desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang. Jarak dari kota Klaten adalah ± 25 Km, luas makam Mlayopati adalah 30 m². Dibuat dari gundukan tanah dan ada batu bertuliskan Mlayopati dengan huruf jawa baru dan juga disebut Ki Hajarmerto. Pengunjung tiap bulannya adalah rata- rata 1.000 orang.
i. Obyek Wisata Ziarah Makam Nyi Ageng Anjang Mas Makam Nyi Ageng Anjang Mas terletak di dukuh Gledeg, desa Gledeg Kecamatan Karanganom. Jarak dari kota Klaten adalah ± 8 Km. Luas makam adalah 600 m², dibuat dari batu bata dan genting. Fungsinya adalah sebagai tempat ziarah para dalang, swarawati dan yoga atau pradonggo. Hari yang paling banyak dikunjungi adalah tiap- tiap malam Jumat. Pengunjung tiap bulannya rata- rata 1.000 orang.
j. Obyek Wisata Ziarah Makam Gusti Panembahan Romo Makam Gusti Panembahan Romo terletak di dukuh Kajoran Kecamatan Klaten Selatan. Jarak dari kota Klaten adalah ± 5 Km, luas kawasannya adalah 600 m², luas bangunannya adalah 84 m², dibuat dari batu merah, kayu dan batu kapur. Fungsinya adalah sebagai tempat ziarah, hari yang paling banyak dikunjungi adalah hari malam Jumat Kliwon. Pengunjung tiap bulan rata- rata 4.000 orang.
k. Obyek Wisata Ziarah Makam Gusti Panembahan Agung Makam Gusti Panembahan Agung terletak di derah Kauman, desa Jimbung Kecamatan Kalikotes. Jarak dari kota Klaten adalah ± 5 Km, luas k. Obyek Wisata Ziarah Makam Gusti Panembahan Agung Makam Gusti Panembahan Agung terletak di derah Kauman, desa Jimbung Kecamatan Kalikotes. Jarak dari kota Klaten adalah ± 5 Km, luas
l. Obyek Wisata Ziarah Makam Kyai Ageng Pandanaran Makam Kyai Ageng Pandanaran terletak di dukuh Paseban, desa Paseban Kecamatan Bayat. Jarak dari kota Klaten adalah ± 15 Km, luas kawasan 1,5 Ha, luas bangunan 106 m². Dibuat dari batu merah, kayu, sirap. Fungsi sebagai tempat ziarah, hari yang paling banyak dikunjungi adalah hari malam Jumat Legi. Pengunjung rata- rata tiap bulannya adalah 10.000 orang setiap bulannya.
m. Obyek Wisata Ziarah Makam Rng. Ronggowasito Makam Rng. Ronggowasito terletak di dukuh Palar, desa Palar Kecamatan Trucuk. Jarak dari kota Klaten ± 15 Km, luas kawasan 15.000m², luas bangunan 264m². Dibuat dari marmer dan genting soka, fungsinya sebagai tempat ziarah. Didekat lokasi makam terdapat sumur tiban bernama Nyai Sekar Gading Melati yang digunakan untuk tempat sesuci, dan apabila setelah habis bersemedi atau nyepi lalu mandi di sumur tersebut badan terasa segar kembali. Makam Rng. Ronggowasito pernah dipugar oleh Presiden Indonesia yang pertama tahun 1952. Hari yang paling sering dikunjungi adalah hari malam Jumat dan Selasa Kliwon. Rata- rata pengunjung tiap bulan adalah 10.000 orang.
n. Obyek Wisata Ziarah Makam Ki Ageng Perwito Makam Ki Ageng Perwito terletak di dukuh Ngreden, desa Ngreden Kecamatan Wonosari. Jarak dari kota Klaten adalah ± 25Km, luas kawasan 2.000 m², luas bangunan 280 m². Dibuat dari batu merah, kayu dan sirap. Fungsinya sebagai tempat ziarah, hari yang paling sering di kunjungi adalah hari Jumat Wage. Rata- rata pengunjung yang datang tiap bulannya adalah 4.000 orang.
o. Obyek Wisata Petilasan Kanjeng Sunan Kalijogo Petilasan Kanjeng Sunan Kalijogo terletak di dukuh Sepi, desa Barepan Kecamatan Cawas. Jarak dari kota Klaten adalah ± 20 Km, luasnya ± 15 m², dipagari tembok batu merah. Petilasan berupa batu putih berujud lekukan- lekukan petilasan sholat. Rata- rata pengunjung tiap bulannya adalah 10.000 orang.
4. Obyek Wisata Buatan Obyek wisata buatan merupakan obyek wisata yang tidak termasuk dalam kategori obyek dan jenis wisata alam dan budaya, yang diciptakan secara artificial atau buatan, mencakup didalamnya adalah : taman, gedung konvesi, fasilitas rekreasi dan hiburan. Selain potensi wisata alam dan wisata budaya, Kabupaten Klaten juga memiliki obyek wisata buatan yang cukup potensial untuk dikembangkan yaitu :
a. Musium Gula Jawa Tengah. Musium Gula Jawa Tengah berlokasi di PG. Gondang Baru, kecamatan Jogonalan Klaten. Jarak dari kota Klaten adalah 5 Km, luas kawasannya
1.261,20 m², luas bangunannya 240 m². Adapun tujuan dari pada pendirian Musium Gula Gondang Baru Klaten ini adalah dalam rangka jangka panjang diharapkan sebagai obyek pengkajian industri gula dan sebagai obyek wisata unggulan di Kabupaten Klaten. Isi musium gula berupa : - Mesin penggilingan kuno dan alat angkut kuno - Alat pengukur rendemen - Macam- macam alat pertanian - Alat- alat laboraturium yang berkaitan dengan produksi gula - Brosur- brosur perpustakaan dan arsip administrasi - Miniatur pabrik
Diresmikan oleh bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 11 September 1982. Pada tanggal 23 Agustus 1986 musium gula tersebut mendapat kunjungan dari ISSCT (International Sociaty Of Sugar CaneTecnologist ) yaitu masyarakat ahli gula internasional yang dalam konggresnya di Jakarta memerlukan meninjau musium tersebut.
5. Wisatawan Wisatawan merupakan faktor yang sangat dominan dalam industri pariwisata, dikarenakan dari para wisatawan inilah sumber pendapatan utama dari industri pariwisata ini berasal. Dalam industri pariwisata, banyak sedikitnya wisatawan sangat berpengaruh dalam kelangsungan dan keberhasilan dari industri pariwisata
Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan nusantara lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan mancanegara, ini dipengaruhi oleh faktor jarak dan sarana transportasi yang digunakan, juga oleh kurangnya kegiatan promosi tentang industri pariwisata di Indonesia. Khususnya promosi mengenai obyek wisata yang berada di lingkup Kabupaten Klaten.
Tabel 4.4 Obyek Wisata dan Pengunjungnya tahun 2007
No. Nama Obyek Wisata Jumlah Wisatawan
Nusantara 1 Deles Indah
Unggulan
Mancanegara
23.205 2 Jombor Indah
179.450 3 Sumber Air Ingas
94.200 4 Pemandian Lumban Tirto
31.525 5 Pemandian Jolotundo
32.120 6 Makam R.Ng. Ronggowarsito
158
5.253 7 Pemandian Tirtomulyono
3.125 8 Makam Ki Ageng Perwito
426 9 Makam Ki Ageng Gribig
1.575 10 Candi Plaosan
508 11 Museum Gula Jateng
132
69 291 Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten
6. Hotel Merupakan sarana akomodasi yang juga penting dalam industri pariwisata,karena dengan tersedianya hotel dengan sarana yang lengkap dan tingkat kenyamanan hunian yang baik akan dapat mempengaruhi para wisatawan dalam berwisata dan menikmati obyek wisata yang ada di kawasan pariwisata Indonesia khususnya di Kabupaten Klaten. Tersedianya akomodasi dan layanan terpadu ( semua kegiatan wisata dikelola dan diurus oleh pihak hotel ) dari hotel, akan lebih menarik minat para wisatawan untuk datang ke obyek wisata. Pada tahun 2007 jumlah hotel yang ada di Kabupaten Klaten sebanyak 38 hotel, dari jumlah tersebut seluruhnya merupakan hotel melati. Rata- rata tamu yang menginap di hotel wilayah Kabupaten Klaten adalah 8.000 orang tiap bulannya.
Tabel 4.5 Jumlah Penginap Hotel di Kabupaten Klaten Tahun 2007
Bulan Banyak Tamu Persentase Tingkat Yang Menginap
Hunian Kamar
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten