Pelaksanaan Peraturan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan kerja

disiplin, para bawahan pun tidak disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani bawahannya. Hal ini yang mengahruskan pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik agar para bawahan pun mempunyai kedisiplinan yang baik. Menurut Greenberg2001 : 41, Pemimpin leader adalah seseorang yang menggunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan unitorganisasi kerja terhadap fungsi semua komponen untuk mewujudkan kerja dilingkungan masing-masing agar secara terus menerus berfungsi secara maksimal dalam melaksanakan tugas pokok yang terarah pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

K. Pelaksanaan Peraturan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan kerja

Pegawai. Dilihat dari penelitian terdahulu maka disiplin kerja karyawan pada Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang khususnya tingkat kehadiran kerja karyawan. Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal adalah melakukan apa yang menjadi kewajibannya dan menepati aturan permainan. Instansi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin itu antara lain: 1.Peraturan jam masuk, pulang,dan jam istirahat 2.Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkahlaku dalam pekerjaan 3.Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan hubungan dengan unit kerjalain. 4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan oleh para karyawan selama dalam organisasi dan sebagainya. Disiplin kerja atau kebiasaan-kebiasaan baik yang harus ditanamkan dalam diri karyawan sebaiknya bukan atas dasar paksaan semata, tetapi harus lebih di dasarkan atas kesadaran diri dalam diri karyawan. Kegiatan pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar meengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat di cegah. Sasaran pokoknya dalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan untuk datang di kantor tepat waktu. Dengan datang ke Kantor tepat waktu dan melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya, maka diharapkan produktivitas kerja akan meningkat. Dalam melakukan kegiatan karyawan harus dikontrol, supaya adanya disiplin yang baik, jika disiplin sudah baik, maka kinerja karyawan akan meningkat. Pada Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang dalam memperlancar kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia serta ruangan pekerjaan yang membantu siklus kerja Kantor Kementerian agama. Selain itu sasaran yang mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang dengan adanya peningkatan hasil kerja baik dari nsegi jumlah ataupun mutu, peningkatan motivasi pegawai kesetiaan dan ketertarikan pada pekerjaannya dan rasa puas terhadap karyanya, serta mengurangi rasa malas dan keluh kesah. Bebrapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja pegawai adalah dengan cara : 1. Menentukan standarukuran baku yang akan menjadi patokan. Dalam hal inistandarnya adalah penyelesaian tugas secara efektif dan efisien. Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang menetukan standar waktu untuk menyelesaikan pengetikan satu buah surat umum atau surat undangan adalah 10 menit. Dari pengamatan selama penulis magang di bagian Kepegawaian, para pegawainya mampu menyelesaikan pengetikan surat standar waktu yang telah ditentukan, yaitu 10 menit untuk menyelesaikan satu buah surat umum dan surat undangan. Begitu pula dalam hal menemukan arsip, standart waktunya adalah 5 menit untuk satu arsip dan pegawai juga bisa menemukannya secara tepat waktu. Untuk mengarsip surat masuk dan surat keluar, standart waktunya adalah 2 menit untuk satu buah surat dan pegawai sudah mengerjakannya sesuai standart yaitu 2 menit atau kadangkala bisa kurang dari 2 menit. Ini berarti pegawai telah melaksanakan tugasnya sesuai standart waktu yang telah ditentukan. 2. Mengukurmenilai kegiatankegiatan yang sedang dijalankan atau hasil kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan. Dalam hal ini adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang dilihatdari temuan dilapangan dan berdasarkan pengamatan selama penulis magang di bagian Kepegawaian, ternyata ada beberapa keluhan yang dialami orang-orang, salah satunya urusan penyelesaian Surat Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000. Keterlambatan penyelesaian surat ini lebih sering dikarenakan oleh sarana penunjang kerja dalam kondisi kurang baik. Untuk menyelesaikan pembustsn surat standart waktu yang telah ditentukan adalah 3 hari , mulai pengetikan, meminta pengesahan kepada kepala Sub.Bagian Tata Usaha. Apabila sarana penunjang kerja seperti mesin printer pada saat itu kurang baik dan ditambah lagi atasan-atasan yang berwenang untuk mengesahkan surat tersebut tidak sedang berada ditempat, maka hal itu yang mengakibatkan tidak efektif dan efesiennya pekerjaan pegawai. Tetapi keluhan ini hanya dialami oleh sebagian kecil orang saja, untuk keseluruhan kinerjanya sudah baik. Karena biasanya pegawai bisa menyelesaikan pembuatan transkip dan meminta pengesahannya kepada atasan yang berwenang dalam waktu 3 hari saja.Memperbaiki penyimpanganperbedaan yang terjadi agarsemuakegiatanhasilnyasesuai yang telah ditentukan.Untuk mengontrol semua kegiatan dan kinerja pegawai Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang, supervisi atau pemimpin memperolehnya dari berbagai sumber, baik sumber tercetak maupun elektronik, serta sumber-sumber dari informan. Informasi tentang kinerja pegawai diperoleh dengan metode tertentu. Misalnya, informasi yang dapat diukur dan terlihat bisa diperoleh dari sumber tercetak, sedangkan informasi yang implicit bisa diperoleh dari wawancara dan pengamatan langsung atau survei, sehingga tidak ada penyimpangan atau perbedaan yang terjadi didalam hasil kegiatan yang dilakukan pegawai. Menurut Serdamayanti 2001 : 87, Sumber atau metode pengontrolan adalah sebagai berikut : 1. Laporan pelaksanaan kegiatan, secara lisantulisan, berkalasewaktu-waktu atas permintaan. 2. Buku catatan tugas hasil kerja, jadwal kegiatan, laporan kemajuan pekerjaan. 3. Survei atau inspeksi setempat dimana kegiatan-kegiatan dilakukan. 4. Wawancara dengan pelaksana-pelaksana tugas yang bersangkutan. Dalam kegiatan mengontrol tersebut, penyelia atau pemimpin sebaiknya bersikap sensitif, baik terhadap sumber tertulis maupun terhadap informasi. Bila penyelia menggunakan metode wawancara, ia harus berhati-hati dalam ucapan- ucapan individu, sebab seseorang sering kali berkata ‘a’, tetapi perilakunya ‘b’. Pengontrolan perlu dilakukan secara reguler dan konsisten, untuk mengingatkan setiap pegawai bahwa mereka harus tetap menjaga kinerja mereka untuk mencapai tujuan bersama. 42 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan