Pelaksanaan Disiplin Kerja Ibu Dr.Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program

H. Pelaksanaan Disiplin Kerja

Menurut Saiman, 2002 : 94, Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal adalah melakukan apa yang menjadi kewajiban dan menepati peraturan permainan. Suatu waktu orang menegerti apa yang dibutuhkan waktu dari mereka, dimana mereka diharapkan untuk selalu melakukan tugasnya secara efektif dan efesien dengan senang hati. Disiplin kerja dilakukan dengan menetapkan peraturan-peraturan dan tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh pimpinan dan seluruh karyawan didalam suatu perusahaan atau instansi. Adapun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin antara lain : 1. Peraturan jam masuk, pulang kerja dan istirahat 2. Peraturan dasar tentang berpakaian bertingkah laku dalam pekerjaan 3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit-unti kerja 4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam melakukan pekerjaannya. I.Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Menurut Singodimejo 2000 : 89, faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawaiadalah : 1. Besar kecilnya pemeberian kompensasi. Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawanakan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasayang setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikonstribusikan bagi perusahaan. 2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan. Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana dia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin di tegakkan bila peraturan hanya berdasrkan instruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi. 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan Bila ada seorang karyawan mengambil disiplin maka perlu ada keberanian pimpinnuntuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan terhadap pelangar disiplin, disiplin sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan merasa dilindungi dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa. 5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yangakan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian, maka sedikit banyak para karyawan akan terbiasa melaksanakan disiplin kerja. 6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan. Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang suatu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. 7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. Menurut Soediono 2003 : 89, Kebiasaan-kebiasaan posiif itu antara lain: a. Saling menghormati, bila ketemu dilingkungan pekerjaan. b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga karyawan akanturut merasa bangga dengan pujian tersebut. c. Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuanpertemuan apa lagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka. d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja, dengan menginformasikan, kemana dan untuk urusan apa, walaupun kepada bawahan sekalipun.

J. Upaya Kantor Kementerian Agama Kab. Deli Serdang Dalam