3. Frendsiane R. P. dkk telah melakukan penelitian mengenai Uji Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan Nephellium lappaceum L.
Terhadap Jamur Candida albicans Secara In Vitro. Dari uraian diatas dan berdasarkan literatur mengenai kandungan kimia yag
terdapat pada tubuhan rambutan maka peneliti tertarik untuk mengisolasi senyawa flavonoida yag terdapat di dalam kulit buah rambutan Nephellium lappaceum L..
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah golongan flavonoida apa dan bagaimana cara mengisolasi senyawa flavonoida yang terdapat pada kulit buah rambutan
Nephellium lappaceum L..
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari kulit buah rambutan Nephellium lappaceum L..
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapakan dapat memberikan informasi pada bidang Kimia Bahan Alam Hayati khususnya mengenai golongan senyawa flavonoida yang
terkandung dalam kulit buah rambutan Nephellium lappaceum L..
Universitas Sumatera Utara
1.5 Lokasi Penelitian
1. Lokasi pengambilan sampel
Sampel yang digunakan diperoleh dari salah satu pohon buah rambutan milik warga di daerah Tanjung Anom, Medan.
2. Lokasi melakukan penelitian
Penelitian dilakukan di laboraorium kimia bahan alam hayati FMIPA, Universitas Sumatera Utara.
3. Lokasi Identifikasi Kristal Hasil Isolasi
Analisa spektrofotometri UV-Visible dilakukan di Laboratorium Penelitian Farmasi Universitas Sumatera Utara. Analisa spektrofotometri Infamerah FT-
IR dan spektrometri Resonansi Magnetik Inti Proton
1
H-NMR dilakukan di pusat penelitian kimia – LIPI kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap kulit buah rambutan berupa serbuk harus yang kering sebanyak 950 gram.
Tahap awal dilakukan uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida dari ekstrak etil asetat kulit buah rambutan, yaitu dengan penambahan:
- NaOH 10 menghasilkan larutan biru violet.
- FeCl
3
5 menghasilkan hitam. -
Shinoda test yaitu dengan menambahkan serbuk magnesium pada ekstrak sampel dan beberapa tetes HCl pekat. Warna orange, pink, merah, sampai ungu akan
terjadi pada senyawa flavon, flavonol, turunan 2,3-dihidro, dan xanton. Penggunaan zinc sebagai pengganti magnesium dapat dilakukan, dimana hanya
flavanonol yang memberikan perubahan warna merah pekat sampai magenta, flavanon, dan flavonol akan memberikan warna merah muda yang lemah sampai
magenta.
Universitas Sumatera Utara
- H2SO4p, flavon dan flavonon akan memberikan perubahan larutan kuning-
pekat. Khalkon dan auron menghasilkan larutan berwarna merah atau merah kebiru-biruan. Flavanon memberikan warna orange sampai merah Cannell,
1998. Tahapan isolasi yang dilakukan :
- Ekstraksi maserasi
- Ekstraksi partisi
- Analisa kromatografi lapis tipis
- Analisa kromatografi kolom
- Analisa kristal hasil isolasi
Tahapan analisa hasil isolasi yang dilakukan adalah : -
Analisa kromatografi lapis tipis -
Pengukuran titik lebur -
Identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible, spektrofotometer Infra merah FT-IR, Spektrometer Resonansi Magnetik Inti
Proton
1
H-NMR.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Rambutan
2.1.1 Morfologi Tumbuhan Rambutan
Rambutan Nephelium lappaceum termasuk keluarga Sapindaceae dengan ordo Sapindales. Tanaman ini merupakan tanaman buah-buahan tropis asli Indonesia, dan
saat ini telah menyebar luas di daerah beriklim tropis seperti Filipina dan negara- negara Amerika Latin. Penyebaran tanaman rambutan yang pada awalnya sangat
terbatas hanya di daerah tropis saja, saat ini sudah bisa ditemui di daratan yang beriklim subtropis. Hal ini disebabkan oleh karena perkembangan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berhasil diciptakannya ‘rumah kaca’ Mahisworo,1998.
Kayu pohon tumbuhan rambutan cukup keras dan kering, tetapi mudah pecah sehingga kurang baik untuk bahan bangunan. Walaupun demikian kayu rambutan
bagus sekali untuk kayu bakar. Akar tanaman ini untuk obat demam, kulit kayu untuk obat radang mulut, dan daunnya untuk obat sakit kepala sebagai tapal Sunarjono,
2000.
2.1.2 Sistematika Tumbuhan Rambutan
Secara umum tumbuhan rambutan mampu mencapai ketinggian antara 15-25 meter dengan bentuk batang lurus dan memiliki cabang yang banyak. Pada pangkal
batang berdiameter antara 40-60 cm, kulit batang berwarna abu-abu kecoklatan. Bentuk percabangaan tidak teratur dan rapat. Bentuk tajuk bulat atau tidak beraturan
Universitas Sumatera Utara
sama sekali. Ranting atau cabang ujung mempunyai warna coklat kusam dengan permukaan kulit berkerut-kerut Mahisworo,1990.
Sistematika tumbuhan rambutan adalah sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisio :
Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales Familia
: Sapindaceae
Genus :
Nephellium Spesies
: Nepphellium lappaceum L.
2.2 Senyawa Organik Bahan Alam