Spektrofotometri Ultra-Violet UV-Visible Spektrofotometri Infra-Merah FT-IR

2.5.1 Spektrofotometri Ultra-Violet UV-Visible

Spektrum ultraviolet terentang dari 100-400 nm. Absorpsi cahaya ultraviolet atau visible mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Absorpsi oleh suatu sampel kemudian diukur pada perbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum Fessenden,1994. Tabel 2.2 Rentang serapan spektrum UV-Tampak flavonoida Pita II nm Pita I nm Jenis flavonoid 250-280 310-350 Flavon 250-280 330-360 Flavonol 3-OH tersubstitusi 250-280 350-385 Flavonol 3-OH bebas 245-275 310-330 bahu Kira-kira 320 puncak Isoflavon Isoflavon 5-deoksi-6,7-dioksigenasi 275-295 300-330 bahu Flavanon dan dihidroflavonol 230-270 kekuatan rendah 340-390 Khalkon 230-270 kekuatan rendah 380-430 Auron 270-280 465-560 Antosianidin dan antosianin Markham, 1988.

2.5.2 Spektrofotometri Infra-Merah FT-IR

Jika suatu frekuensi tertentu dari radiasi inframerah dilewatkan pada suatu sampel senyawa organik maka akan terjadi penyerapan frekuensi oleh senyawa tersebut. Detektor akan mendeteksi frekuensi yang dilewatkan pada sampel yang tidak diserap oleh senyawa. Banyaknya frekuensi yang melewati senyawa atau yang tidak diserap akan diukur sebagai persen transmitan. Spektrum yang dihasilkan berupa berupa Universitas Sumatera Utara grafik yang akan menunjukkan persentasi transmitan yag beravariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah. Satuan frekuensi yang digunakan dinyatakan dalam bilangan gelombang Dachriyanus, 2004. Spektrum inframerah suatu molekul adalah hasil transisi antara tingkat energi getaran yang berlainan. Pancaran inframerah yang kerapatannya kurang dari 100 cm -1 panjang gelombang lebih dari pada 100 um diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi putaran energi molekul. Penyerapan ini tercantum, namun spektrum getaran terlihat bukan sebagai garis – garis melainkan berupa pita – pita. Hal ini disebabkan perubahan energi tunggal selalu disertai sejumlah perubahan energi putaran Silverstein, 1986. Dalam molekul sederhana beratom dua atau berarom tiga tidak sukar untuk menentukan jumlah dan jenis vibrasinya dan menghubungkan vibrasi – vibrasi tersebut dengan energi serapan. Tetapi untuk molekul – molekul beratom banyak, analisis jumlah dan jenis vibrasi itu menjadi sukar sekali atau tidak mungkin sama sekali karena bukan saja disebabkan besarnya jumlah pusat – pusat vibrasi melainkan karena juga harus diperhitungkan terjadinya saling mempengaruhi inter–aksi beberapa pusat vibrasi. Vibrasi molekul dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu vibrasi regang dan vibrasi lenur. 1. Vibrasi regang Disini terjadi terus – menerus perubahan jarak antara dua atom di dalam suatu molekul. Vibrassi regang ada dua macam yaitu vibrasi regang simetris dan tak simetris. 2. Vibrasi lentur Disini terjadi perubahan sudut antara dua ikatan kimia. Ada empat macam vibrasi lentur yaitu vibrasi lentur dalam bidang yang dapat berupa vibrasi scissoring atau vibrasi rocking dan vibrasi keluar bidang yang dapat berupa waging atau berupa twisting Noerdin, 1985. Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Spektrometri Resonansi Magnetik Inti Proton