Berdasarkan frekuensi pemakaian pestisida yaitu banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam waktu yang ditentukan oleh petani yaitu paling banyak dilakukan
adalah 3 kali dalam minggu yaitu sebanyak 58 orang 61,1. Responden melakukan penyemprotan pestisida berdasarkan kebutuhan oleh tanaman tersebut.
Waktu pemakaian pestisida yaitu saat melakukan kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan suatu aktivitas dengan menggunakan pestisida
responden lebih banyak pada pagi hari yaitu sebanyak 77 orang 81,1. Petani melakukan penyemprotan pada pagi hari dikarenakan gerakan udara yang tidak
terlalu sering terjadi, kelembapan udara tidak terlalu tinggi dan suhu udara tidak terlalu tinggi.
5.2 Perilaku Petani Dalam penggunaan Pestisida
Perilaku merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas anatara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Menurut Notoatmodjo 2003 perilaku manusia merupakan semua kegiatan atau aktivitas
manusia baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar. Perilaku terbagi atas pengetahuan, sikap dan tindakan.
Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden dapat dilihat bahwa ternyata tingkat
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan responden yang baik sebanyak 22 orang 23,2 dan pengetahuan yang kurang baik sebanyak 73 orang 76,8. Hal ini dikarenakan kurangnya
memahami informasi tentang bahan yang terkandung dalam pestisida, kurangnya media informasi aplikasi penggunaan pestisida dari produk pestisida tetapi yang
tersedia hanyalah promosi pestisida berupa spanduk oleh pihak distributor, tidak adanya cara aplikasi yang tertera pada produk pestisida serta kondisi lapangan
yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penyuluhan tentang penggunaan pestisida oleh dinas pertanian .
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Hal ini
didukung oleh Notoatmodjo 2003 bahwa sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden dapat dilihat bahwa ternyata sikap responden termasuk dalam kategori yang baik yaitu
sebanyak 83 orang 87,4. Dalam hal ini tindakan petani memberikan respon dengan baik untuk menghindari terjadinya keracunan pestisida pada saat
penyemprotan pestisida. Menurut Notoatmodjo 2003 suatu tindakan belum tentu otomatis
terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas serta diperlukannya faktor dukungan dari berbagai pihak. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
Universitas Sumatera Utara
terhadap responden dapat dilihat bahwa ternyata tindakan responden yang baik yaitu sebanyak 87 orang 91,6. Hal ini potensi terkontaminasi pestisida dapat
dicegah dengan penggunaan alat pelindung diri yang baik dan benar.
5.3 Karakteristik Pestisida yang dipergunakan oleh Petani