Faktor cuaca Faktor Penggunaan Pestisida

b. Sesudah pemuntahan berhasil, berikan karbon aktif yang khusus untuk penderita keracunan norit berikan tiga sendok makan norit yang dilarutkan dalam segelas air c. Bawa segera penderita keracunan pestisida tersebut kedokter atau puskesmas. Bila penderita tidak sadar, jangan dilakukan pemuntahan. Longgarkan pakaian dan segera bawa kedokter. Bila pernapasan terhenti lakukan pernapasan buatan Djojosumarto, 2000. 4. Melalui Mata Dapat terjadi secara kontak langsung dan dapat menghasilkan air mata, pelipatan pada kelopak mata, kontraksi atau pengucupan anak mata, kehilangan fokus, pengaburan penglihatan, dilasi atau pembesaran anak mata. Bila terjadi kontak pada mata maka yang dilakukan adalah : a.Buka mata dan cuci segera dengan air bersih yang mengalir selama kurang lebih dari 15 menit . Jangan gunakan obat tetes mata lainnya. b.Tutup mata dengan kain atau kain kassa yang bersih c.Bila dengan cara tersebut dirasa masih sakit, maka segeralah berobat kedokter Wudianto, 2001.

2.5 Faktor Pertimbangan Dalam Penggunaan Pestisida

2.5.1 Faktor cuaca

1. Gerakan Udara Gerakan udara mencakup gerakan udara kearah samping horizontal yang sehari-hari disebut angin dan gerakan udara keatas vertikal atau termal. Angin yang bertiup pelan sangat diperlukan pada aplikasi insektisida dan fungisida untuk membantu menyebarkan droplet semprotan kebagian- Universitas Sumatera Utara bagian yang sulit dijangkau oleh semprotan langsung. Misalnya bagian dalam kanopi daun dan bagian bawah helaian daun Djojosumarto, 2000. 2. Presipitasi Penyemprotan jangan dilakukan jika hari hujan atau diperkirankan akan hujan. Penyemprotan yang segera diikuti oleh hujan akan mengakibatkan pestisida terutama insektisida , fungisida dan herbisida pasca-tumbuh tercuci sehingga efikasi berkurang. Kecuali efikasi berkurang, pestisida yang tercuci akan mencemari lingkungan Djojosumarto, 2000. 3. Kelembapan Udara Disebagian besar wilayah Indonesia, kelembapan udara umumnya tidak menjadi hambatan bagi aplikasi pestisida, terutama untuk penyempotan didarat. Akan tetapi didaerah beriklim kering atau dimusim kemarau yang ekstrem, kelembapan dapat turun hingga kurang dari 30. Bila udara kering, droplet semprotan dari formulasi pestisida akan mudah menguap dan hilang tidak mengenai sasaran Djojosumarto, 2000. 4. Suhu Udara Suhu udara mempengaruhi gerakan udara keatas termal atau termik dan penguapan. Ketika udara sangat panas dan tidak ada angin, udara cenderung bergerak keatas, sehingga droplet yang berukuran sangat halus berpotensi hilang sebagai drift Djojosumarto, 2000.

2.5.2 Faktor Penggunaan Pestisida

Penggunaan pestisida dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Gunakan Pestisida bila benar-benar diperlukan. Universitas Sumatera Utara 2. Gunakan pestisida yang diperuntukkan bagi organisme pengganggu tanaman sasaran yang diizinkan untuk tanaman yang dimaksud. 3. Sedapat mungkin gunakan pestisida yang spesifik untuk sasaran tertentu, selektif dan seminimal mungkin merugikan organisme nontarget. 4. Gunakan pestisida yang tidak persisten agar mudah diurai. 5. Gunakan pestisida dengan takaran penggunaan sesuai dengan rekomendasi. Bila mungkin, gunakan pestisida yang takarannya rendah, agar tidak terlalu berat membebani lingkungan. 6. Aplikasikan pestisida dengan volume aplikasi secukupnya. 7. Jangan menyemprot bila hari akan hujan karena pestisida akan tercuci air hujan dan mencemari lingukungan. 8. Jangan mencampur pestisida, mencuci alat-alat aplikasi dan mencuci pakaian kerja yang terkontaminasi diair yang mengalir. 9. Jangan membuang sisa pestisida disembarang tempat. 10.Perhatikan arah angin dan jangan menyemprot bila angin terlalu kuat. 11.Gunakan droplet ukuran sedang untuk segala keperluan penyemprotan. Bila perlu gunakan ukuran droplet sangat halus dan aplikasikan dengan ekstra hati-hati. 12.Jangan membuang bekas kemasan pestisida disembarang tempat. 13.Wadah berupa kertaskarton dan plastik sebaiknya dibakar. 14.Wadah berupa gelas sebaiknya dipecah dan dikubur ditempat yang aman. 15. Kemasan dari kaleng sebaiknya dilubangi, dihancurkan, dan dikubur ditempat yang aman Djojossumarto, 2000.

2.6 Tindakan Menghindari Resiko Keracunan Pestisida

Dokumen yang terkait

Hubungan Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Petani Dengan Infeksi Cacing di Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2004

2 46 76

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 3 16

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 5

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 5 37

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 2 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014 Appendix

0 0 74

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 15

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

1 3 6