Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

L. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Dalam peraturan daerah No. 3 Tahun 2011 tentang pemberian pengurangan keringanan atas pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan didasarkan pada pertimbangan kemampuan membayar wajib pajak atau kondisi tertentu objek pajak. Dengan demikian berdasarkan permohonan wajib pajak, Bupati Walikota dapat memberikan pengurangan pajak karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan atau karena sebab – sebab tertentu lainnya serta dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa. Kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan sebab – sebab tertentu lainnya sebagai alasan pengajuan pengurangan pajak terutang antara lain : lahan pertanian yang sangat terbatas hasilnya, bangunan yang ditempati sendiri yang dikuasai atau dimiliki oleh golongan wajib pajak tertentu yang memiliki penghasilan terbatas, wajib pajak orang pribadi yang penghasilannya hanya dari uang pension, dan badan yang mengalami kesulitan likuiditas. Sedangkan yang dimaksud dengan bencana alam yang juga dapat menjadi alasan pengajuan pengurangan adalah gempa bumi , banjir, tanah longsor. Adapun yang dimaksud dengan sebab lain yang luar biasa antara lain kebakaran, kekeringan, wabah penyakit tanaman, dan hama tanaman. Pengurangan pajak terutang merupakan hak yang dapat diajukan oleh wajib pajak kepada bupati walikota. Tata cara pemberian pengurangan PBB perdesaan dan perkotaan ditetapkan dengan peraturan Bupati Walikota Siahaan,2012 : 574-575 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Dalam pelaksanaan asas – asas yang diterdapat dalam pemungutan pajak, salah satu asas yang digunakan yaitu asas keadilan. Keadilan disini artinya menerapkan kewajiban dan hak – hak yang sama terhadap wajib pajak. Salah satu hak wajib pajak adalah wajib pajak berhak untuk mengajukan permohonan pengurangan PBB sektor perdesaan dan perkotaan. Permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan PBB tersebut dapat diajukan oleh wajib pajak kepada bupati walikota melalui kantor dinas pendapatan kota yang terkait dan selanjutnya akan diproses. Namun terlebih dahulu diadakan penelitian kebenaran persyaratan yang terdapat dalam surat permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan. Penelitian atas kebenaran bukti - bukti persyaratan permohonan pengurangan yang dipenuhi oleh wajib pajak itu akan menentukan dapat atau tidaknya surat permohonan pengurangan tersebut untuk diproses. Adapun dasar hukum pemberian pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan untuk Kota Medan yaitu : a. Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah b. Peraturan Daerah Nomor. 3 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan c. Peraturan Walikota Medan No. 73 Tahun 2011 tentang Petunjuk dan Teknis Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan d. Peraturan Daerah No. 6 tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2011 Berikut ini adalah salah satu bunyi dari dasar hukum pemberian pengurangan pajak bumi dan bangunan yang terdapat pada PERDA Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 pasal 21 Bagian Kelima Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, dan Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administratif Pasal 21 1 Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Kepala Daerah dapat membetulkan SPPT,SKPD,STPD,SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis danatau kesalahan hitung danatau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perUndang-Undangan perpajakan daerah. 2 Kepala Daerah dapat : a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrarif berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perUndang-Undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya b. mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD, STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar. c. mengurangkan atau membatalkan STPD; d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; e. mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak terutang dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa; dan f. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan Peraturan Kepala Daerah. Pengurangan diberikan atas pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan yang terutang dalam SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terutang atau SKPD Surat Ketetapan Pajak Daerah . Pengurangan pajak terutang dapat diberikan kepada dan dalam hal : 1. Wajib pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan atau karena sebab – sebab tertentu lainnya, seperti : a Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi veteran pejuang kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya , atau jandadudanya diberikan pengurangan sebesar 75 dari PBB yang terutang. b Objek pajak berupa lahan pertanian peternakan perikanan yang hasilnya sangat terbatas yang wajib pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah diberikan pengurangan maksimal 75 c Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi yang penghasilannya semata – mata berasal dari pensiunan, sehingga kewajiban membayar PBB sulit untuk dipenuhi diberikan pengurangan maksimal 75 d Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah yang NJOPm 2 meningkat akibat perubahan lingkungan dan dampak positif pembangunan diberikan pengurangan maksimal 75 e Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah sehingga sulit untuk memenuhi kewajiban membayar PBB diberikan pengurangan maksimal 75 f Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi berupa cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai bangunan dan atau lingkungan cagar budaya diberikan pengurangan sebesar 50 2. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh wajib pajak badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas yang serius sepanjang tahun , sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban rutin perusahaan diberikan pengurangan maksimal 75 3. Wajib pajak orang pribadi badan dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam atau sebab – sebab lain yang luar biasa diberikan pengurangan maksimal 100. Yang dimaksud dalam pengertian bencana alam adalah gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan sebab lain yang luar biasa adalah kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan hama tanaman. Pengurangan yang terutang dapat diberikan kepada semua objek pajak tanpa membedakan objek pajak perkotaan, perdesaan dan sebagainya . Pengajuan permohonan pengurangan dapat diajukan secara kolektif atau perorangan Berikut ini adalah Bunyi Peraturan Walikota Medan No. 73 tahun 2011 yang mengatur tentang besarnya persentase pengurangan yang akan diperoleh oleh wajib pajak yang melakukan permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan. Gambar 4.1 Peraturan Walikota Medan tentang Besarnya Persentase Pengurangan PBB Sumber : Peraturan Walikota Medan No. 73 Tahun 2011 .

B. Prosedur Pengajuan Permohonan Pengurangan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan