Dasar Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Tabel 3.1 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Sumber : PERDA No. 6 Tahun 2012 pasal 5

H. Dasar Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Besarnya pokok PBB Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak setelah dikurangi NJOPTKP. Secara umum rumus perhitungan PBB perdesaan dan perkotaan sebagai berikut : 1. NJOP sampai dengan Rp 499.999.999 0,115 2. NJOP Rp 500.000.000 s.d Rp 999.999.999 0,125 3. NJOP RP 1.000.000.000 s.d Rp 1.999.999.999 0,215 4. NJOP Rp 2.000.000.000 s.d Rp 3.999.999.999 0,225 5. NJOP diatas Rp 4 Milyar 0,275 Tabel 3.2 Formula Perhitungan PBB Terutang Sektor Perdesaan dan perkotaan Sumber : Dinas Pendapatan daerah Kota Medan Tuan Budi memiliki Bumi seluas 800 m 2 dengan NJOP m 2 Rp.200.000. Di atas tanah tersebut dibangun sebuah rumah dengan luas 400 m 2 dengan NJOP Rp. 505.000 m 2 dan mempunyai taman mewah seluas 200 m 2 NJOP Rp.310.000m 2 Pagar mewah 120 m NJOP Rp. 1.833.000M 2 Hitung PBB bila NJOPTKP sebesar Rp. 8.000.000 Contoh : Pajak terutang = Tarif x NJOP – NJOPTKP Penyelesaian : = 0,125 x Rp. 643.960.000 – Rp. 8.000.000 = 0.125 x Rp. 635.960.000 = Rp. 794.950,00 Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x NJOP – NJOPTKP = Tarif Pajak x NJOP Bumi + NJOP Bangunan - NJOPTKP NJOP : Bumi : 800 m 2 x Rp 200.000 = Rp. 160.000.000 Bangunan : 400 m 2 x Rp 505.000 = Rp. 202.000.000 Taman mewah : 200 m 2 x Rp. 310.000 = Rp. 62.000.000 Pagar mewah : 120 m x Rp. 1.833.000 = Rp. 219.960.000 + = Rp. 643.960.000

I. Tahun Pajak

Tahun pajak adalah jangka waktu dalam satu tahun takwim. Jangka waktu satu tahun takwim adalah dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Saat yang menentukan pajak terutang adalah keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari . Baik penambahan atau pengurangan tidak akan mempengaruhi besarnya pajak terutang untuk tahun yang bersangkutanMardiasmo,2011:319. a. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2014 berupa tanah dan bangunan. Pada tanggal 10 Januari 2014 bangunannya terbakar, maka pajak yang terutang tetap berdasarkan keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari 2014, yaitu keadaan sebelum bangunan tersebut terbakar. Contoh : b. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2015 berupa sebidang tanah tanpa bangunan di atasnya. Pada tanggal 20 Agustus 2015 dilakukan pendataan ternyata di atas tanah tersebut telah didirikan suatu bangunan, maka pajak yang terutang untuk tahun 2015 tetap dikenakan berdasarkan keadaan pada tanggal 1 Januari 2015. Sedangkan bangunannya baru akan dikenakan pada tanggal 1 Januari 2016.

J. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan