Karakteristik tindakan menyanggah yang dilakukan Suad pada ibunya dapat

suaminya. Namun ia merasa, sebagai istri, ia juga berhak untuk bekerja dan beraktifitas. Tidak hanya sekedar menjadi ibu rumah tangga. Bab II halaman 46-47

c. Karakteristik tindakan menyanggah yang dilakukan Suad pada ibunya dapat

dilihat pada kutipan berikut ini : Contoh 1: qalat mama: likai ta’udi ilaihi yajibu aw la `an tata’awadi al-hayati ma’ahu..inna al-hubbu laisa mujarradun ihsasi innahu hayata wa anti tantaqilina ila hayati jadidatin yajibu `an tata’awadiha ila hadin `ala tastati’I hayata ukhra..innaki al-`an ta’isyina ma’a rajulin wa lam tujaribi al-hayata ma’ahu fi baitin wahidin wa firasyin wahidin..wa kaifa yakunu wa huwa na`imun, wa maza yufaddilu fi iftarihi..wa kaifa tu’tinahu ma yuridu wa kaifa ta`khuzina ma turidina..innaha hayatun fi hajatin ila dirasatin ‘amaliyatin as’abu wa a’maqa min kulli ma darastihi fi al-jami’ati. Wa qultu sakhiratun: innaki tatahaddasina bimantiqin al-zaujati al- mutafarrigati, ka`ukhti, la tansa anni mas`ulatun aidan ‘an hayatin ukhra, ‘an mustaqbali ka`imra`atin ta’malu.. …’Ibu berkata: “untuk kembali kepadanya, kamu wajib terbiasa hidup bersamanya. Cinta bukan sekedar rasa kehidupan dimana kamu berpindah ke rasa baru dan kamu tak bisa lagi hidup tanpanya. Kamu sekarang memang telah bersamanya tetapi sebenarnya kamu belum hidup bersamanya dalam satu rumah, dalam satu ranjang. Bagaimana ia tidur, apa kesukaannya dalam sarapan, bagaimana kamu melayani keinginannya dan bagaimana kamu menuruti keinginanmu adalah kehidupan baru yang membutuhkan Universitas Sumatera Utara pengalaman praktis yang jauh lebih sulit dan lebih dalam dari seluruh pelajaranmu di kampus.” Aku berkata dengan ironis, “Ibu berbicara dengan logika ibu rumah tangga yang seperti orang kebanyakan. seperti kakak. Jangan lupa bahwa aku juga bertanggungjawab atas sisi lain dari hidupku; masa depan dari sisi wanita karir.’ Bab II hal. 47 Tindakan yang dilakukan Suad pada contoh kutipan di atas adalah tindakan menyanggah apa yang dikatakan ibunya kepadanya. Saat ibunya memberinya nasihat bahwa seorang istri harus selalu patuh dan melayani suaminya dengan mengetahui apa kesukaan suaminya, bagaimana sifat dan tingkah lakunya, apa keinginannya dan lain-lain, maka jiwa feminismenya pun menolak dan mendebat apa yang dikatakan ibunya. Baginya sebagai seorang wanita karir, ia berhak menentukan seperti apa rumah tangganya akan berjalan. Ia beranggapan bahwa selain sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah, suami dan anak, ia juga bertanggung jawab akan sisi lain dari hidupnya yaitu sisi wanita karirnya yang harus diraih dan diperjuangkannya. Bab II halaman 47-48 Contoh 2: - wa rubbam ā kāna min wājibi al-zaujati al-asāsīyyi wa min mas’uliyātihā al- ‘ā`iliyati an tasygula waqta zaujihā al-fārigi, walakinnī lā astaţī’u an atahammala mas’uliyyatu kulli h āżā al-firāgi allażī yu’tīhi lī ‘abdul hamīdi. Anā nafs ī syai`un mukhtalifun ‘anhu wa laisa amāmī waqtin fārigin abadan. Inna yaum ī muzdahimun bi’asyarāti al-harākāti. Innī ażhabu ilā al-jāmi’ati li`ahduri fu şūlin saksyan kamu’īdatin wa fī al-waqti nafsihi tazdahimu awqātī dākhila al- j āmiati biliqā’ātin mustammaratin ma’a al-ţalabati wa ma’a al-asātiżati wa ma’a al-tajam muāti al-siyāsiyyatin Universitas Sumatera Utara ...’Dan mungkin kewajiban seorang istri yang paling mendasar dan yang paling besar tanggung jawabnya adalah menyibukkan diri di waktu kosong Abdul Hamid. Tetapi aku tidak bisa memenuhi tanggungjawab ini pada saat waktu luang untuk ku berikan kepada Abdul Hamid. Aku berbeda, aku selalu tidak memiliki waktu luang. Sesungguhnya hari-hariku penuh dengan puluhan aktifitas. Aku pergi ke kampus untuk menghadiri kelas sebagai asisten dosen dan pada saat yang sama aku selalu disibukkan dengan pertemuan-pertemuan dengan para mahasiswa, dosen dan berbagai kelompok politik’ Hal 56 bab III Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa tindakan yang dilakukan Suad adalah tindakan yang menunjukkan penyanggahan. Hal ini dapat dilihat dari kata-kata yang dicetak tebal. Suad menyanggah pemikiran yang sudah lazim di masyarakat bahwa seorang istri harus selalu berada di rumah untuk melayani suami. Tetapi tidak demikian dengan Suad. Tindakan Suad yang menyanggah dengan kritis boleh jadi karena perannya sebagai aktivis sejak ia di sekolah menengah hingga ia kuliah. Semasa di sekolah dan kuliah Suad adalah seorang aktivis yang mempunyai banyak kegiatan dan kesibukan. Ia juga adalah seorang bintang kelas yang selalu berada di posisi pertama dari teman-temannya baik itu perempuan ataupun laki-laki. Suad sosok perempuan yang mandiri dan tegas sehingga ketika ia menikah ia tidak seperti perempuan kebanyakan pada masa itu di Mesir yang hanya menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja ataupun beraktivitas di luar rumah. Bab III halaman 55-57 Contoh 3: Universitas Sumatera Utara wa qala wa hua la yazalu yabtasimu: innahu maridan la yazalu ba’idan ‘ani al-mawti..wa hatta law kuntu qad talabtu lahu maw’idan kuntu sa`arfaduhu.. Qultu wa ana attahidahu: li`annahu min nahiyati..li`annaki la turidu `an tusa’idani. Qala fi burudin: la..walakin liannahu min da`iratuki al-intikhabiyati wali`anni a’lamu annahu la yahmuki kamaridin walakin yahmuki kanakhibin watarsilinahu `ila karasywatin tuqaddiminaha ilaihi wa ana la aqbala `an akuna rasywatun tawwaza’ainaha ‘ala al-nakhibina..summa inna fi da`iratuki alfu maridin ‘ala al-‘aqili wa law bada`tu bi al-kasyfi ‘ala wahidin fayajibu `an aksyafa ‘ala al-jami’i wa ila haramuki min aswatihim wa saqattu fi al- intikhabati. ...’Dia berkata masih dengan tersenyum “Sesungguhnya orang yang sakit itu masih jauh dari kematian. Bahkan bila kamu sebelumnya telah meminta kesediaanku untuk mengobatinya, aku akan tetap menolaknya...” Aku berkata dan aku bersikukuh, “Apa karena dia adalah pendukungku maka karena itu kamu tidak ingin membantuku?” Dia menjawab dingin, “Tidak. Tetapi karena dia adalah pemilihmu dan kamu peduli padanya semata karena dia adalah pemilihmu, bukan karena dia adalah orang sakit. Tetapi dia menderita seperti seorang pemilih yang diberikan sogokan padanya tetapi aku tidak menerima sogokan itu Maka bila diantara pendukungmu terdapat seribu orang sakit, aku akan memulai mengungkapkan untuk satu orang maka aku wajib untuk mengungkapkan untuk semua kecuali kamu mengharamkan suaramu dari mereka. Bila tidak, mereka akan menarik dukungannya dan mengalihkan suaramu hingga kamu kalah dalam pemilihan.’ Bab VIII hal.181-182 Tindakan yang terdapat pada kutipan di atas adalah tindakan menyanggah yang dilakukan Dokter Kamal pada Suad saat mereka sudah menjadi sepasang suami istri. Suad meminta suaminya untuk mengobati salah seorang pendukung kampanyenya karena suaminya adalah seorang dokter. Namun, Dokter Kamal menolak dengan alasan bahwa Suad merekomendasikan pendukungnya untuk berobat bukan semata-mata karena pendukungnya tersebut adalah orang sakit namun karena orang tersebut adalah pendukungnya. Bab VIII halaman 176 dan 181-182

d. Karakteristik tindakan membujuk yang dilakukan Suad pada Abdul Hamid,