ja`a ahadduhum wa qala li: hunaka amalin fi al-afraju ‘anki law katabat al- tamasa ‘afwan ‘an jarimatuki lira`isi al-daulatin.
Qultu : la argabu fi afraju aw ‘afwa ‘an jarimati, lianna jarimati lam takun jarimatan
...’telah datang seorang dari mereka dan berkata padaku: ada harapan kamu dibebaskan jika kamu mengirim surat permohonan maaf tentang kejahatanmu
kepada presiden. Aku berkata: aku tidak mau dibebaskan dari penjara atau meminta maaf
tentang kejahatanku, karena kejahatanku bukanlah disebut kejahatan ’ Hal 147 bab III
Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa tindakan yang dilakukan Firdaus adalah tindakan yang menunjukkan penolakan. Hal ini dapat dilihat dari kata-kata
yang menyatakan menolak yaitu kata “aku tidak mau dibebaskan”. Firdaus menolak saran atau suruhan yang dikemukakan oleh sipir penjara untuk mengirim surat
permohonan maaf kepada presiden bahwa ia mengaku bersalah atas kejahatannya dan meminta pengampunan. Firdaus adalah seorang pelacur yang didakwa hukuman mati
karena membunuh seorang pria yang mencoba untuk mengancam membunuh dan memerasnya. Firdaus akhirnya dipenjara karena membunuh pria tersebut untuk
mempertahankan harga dirinya. Firdaus menganggap bahwa ia adalah seorang manusia yang mempunyai hak dan penghargaan yang sama terhadap orang lain
sekalipun ia pelacur.
2. Konteks
al-siy āqu al-kalāmu atau Context
Menurut Eriyanto 2001: 8 analisis wacana kritis mempertimbangkan, memproduksi dan menganalisis konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa
dan kondisi. Wacana disini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Eriyanto 2001: 10 Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi wacana. Pertama, Partisipan wacana yaitu latar siapa
yang memproduksi wacana tersebut seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dan banyak hal yang relevan dalam menggambarkan wacana.
Misalnya, seseorang bicara dalam pandangan tertentu karena laki-laki atau karena ia berpendidikan. Kedua, latar sosial tertentu seperti tempat, waktu, posisi pembicara
dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana. Misalnya, pembicaraan di tempat kuliah berbeda dengan di jalan,
pembicaraan di kantor berbeda dengan pembicaraan di kantin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II 1995: 522 konteks adalah
bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna; situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.
Contoh konteks dapat dilihat dalam novel imra`atu
‘inda nuqtati al-sifr ’Perempuan di Titik Nol’’ karya Nawal El- Sadawi.
qalat bagdaba: kulluhum yaquluna zalika. Sa`altuha: wa limaza anta gadibatan ila haza al-hadi?hal ta’taqadina `an
Firdausi bari`atan wa lam ta’taqali? Radat bagdaba asadda: qatalat `am taqtilu, innaha bari`atan, wa la
tastahiqqu al-sinaqu innahum hum allazina yastahiqquna al-sinaqu. Sa`ltuha: man hum?
Nazarat ila fi rubiyatin wa qalat: man anti? Hal “hum” allazina arsaluki ilaiha?..
Universitas Sumatera Utara
...dia berkata dengan marah: itulah yang mereka semua katakan. Aku bertanya padanya: dan mengapa kau marah pada hal tersebut? Apakah
kau berpikir Firdaus tidak bersalah dan tidak membunuhnya?
Dia menjawab dengan kemarahan: pembunuh atau bukan pembunuh, dia tidak bersalah, dan tidak perlu dihukum gantung. Mereka itulah orang-orangnya
yang harus dihukum gantung.
Aku bertanya padanya: mereka siapa? Ia melihatku dalam kecurigaan dan berkata: siapa anda? Apakah “mereka”
yang mengirim anda pada kami? halaman 5 bab I
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa konteks yang terjadi adalah dialog yang dilakukan oleh Dokter Nawal sebagai tokoh utama dengan sipir penjara.
Sebagai seorang dokter, tentu dokter tersebut berdialog dan berbicara dengan santun dan hati-hati demi menjaga wibawanya dan profesionalitas dalam bekerja. Sedangkan
sipir penjara adalah sosok yang biasanya dikenal keras dan sangat berhati-hati dalam menyampaikan informasi pada orang-orang yang tidak berhubungan dengan aktifitas
di penjara. Sehingga pada contoh tersebut dapat dilihat bagaimana Dokter Nawal berbicara dalam konteks seorang dokter yang berwibawa, kritis dan profesional.
Sedangkan sipir penjara berbicara dengan nada yang cukup keras dan menunjukkan sikap antipati pada orang-orang di luar penjara.
3. Historis al-t