Karakteristik tindakan mendebat yang dilakukan Ibu pada Suad dapat dilihat

makani hadi`in..’asyarata ayyamin ‘ala al-`aqal tagyirina fiha kullu barnamijuki al-yaumi hatta na’u qara`atuki fala taqara`i ma yakhasu ‘amaliki bal iqra`i maudu’atu la tartabitu bi’amaliki, wa la tattasili bizumala`iki fi al-‘amali ittasili bi`asdiqa`i la tarbitukibihim mas`uliyatu musytarikatu. Qultu: inni lam asy’ar yauman bihajati `ila ijaratin..lam ata’awadun ‘ala al- ijazati..innaha tusibuni bi al-malali. ...’Kamal berkata dengan serius, “aku tidak bermaksud demikian tetapi aku ingin agar kamu menciptakan suasana santai dari pekerjaanmu. Cobalah beberapa hari berada pada tempat yang tenang. Setidaknya sepuluh hari dimana semua perubahan-perubahan harian anda. Bacalah hanya bacaan yang tidak berhubungan dengan pekerjaanmu. Sementara, selama sepuluh hari itu, tutuplah dirimu dari orang-orang yang mengingatkanmu kepada pekerjaan dan berhubunganlah dengan siapapun yang membuatmu melupakan pekerjaan.” Aku berkata, “Aku tidak terbiasa mengambil cuti. Aku tidak terbiasa meninggalkan pekerjaan, membuatku bosan.” Bab VII hal. 156-157 Tindakan yang terdapat pada contoh kutipan di atas adalah tindakan membantah yang dilakukan oleh Suad pada Doktor Kamal yaitu seorang dokter langganannya. Suad sering memeriksakan kesehatannya pada dokter tersebut karena ia merasa bahwa pencernaannya sering bermasalah dan ia merasa tidak sehat. Tetapi dokter Kamal mengatakan bahwa ia sebenarnya sehat-sehat saja dan tidak menderita sakit apapun. Dokter Kamal malah menyuruhnya untuk mengambil cuti dari pekerjaannya dan beristirahat sejenak dari rutinitasnya yang sangat padat. Karena menurut Dokter Kamal rasa sakit yang dialami Suad disebabkan oleh rutinitasnya yang terlalu padat hingga menyebabkan ia sering merasa penat dan kelelahan. Namun dengan logika seorang wanita karir, Suad menolak anjuran Dokter Kamal karena ia merasa ia tidak membutuhkan cuti. Apabila ia cuti maka pekerjaannya bisa terbengkalai. Bab VII halaman 155-157

b. Karakteristik tindakan mendebat yang dilakukan Ibu pada Suad dapat dilihat

pada kutipan berikut ini: Universitas Sumatera Utara wa qabla `an ufatiha ‘abdu al-hamidi fi al-‘udati ila al-qahiratu qultu li`ummi fatsa’at ‘ainaha wa fagartu faha ka`annaha tuwajiha musibatun wa qalat: ya majnunatu..al-atuhibbinahu? Wa qultu wa ana a’rifu `an ‘aqliti takhtalifu ‘an ‘aqlitiha: tab’an uhibbuhu..walakinna ma al-farqu baina al-hubbi fi al-iskandariyati wa al- hubbi fi al-qahirati? Wa qalat al-ummu al-munzi’ajatu : inna al-qahiratu sata`khuzuki min zaujiki, inni a’rifuki, satansyagilina ‘anhu bi al-jami’ati wa al-muhadarati wa al- kalami al-fadi.. qultu: walakinni sa`a’udu da`iman ilaihi.. …’Sebelum kucoba mengemukakan kepada Abdul Hamid tentang pulang ke Kairo, kusampaikan terlebih dahulu kepada ibuku dan Ibu membelalak dan bibirnya terbuka menunjukkan kesedihan seakan tengah menyaksikan musibah dan Ibu berkata : “ Hei orang gila, apa kamu tidak mencintainya?” Aku berkata dan aku memahami bahwa logikaku selalu berseberangan dengan logika ibuku : “ Jelas aku mencintainya. Tetapi adakah beda mencintainya di Kairo dan di Iskandaria?” Ibuku berkata : “ Kairo akan merampasmu dari suamimu. Sesungguhnya kamu memahami, kamu akan menyibukkan diri dengan kampus, kuliah, ….dan pembicaran-pembicaraan yang sia-sia.” Aku berkata : “Tetapi bukankah aku akan selalu kembali kepadanya?” Bab II hal. 46-47 Tindakan yang dilakukan Suad pada ibunya adalah tindakan mendebat apa yang dikatakan ibunya. Suad ingin mengakhiri bulan madunya yang baru sepuluh hari di Iskandariyah bersama Abdul Hamid dan melanjutkan pekerjaan dan aktifitas seperti biasa. Dan saat ibunya memberinya nasihat dan melarang keinginannya tersebut, maka ia pun menyanggah semua perkataan ibunya yang mengatakan bahwa ia tidak mencintai Abdul Hamid dan ia hanya memikirkan karir politik dan pekerjaannya. Baginya sesibuk apapun dirinya dengan pekerjaan dan karir politiknya, bukan berarti ia tidak mencintai suaminya. Ia tetap akan berbakti dan memperhatikan Universitas Sumatera Utara suaminya. Namun ia merasa, sebagai istri, ia juga berhak untuk bekerja dan beraktifitas. Tidak hanya sekedar menjadi ibu rumah tangga. Bab II halaman 46-47

c. Karakteristik tindakan menyanggah yang dilakukan Suad pada ibunya dapat